Share

Wanita Hina Bernama Nania

Brata tersenyum. Nania ada di depannya tapi dia lebih suka dengan Nania yang terekam ponselnya.

Nania tak cantik, tapi dia sangat manis dan senyum itu adalah senyum yang hampir Brata ragukan pernah ada pada Nania.

“Pak?”

“Sayangku lebih baik dari Pak.”

“Ah, iya maaf.” Nania berbisik, “sayang.”

Brata puas. Lama-lama dia terbiasa dengan panggilan itu dan tak mau Nania mengubah caranya dalam memanggil.

“Kenapa?”

Nania tersenyum sembari menyesap kopinya.

“Aneh saja melihat Ba-Sayangku tersenyum seperti itu. Maksudku, anda sudah senyum berjam-jam sampai kopi anda dingin.”

Brata terkikis. “Yah, aku baru melihat teman wanitaku yang sangat cantik.”

Nania mengangguk. Dia berpikir jika Brata mungkin punya wanita lain dan hidupnya mungkin memang terbiasa ada di dekat wanita, tanpa tahu jika wanita yang Brata maksud adalah Nania sendiri.

“Kamu tidak pesan makanan?” Brata bangkit dan mencari dompetnya. “Aku pesan makanan dulu, ya. Kamu tunggu saja di sini.”

Nania melihat punggung bidan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status