Jangankan mengetahui suami berselingkuh, baru mengetahui suami menyukai wanita lain saja rasanya sudah sakit. Apalagi jika sampai diceraikan karena suami lebih memilih pelakor? Sofia Storia, seorang wanita cantik, mandiri dan setia. Suatu hari, setelah kepulanganya dari urusan pekerjaan di luar kota, ia mendapati suaminya tengah berselingkuh di dalam kamar apartemennya bersama Clara, seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai ladies karaoke. Ia tak pernah menyangka, jika Alvian, suami yang telah menemaninya selama lima tahun akan tega mengkhianati dan menceraikannya, hanya karena perubahan bentuk tubuhnya yang menjadi gemuk. Ditengah kegalauanya, tanpa sengaja, ia bertemu dengan Reyfaldi, CEO tampan dan kaya raya berkepribadian introvert. Reyfaldi mengajak Sofia menikah untuk tujuan tertentu. Disisi lain, Sofia juga ingin membalaskan rasa sakit hatinya pada Alvian dan Clara. Dengan bantuan Reyfaldi, Sofia berubah menjadi wanita yang langsing dan cantik. Akankah Sofia berhasil membalaskan rasa sakit hatinya pada Alvian dan Clara?
View MoreMasih di dalam sebuah kamar dengan interior layaknya hotel bintang lima. Dengan suara samar yang menyeruak dari televisi. Sepasang suami istri berdebat mengenai masalah Alvian. Sofia merasa kurang setuju dengan keputusan Reyfaldi yang menanggung seluruh biaya pengobatan lelaki yang pernah hidup bersamanya itu. "Kamu sudah cukup membantunya dengan membawa dia kerumah sakit dan membayar perawatannya. Mengapa sekarang kamu malah berniat membantunya dengan membayar biaya operasi yang terbilang cukup mahal?" protesnya. "Aku tidak setuju!" Wanita yang tengah mengandung itu langsung memasang wajah masam. Walau bagaimana pun, rasa benci masih tersisa di hatinya. Mengingat perlakuan mereka padanya, dulu. "Sayang ... , saya pikir kebencian hanya akan membuat kita menjadi orang yang jahat," jelas Reyfaldi mengelus surai hitam yang tergerai dengan lembut. "Tapi ...." "Mari kita belajar memaafkan orang-orang yang telah menyakiti hati kita. Dengan begitu, hidup kita akan terasa damai." Sofia
Masih di dalam ruangan vip rumah sakit, Alfian terlihat meringis menahan sakit. Clara mendekatkan tubuhnya duduk di samping Alfian, mencoba menenangkan pria itu dengan cara mengelus pucuk kepalanya."Mengapa kamu tidak hati-hati, hah?" sentak Ambar memasang raut marah. "Saya tergesa-gesa karena mengejar waktu. Jika tidak sampai pada target harian, saya tidak akan mendapatkan bonus. Jika tidak mendapat bonus, lantas darimana kita bisa membayar angsuran ke Bank?!" cetus Alvian dengan kesal. Ambar mendelikan matanya malas. "Itu kan akibat dari ulahmu sendiri!" Lelaki yang terbaring di atas ranjang itu menghela nafas panjang. "Seharusnya, Ibu tidak perlu membayar uang ganti rugi kepada Reyfaldi. Lebih baik, biarkan saja aku mendekam di dalam penjara!" "Ah ..., sudah ... sudah! Tidak pelu membahas hal yang sudah terjadi!" gerutu Ambar. Tok. Tok. Tok. "Permisi ...." sapa pria berjas putih yang masuk ke dalam ruang VIP diikui oleh perawat cantik yang mengenakan seragam berwarna putih.
