Share

Kecurigaan Fania

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Hanan sudah bangun dan duduk di meja makan. Sebulan ia tak merasakan makan yang nyaman. Bu Ratih yang tak mau kalah semangat dari tadi juga sudah bangun membantu Bik Timah di dapur. 

"Arumi dah bangun?" tanya Bu Ratih. Hanan mengangguk. Bu Ratih ke kamar mereka. 

"Sini Arumi. Kamu sarapan dulu, panggil Bapak sama Ibumu sekalian," perintah Bu Ratih. 

Malilah mengangguk langsung menyerahkan Arumi. Bu Ratih menatapnya sedikit aneh. 

"Kamu lagi datang bulan apa?" tanya Bu Ratih tiba-tiba. 

"Ehm, i-iya Bu," sahut Malilah menyadari Bu Ratih memperhatikan rambutnya yang kering.

"Heeem!" ucap Bu Ratih seperti sangsi. Malilah cepat-cepat meninggalkan kamar sebelum Bu Ratih curiga. Ia memanggil kedua orang tuanya terlebih dahulu untuk sarapan bersama. 

"Hanan, Malilah ... Bapak sam Ibu nanti mau liat-liat rumah lama, sebelum kembali ke desa," ucap Pak Cip. 

"Loh, Bapak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status