Semua Bab Selamat Malam, Tuan Ares: Bab 171 - Bab 180
2667 Bab
Bab 171
Ketika Sean membuka matanya yang kabur, ia melihat Rose yang murni dan cantik. Ia menggoda, "Wanita Cantik, apa kau ingin merasakanku? Kau tahu, dengan tingkat kecantikanmu, kau benar-benar tidak harus melalukan semua ini. Bagaimana aku bisa memuaskanmu kalau aku lemah seperti ini? Kalau kau memberiku penawarnya, aku dapat meyakinkanmu bahwa aku akan memberimu pelayanan yang baik!”Wajah keluarga Bell tampak masam. 'Rose adalah mantan istri Jay. Bagaimana Sean bisa mencoba berhubungan dengannya?’'Apa ia begitu putus asa?'Jay sangat marah. Tidak sekali pun ia mengalihkan pandangannya dari layar lebar. "Ia mencoba trik yang sama dan membius Sean juga?"Rose memandang Sean seolah-olah ia sedang mengagumi harta karun. Setelah beberapa saat, bibir Rose menyeringai. "Aku tahu kau pasti telah melakukan terlalu banyak hal jahat dan seseorang mencoba membalasmu.”Tubuh Sean terasa lemah dan penglihatannya menjadi kabur. Pipinya mulai memerah."Bukankah kau yang membiusku?"Rose t
Baca selengkapnya
Bab 172
"Kalau kau ingin mati secara manusiawi, maka aku dapat membantumu," Rose menggodanya dengan nakal.Sean tidak bisa berkata-kata. "Bisakah kau menyingkirkan pikiran kotor itu? Aku hanya memintamu menuangkan segelas air untukku."Rose tidak bisa berkata-kata.Ia bangkit dan menuangkan segelas air hangat. Ketika ia menyerahkan gelas padanya, Sean menatapnya dengan sangat kesal. "Tanganku terikat. Bisakah kau memberiku makan?"Rose mengulurkan tangan untuk mengangkat dagunya dan menuangkan air ke dalam mulutnya.Sean tersedak begitu keras hingga air mata mengalir dari matanya. Ia meraung, "Apa kau seorang wanita? Kenapa kau begitu kasar?""Kau harus bersyukur aku masih memberimu air. Jangan banyak menuntut!"Rose terus menginterogasinya. "Pikirkan baik-baik. Siapa yang membiusmu? Kenapa ia mencoba menyakitimu? Aku wanita paling terkenal di Kota Pemerintahan, jadi aku yakin ia tidak mengirimku ke sini untuk mencemari reputasimu karena ia ingin mencarikanmu istri yang baik dan b
Baca selengkapnya
Bab 173 
Jay mengutarakan pendapatnya atas masalah tersebut atas nama keluarga Ares. "Aku akan menyelidiki masalah ini, Tuan Bell. Aku berjanji akan memberimu penjelasan."Ia menatap Rose dengan curiga dan menggertakkan giginya. "Aku akan berurusan dengan Rose juga."Tuan Bell berkata, "Tolong, Tuan Ares! Beri ia hukuman kecil seperti peringatan. Aku tidak ingin ada yang terbunuh."Karena ketakutan, Rose berteriak pada keluarga Bell yang hendak pergi, "Tuan Bell, aku bersedia menerima hukuman apa pun darimu. Aku akan berlutut. Aku mohon, tolong jangan serahkan aku pada Jay, raja iblis ini!"Jay menatap Rose dan berkata dengan ngeri, "Ikutlah denganku."Rose memeluk pilar kayu bergaya Eropa di sampingnya dengan kuat seolah-olah ia mencoba menjadi bagian dari pilar itu.Setelah mengambil beberapa langkah, Jay berbalik dan menemukan Rose masih berdiri di tempat yang sama. "Rose?" Suaranya dalam.Rose menatap Jay dengan sedih. "Tuan Ares, ini tidak ada hubungannya denganmu. Kau tidak
Baca selengkapnya
Bab 174
