Share

Bab 96 : Bi Eli Boleh Pulang

Aku melirik ke arah Steven yang sibuk menyetir di sana. Ya, kami pergi tidak bersama Pak Hardi karena pria itu izin untuk pemeriksaan rutin sang istri.

Suami buleku itu hanya diam tidak berkata apa-apa sejak dari klinik Dokter Risa tadi. Apa dia juga berpikir sama sepertiku tentang bagaimana menjalani kehamilanku ini? Kembali aku mengarahkan pandangan ke depan dengan tatapan yang kosong.

"Kamu jangan sedih."

Terdengar suara bariton itu yang memecah keheningan di antara kami.

Aku menoleh ke arahnya dan begitu juga ia. Menoleh ke arahku sejenak, lantas kembali melihat ke depan mengendalikan laju kendaraan roda empat ini.

"Aku kangen kamu, Steve," lirihku sembari menundukkan pandangan.

Pria itu meraih sebelah tanganku dan menggenggamnya erat. "Aku nggak ke mana-mana," timpalnya.

"Tapi kamu rasanya makin menjauh ...," ujarku menahan sesak di dalam dada.

Ya, beberapa waktu belakangan, aku merasa ia semakin jauh saja.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status