Share

BAB 18 B

WANITA KEDUA 18 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Thifa yang baru tahu diperhatikan oleh tetamggas sekaligus temankerja seketika mendekat. Ada sorot iba yang terpancar dari bola matanya. “Kamu kenapa lihatnya begitu? Apa aku terlihat begitu menyedihkan?” tanyanya di sela kesibukan yang perlahan-lahan menemukan jeda waktu luang.

Yula tersenyum getir, “Bukankah menaruh rasa pada hati yang tidak tepat itu adalah sebuah kesedihan? Kamu itu ibarat merawat bunga layu, tapi pada akhirnya tidak bisa mencium wanginya apalagi menaruh dalam pot dan memilikinya.”

“Cobalah untuk melepaskan, Thifa ... karena mau sekuat apa pun kamu berusaha menggenggam, hatimu justru yang akan terluka lebih dalam,” ujarnya lagi masih belum menyerah membuat Thifa memahami bahwa cinta itu bukan hanya tentang berbalas perasaan, melainkan tentang saling melepas untuk merelakan.

Kali ini ucapan Yula terdengar menusuk tepat sasaran. Ia tahu segala kemungkinan itu bisa saja terjadi. Bahkan, mungkin tidak akan lama lagi. Na
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status