Share

TAK TERUSIK

ADNAN

“Saya punya rencana besar untuk masa depan, tapi tak bisa mewujudkan sendiri sebab butuh bantuan. Saya merasa bu Lestari orang yang tepat untuk membantu mewujudkan cita-cita tersebut.”

“Saya? Masa, sih, Pak. Saya kan gak punya apa-apa untuk pengembangan bisnis. Sepertinya bapak salah orang.”

Mendengar itu aku jadi tertawa. Lucu juga dia langsung menyimpulkan sebuah masa depan itu selalu terkait dengan pengembangan harta.

Apa sikapku selama ini tidak sedikitpun disadari sebagai bentuk perhatian pria pada wanita. Jadi baginya hubungan kami tak lebih dari bos dan pegawainya.

“Ini bukan soal bisnis, tak ada kaitannya sama sekali. Ini soal perasaan saya pada bu Lestari. Perasaan ingin dekat sebagai pria pada wanita.”

Lestari sempat terpaku mendengar perkataanku. Ia menatap sekilas, lalu menundukkan kepala. Cukup lama wanita itu bersikap demikian hingga dalam hatiku muncul keresahan. Apakah ia terganggu dengan ungkapan perasaanku? Atau malah senang.

“Saya belum punya rencana men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status