Share

Biang rusuh C

"Kok bisa kualat? Emang si Rini ngapain kamu, Ti?" tanya seorang tetangga.

"Ya, gara-gara jeblosin aku kepenjara, sekarang si Rini miskin ini, kena batunya," Yu Yati dengan sombong membeberkan kabar tak benar itu.

Mata ibu-ibu tetangga pelanggan bubur Isma menatapku aneh. Lalu setelah mereka selesai membeli bubur, mereka pulang. Tinggal aku, Eis dan Yu Yati saja.

"Isma, mana buburku? Kok belum di bungkus?" bentak Yu Yati pada Isma, persis seperti preman memalak pedagang.

"Bayar dulu utang Yayu, baru Isma mau bungkusin buburnya." Isma ku lihat punya keberanian.

"Nggak nyangka deh, cuma bubur seharga lima ribu aja di hutang," cibirku pada Yu Yati. "Padahal Isma itu jualan untuk menafkahi dirinya yang di telantarkan suami, eh, masih aja dihutang, ya ampun, nggak tau diri emang, ya," imbuhku lagi.

Biarin aja, biar Yu Yati mikir kelakuannya itu salah.

"Heh, jaga mulutmu dasar cacat!" hardik Yu Yati.

"Nggak salah nyuruh aku jaga mulut? Mulut situ aja nggak dijaga kok," balasku sant
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status