Share

Bab 113 : Berangkat

"Loh, kok, dia ikut?!" Tiba-tiba terdengar suara protes dari si anak gadis manja kami ketika Ardian datang membawa sebuah ransel besar di pundaknya. Pemuda itu menanti gilirannya untuk memasukkan tas itu, karena Pak Parmin masih mengatur posisi tas-tas yang lain di dalam mobil.

Aku memicingkan mata menatap Tasya. Mengapa harus bersikap seperti itu—lagi? Padahal beberapa waktu belakangan sikapnya pada Ardian sudah terlihat lebih baik.

Sadar dengan reaksiku, gadis yang mulai beranjak remaja itu memencongkan bibirnya seraya menghela napas. Ia seakan paham, kalau aku tidak menyukai sikapnya itu. Lalu ia mengalihkan pandangan ke arah lain tanpa berkata apa-apa lagi.

Aku bersyukur Ardian seolah tidak peduli. Mungkin dia sudah terbiasa dari dulu dan pemuda itu pun tidak mau ambil pusing dengan sifat Tasya yang sering menyebalkan kepadanya.

Untung saja Pak Hardi berada agak jauh dari sini. Kalau ia mendengar 'kan, tentu merasa tidak nyaman karena anaknya diperlakukan demikian.

"Ya ... ya. Kam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status