Share

Bab 63

"Tolong, Fir."

"Tapi, Mas, pemasukan kami terbesar hanya dari kebun buah. Itu pun tidak setiap bulan panen," ucap Mas Lian. Aku sudah tidak mampu berkata-kata lagi.

"Ini urusanku dengan Fira, Li. Kamu nggak ada hubungannya," ketus Mas Helmi, membuatku seketika menoleh ke arahnya.

"Jaga omongan Mas Helmi, ya. Seandainya tak ada modal dari Mas Lian, mungkin kebun itu hanya berisi semak belukar. Tapi berkat kerja kerasnya, kebun itu jadi ladang pemasukan kami."

"Maaf, Fir. Mas nggak bermaksud. Mbak Imah, tolong aku, Mbak."

"Kamu tahu sendiri, keuanganku ada di Mas Suryo. Kamu bilang sendiri saja."

"Mas?"

"Maaf, Hel, tapi emang kami pun tak ada. Rental mobil lagi sepi, begitupun dengan usaha sampinganku."

Mas Helmi menghembuskan napas. Wajahnya terlihat bingung sekali. Sebenarnya, aku juga bingung sekarang, tapi bagaimana lagi? Jika terus-menerus dibantu, maka tak akan ada kemajuan dalam hidupnya.

"Fira pikir, kepindahan Mas ke sini, sudah beres urusan di sana. Ternyata, malah ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status