Share

AGAM ELBARRAQ BAG 5

Aku berjalan seorang diri di taman, melihat layang pesan rindu dari Diana yang mampu membuatku tersenyum sendiri. Mengingat kembali aku harus memutuskannya membuat dada semakin sakit.

Langkahku terhenti saat kulihat uy mik duduk seorang diri di halaman mushola pesantren masih menggunakan mukenah.

“Assalamualaikum, Umik,” sapaku.

Umik menjawab salam dan tersenyum, tetapi tatapannya sendu.

“Kenapa Umik malam-malam shalat di mushola, ndak di rumah saja?”

“Tadi Umik cari angin, lupa belum shalat Isya, jadi sekalian mampir,” terangnya

Aku dan Umik berjalan beriringan, malam terasa sunyi, padahal baru pukul sembilan, tidak seperti biasanya. Tak ada pembicaraan antara aku dan umik, aku diam membisu karena pikiran berkelana entah di mana. Sedangkan umik, mungkin ia masih malas berbicara banyak hal karena ucapanku tadi yang menolak perjodohan.

Kami sampai di teras rumah, sebelum masuk umik kembali memanggil. ia mengurungkan langkahnya masuk ke rumah dan mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status