Share

Maskot

Entah kenapa atmosfer rumah megah terasa berbeda. Nania tak bisa untuk tak berdebar ketika dia melangkah. Ditambah, sepatu yang ia pakai terasa terlalu nyaman dibandingkan sepatu hak tinggi yang harus berkali-kali dia sol ulang.

“Yuk.” Brata tiba-tiba menarik Nania dan membuat wanita itu bergerak kikuk.

“Tuan. Kita mau ke mana?”

“Jangan panggil aku dengan sebutan Tuan.” Brata tampak dingin dan tak suka cara Nania memanggilnya.

“Tapi, Tuan.”

“Nan ....” Brata berbalik dan hampir membuat Nania menabraknya. “Aku suamimu. Aku berhak meminta apa yang setiap suami ingin agar istrinya lakukan.”

“Tapi ... “

“Tidak ada tapi.”

Nania melirik dan merasa tenggorokannya kering seketika. “Haruskah kupanggil Tuan dengan sayang?”

“Ha?”

“Sayangku?”

Entah kenapa wajah Brata terasa panas. Dia ingin tersenyum tapi dia tak ingin kehilangan wibawanya.

“Atau mau kupanggil dengan sebutan lain?”

“Tidak!” Entah kenapa Brata tak mau menyetujui hal itu. “Aku hanya kaget.” Dia masih tak berani menatap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status