Pria yang mengenakan atribut ojek online itu beranjak, kemudian membuka pengaman kepalanya. Ia juga terbelalak melihat sosok pria yang selama ini tak lepas dari hidupnya. "Reyfaldi" pekiknya seraya menahan nyeri pada bagian kaki. Melihat darah yang merembes keluar dari kaki Alvian cukup banyak. Reyfaldi mengesampingkan perasaan bencinya pada lelaki itu. Segera ia menelepon ambulance untuk membawa Alvian ke rumah sakit. "Tidak! Tidak perlu panggil ambulance. Aku masih bisa mengendarai motorku sendiri!" cetus Alvian."Apa kamu akan membiarkan darahmu habis di sepanjang jalan, hah?! Lihat kakimu. Sepertinya kaki kananmu patah!" ucap Reyfaldi setelah ia memperhatikan Alvian yang hanya berdiri bertumpu dengan satu kakinya. Tak lama kemudian, Alvian ambruk di atas aspal. Reyfaldi membantu memapahnya ke pinggiran jalan. Orang-orang disana pun turut membantu dengan meminggirkan motor Alvian yang bagian depannya sudah terlihat hancur. Sofia diam mematung di dalam mobil selama beberapa saa
Dua sosok yang sudah tidak asing lagi, terlihat berjongkok di hadapan makam orang tua Sofia. "Bibi Ella?" Wanita yang penasaran itu berbalik badan, kemudian berjalan cepat kembali menuju makam. Namun, Reyfaldi langsung mencekalnya. Ia khawatir jika Sofia melangkah secara tergesa-gesa, itu akan membahayakan janin yang ada di dalam kandungannya. "Berjalanlah secara perlahan, Sayang. Ingat bayi kita!" Sofia langsung menghentikan langkahnya. Kedua telapak tangan ia simpan di area perut, mengelus-elus dengan lembut. Pria dan wanita yang bersimpuh di depan makam itu menjadi terkesiap setelah melihat Sofia berjalan menghampirinya. Mereka beranjak, kemudian berlari meninggalkan makam. "Tunggu ...!" teriak Sofia. Tak mengindahkan teriakan Sofia, kedua manusia itu berlari tunggang langgang. Mereka takut Sofia akan marah perihal penjualan rumah orang tuanya. "Sudah, Sayang. Tidak perlu dikejar." cegah Reyfaldi menahan tangan Sofia. "T-tapi," "Biarkan saja. Mungkin mereka belum siap untu
Mobil hitam milik Reyfaldi melaju membelah kemacetan kota Jakarta. Tak lepas sedikitpun gelayut manja Sofia dari lengan Reyfaldi. Sehingga, pria itu mengatur laju kendaraannya hanya dengan menggunakan tangan kanannya. Sementara, tangan kirinya ia letakkan di perut Sofia. "Rey ..., aku tak menyangka, ternyata kamu tau dimana alamat rumahku tanpa aku memberitahukannya." "Sudah saya katakan, saya pernah mencarimu kesini. Namun, pada saat itu, saya tidak memiliki keberanian untuk menemuimu."Pasangan suami istri itu turun dari mobil yang sudah terparkir di depan rumah mendiang orang tua Sofia. "Aku benar-benar tak menyangka akan menginjakkan kakiku di tempat ini lagi!" ucapnya terpaku. Reyfaldi menekan bel yang menempel di tembok samping pagar. Seorang wanita yang wajahnya sama dengan yang ada di photo profile apliakasi berkirim pesan itu membuka pintu pagar."Apakah kamu yang tadi pagi berbicara denganku melalui telepon?" tanyanya seraya tersenyum ramah. Pria tampan yang mengenakan k
Wanita yang tengah hamil itu menjadi lebih sensitif dari sebelumnya. Perasaanya menjadi lebih mudah tersakiti dan selalu over thinking. Ditambah dengan rasa trauma dirinya yang pernah dikhianati karena fisik yang gendut, membuatnya sangat takut jika sampai terulang kembali. "Sayang ...," Reyfaldi menatap keheranan. "Mengapa dihentikan sambungan teleponnya? Saya benar-benar tidak mengenalnya. Seharusnya kamu mendengarnya hingga selesai." Sofia merasa tidak siap. Ia takut mendengar sesuatu yang akan menyakitkan hatinya. Sehingga tanpa berpikir panjang, ia menghentikan sambungan teleponnya lalu melemparnya. Tak berselang lama. Ponsel Reyfaldi kembali berdering. Terlihat di dalam layar sebuah panggilan dari nomor yang tidak ada di dalam kontaknya, dengan photo profile wanita sebelumnya. Secepatnya, Reyfaldi meraih ponsel kemudian menjawab panggilannya di hadapan Sofia dengan menekan tombol pengeras suara agar Sofia bisa ikut mendengarnya. "Hallo ...!" "Hallo, apakah benar kamu yang
