Share

Bimbang [7]

Amara akhirnya menegakkan tubuh. Sophie buru-buru mengangsurkan sekotak tisu padanya. Gadis itu mengeringkan pipi dan hidungnya yang berair. Rasa pedih karena mengingat jalan hidupnya yang berliku, membuat dada Amara terasa sakit. Hidupnya yang datar-datar saja sejak kecil, tak dinyana mengalami hal pahit nan dramatis saat memasuki usia dua puluhan.

“Sejak itu, aku selalu trauma sama yang namanya rumah sakit. Aroma khas di tempat ini bikin aku mau nggak mau mengingat lagi apa yang terjadi saat itu. Tadi pun aku berkeringat dingin pas masuk lobi rumah sakit. Saat aku keguguran itu, sakitnya ... luar biasa. Aku sempat mengira kalau saat itu bakalan mati.”

Hening. Selama beberapa saat, tak ada yang membuka mulut. Brisha berinisiatif menyodorkan air mineral yang ada di meja dalam kondisi masih bersegel. Amara menerima botol air tersebut dan meminum setengah dari isinya.

“Aku nggak tau kalau kamu sampai mengalami semua itu. Kalau aku jadi kamu, mung

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status