Share

Menjinakkan Badai [3]

Sesaat, Amara merasa ada berpasang-pasang mata sedang melihatnya dengan berbagai ekspresi. Mulai dari yang mencemooh, mengasihani, hingga membenci. Namun sekedip kemudian dia tersadar kalau itu cuma kecurigaannya saja.

“Ini hari pertama, pasti semuanya terasa berat. Langkah pertama selalu yang paling sulit,” kata Amara dalam hati, menguatkan dirinya sendiri.

Setelah mengerjap dua kali dengan cepat, Amara segera menyadari bahwa nyaris tidak ada yang memerhatikannya. Semua orang sibuk mengobrol, menikmati makanan, atau memainkan ponselnya. Sayang, kesadaran itu tak mampu mencegah keringat dingin yang telanjur mengucur di punggungnya.

“Kamu akan baik-baik aja, Mara,” kata Ika, seakan paham apa yang berkecamuk di kepala gadis itu.

Mereka akhirnya berhasil nyaris mencapai meja kosong yang diincar Amara tadi. Gadis itu bergerak dengan cepat setelah melihat segerombolan mahasiswi sedang melewati pintu masuk kantin. Amara tak ingin harus b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status