Ambar merasa tak terima mengetahui Alvian diperlakukan seperti itu oleh Reyfaldi. Ia berniat akan melaporkan Reyfaldi ke kantor polisi. Namun, Clara mencegahnya. "Sudahlah, Bu! Lagi pula, Mas Alvian juga salah. Ia yang lebih dulu memulai dengan mendorong Sofia hingga terjatuh!" ujar Clara. "Ditambah, kita tidak akan menang jika melawan Reyfaldi. Pria itu memiliki banyak uang. Ia bisa melakukan apa saja dengan uangnya!" tambahnya lagi. "Aduh ..., ada-ada saja kamu, Alvian! Bagaimana jika mereka yang akan melaporkan kamu?! Gara-gara kelakuan kamu kemarin saja, Ibu sudah banyak mengeluarkan uang!" Alvian menyandarkan tubuhnya di sofa ruang televisi. Ia benar-benar sangat kesal pada Reyfaldi lantaran sedari dulu ia selalu tidak bisa mengalahkannya dalam hal apapun. Clara membawa Elza masuk ke dalam kamar lalu menidurkannya. Setelah bayi mungil itu tertidur, ia langsung menghampiri Alvian yang masih duduk termenung sembari menahan sakitnya. Istri Alvian itu membuka lemari es, mengambi
"Mas Alvian?" Wanita yang tengah memegang buah stroberi itu tersentak ketika melihat seseorang yang sudah sangat tidak asing lagi berdiri di balik badannya. Sofia memberi jarak, mundur sebanyak beberapa langkah. Sedangkan Reyfaldi berdiri dengan tegap menyembunyikan wajah tampannya di balik topi hitam. "Mas ..., bagaimana kalau kita ganti susunya dengan-," Kata-kata dari wanita yang tengah menggendong bayi itu menggantung di udara, setelah dirinya melihat tiga manusia yang tengah berdiri saling melempar tatapan tajam. Alvian mendengus kasar. "Jadi, dia adalah suamimu?" tunjuknya pada Reyfaldi. "Ya! Dia adalah suamiku. Kenapa memangnya, hah?!" "Kamu yakin hidup bersama si laki-laki aneh ini?" tunjuknya lagi. Mendengar perkataan Alvian, Sofia tiba-tiba emosi. Ia tak terima jika Reyfaldi dikatakan pria aneh. Meski pada awalnya ia pun menilai Reyfaldi merupakan sosok yang aneh. "Bukan dia yang aneh. Tapi kamu yang aneh. Tidak hanya aneh , kamu pun seorang pengkhianat!" ucap Sofia
Wanita yang tengah hamil muda itu tiba-tiba merasa mual mencium aroma parfum milik Reyfaldi. "Tapi, Sayang?" "Sana, pergi!" Sofia mendorong tubuh Reyfaldi. Ia benar-benar merasa mual dan ingin pria itu menjauh darinya. Reyfaldi yang khawatir kemudian berteriak memanggil Mbok Nah. Tak sampai menunggu lama. Pelayan yang sangat setia itu berjalan dengan setengah berlari menghampiri Reyfaldi. "Ada apa, Tuan?!" "Tolong Sofia, Mbok. Tiba-tiba saja ia merasa mual," ucapnya dengan panik. Pria yang hendak pergi bekerja itu berdiri dengan gelisah di balik pintu kamar. Ia sangat khawatir Sofia akan mengalami muntah-muntah hingga tak masuk makanan seperti sebelumnya. Setelah menunggu selama beberapa saat. Pelayan berseragam hitam itu membuka pintu kamar. Reyfaldi yang sedari tadi berdiam diri di sana langsung bertanya pada Mbok Nah. "Sofia kenapa, Mbok?" "Nona Sofia hanya merasa mual karena mencium wangi parfum Anda, Tuan. Anda tidak perlu cemas. Memang pembawaan wanita hamil ada yang s
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.