Share

Ketakutan Malilah

Hanan duduk. Mengusap wajahnya kasar. Kenapa rasanya ia ingin marah pada Fania karena membuatnya menyakiti persaan Malilah. Padahal di sini dialah penghianatnya. Menyadari Hanan duduk, Malilah ikut duduk. Hanan melangkah keluar kamar meninggalkan Malilah. 

"Marahkah dia?" pikir Malilah sambil ikut keluar merasa bersalah. Ia melihat Hanan meraih gelas lalu menyendok gula. Sepertinya ia ingin membuat kopi. 

"Sini. Aku buatkan," ucap Malilah mengambil alih sendoknya namun Hanan menolak. 

"Enggak perlu. Aku menikahimu pun hanya demi Arumi! Jadi kamu enggak perlu sibuk mengurus kebutuhanku. Asal kamu tahu! Aku pun menikahimu hanya demi Mama!" ucap Hanan dengan nada ketus. 

Malilah terdiam, dan kembali ke kamar sambil menangis. Aneh memang. Dulu ia bahkan biasa mendengar Hanan bicara ketus, dan menghinanya saat pertama datang. Tapi ia tak pernah merasa sakit, sesakit mendengar ucapan Hanan barusan. 

Hanan membawa kopinya ke kamar

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status