Share

Sakit Hati Sesungguhnya

Setelah kejadian malam itu, aku dan Agam sama sekali tak bertegur sapa. Ia semakin sering mengacuhkanku, kami terlihat baik-baik saja jika berkumpul dengan abah dan umik. Kerana Mbak Hasna sudah tinggal di rumah sendiri, aku membantu abah mengajar di pesantren sementara Agam semakin sering keluar entah apa yang ia urus. Aku tidak bertanya ia pun sepertinya enggan berbagi denganku.

Aku istrinya, tapi di dalam kamar kami seperti orang lain. Agam selalu sibuk dengan ponsel dan buku-bukunya. Sementara aku mencoba mengalihkan dengan kesibukan lain. Hati terasa sesak saat ia menatapku seperti membenci. Aku sudah berusaha meminta maaf dan menjelaskan semuanya, aku tidak mencintai Gus Azam. Aku hanya kagum dengan segala kebaikannya, tetapi sepertinya semua yang kuucapkan tak ada yang ia dengar. Aku ada di sampingnya, tetapi baginya seperti tak ada, ia sibuk dengan dunianya sendiri, sementara aku tak bisa masuk karena ia menutup pintu dan jalur utama rapat-rapat.

Kusiapkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status