Share

Jeremy Wayne

Pagi ini lagi-lagi Angeline berjalan cepat untuk menghindari orang-orang yang mendadak menyapanya penuh sopan santun serta senyum ramah. Dia tidak terbiasa menjadi obyek sapaan orang-orang. Hati-hati agar tidak menjatuhkah cangkir berisi teh Inggris, Angeline sedikit menekuk lutut untuk menempelkan kartu akses di plat lift eksklusif. Setelah pintu lift menutup dengan dirinya berada di dalam barulah terasa aman.

"Hei." Cindy berhenti sesaat melihat wajah Angeline yang ditekuk, "Ada apa? Kok pagi-pagi sudah murung? Belum bertemu pacar sih ya?"

"Ih, apaan sih?" Angeline mengangsurkan sebuah kantong kertas pada Cindy dan berucap, "Titipanmu. Dijamin nggak menyesal."

"Thank you! Mmmh ... Wanginya. Aku membayangkan baker-nya lelaki gagah tampan seperti tokoh novel. Benar nggak?" Cindy tersenyum lebar.

Angeline mengernyit membayangkan wajah Anton si pemilik kopitiam, "Hmm ... Nggak jelek sih, tapi juga nggak bisa dibilang tampan. Masih lebih tampan suami sendiri dong?"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status