Pikiran Rose kacau. Ia tidak bisa berpikir tenang dan rasional saat berada di depan Tuan Ares. Ia mulai berbicara dengan tidak jelas, "Wajahnya, hidungnya, dan mulutnya lebih besar darimu, Tuan Ares ..." Wajah Jay sebesar telapak tangan, seperti mahakarya yang diukir di langit.Jay tidak dapat menahannya lebih lama lagi. Dia bangkit dari kursi dan memanggil Rose sambil mengaitkan jari-jarinya.Rose terseok-seok dengan linglung. Jay tiba-tiba menutup mulutnya dengan tangan saat tangan satunya meraih selotip di sebelahnya. Ia menutup mulutnya sepenuhnya."Karena kau tidak memiliki kemampuan untuk mengekspresikan diri, kau mungkin harus menggunakan tanganmu!" ia berseru dengan cara yang mendominasi dan kejam.“Mm… Mmm ..." Rose memelototi Jay saat ia mengutuknya dengan tidak jelas, "Jay, kau bajingan ..."Jay kembali ke kursinya, alisnya berkerut rapi. Ia mengeluarkan selembar kertas dan pena dari laci. Ia menyerahkannya pada Rose. "Gambarkan sosoknya."Rose menggelengkan kepalany
Baca selengkapnya
Bab 175 
Jay terpaksa mengalihkan pandangannya ke gambar.Terlepas dari sapuan penanya yang terampil, tidak ada satu pun manfaat dalam sketsa potretnya. Kalau dilihat secara terpisah, fitur wajah orang tersebut adalah maha karya Tuhan, meskipun kalau disatukan, hasilnya bisa dikatakan seperti adegan kecelakaan mobil.Ini tentu saja tidak mencerminkan standar Angeline.Jay menggelengkan kepalanya, menyingkirkan semua pemikiran rumit di benaknya.Tidak masuk akal. Bagaimana wanita yang kasar dan tidak tahu malu seperti Rose bisa menjadi Angeline yang sempurna dan cantik?Bahkan mahasiswa seni profesional pun akan merasakan rasa malu yang dalam saat melihat karya seni Angeline.Melihat kedua gambar Rose, seolah-olah ia mencoba menggambar elang terbang dengan sayap terentang tapi akhirnya ia malah menyerahkan gambar anak ayam yang mematuk nasi.Jay mengira kepalanya pasti terbentur atau menjadi buta atau mungkin ia terlalu merindukan Angeline. Mungkin itu sebabnya ia memiliki ilusi yang aneh
Baca selengkapnya
Bab 176 
Ia telah mencoba yang terbaik untuk bersikap baik kepada Ayah beberapa hari ini, tetapi sepertinya Ayah masih tidak menyukainya.Ketika Jay memasuki rumah menggendong Robbie, Rose sedang duduk gelisah di sofa menunggu anak-anak. Ketika ia melihat Jay menggendong Robbie yang sedang tidur di pelukannya sementara Jenson memegang tangan Zetty yang tampak mengantuk, hati Rose sedikit tenggelam.Jay terkenal karena mendominasi, tetapi melihat bagaimana ia bahkan menunjukkan perlakuan istimewa kepada anak-anak, ia sekarang melihatnya dalam cahaya yang sangat buruk."Mommy." Ketika Zetty melihat ibunya, ia dengan menyedihkan memeluk ibunya.Rose mengusap kepala mungilnya dengan lembut. Ia jelas sangat sedih karena perlakuan Ayah yang tidak adil.Rose menggendong Zetty, meraih tangan Jenson, dan naik ke atas."Rose!"Pandangan Jay yang dalam dan tenang tertuju pada punggung Rose yang kurus, tapi tangguh.Sambil berdiri di puncak tangga, Rose menoleh. Mata musim gugur Rose beriak menyatu
Baca selengkapnya
Bab 177
Jay berhasil memicu gangguan pencernaannya di tengah malam.Perutnya sangat sakit sehingga ia tidak bisa tidur. Ia tidak punya pilihan selain turun untuk mencari obat. Ia akhirnya tersandung di tangga, menyebabkan Rose terbangun dengan kaget ketika ia mendengar suara keras.Rose berjalan keluar dengan mantel menutupi bahunya. Ketika ia melihat Jay duduk di tangga sambil memegangi perutnya, ia langsung tahu bahwa penyakit Jay kambuh.Ia berlari dengan cepat dan mencoba untuk membawa Jay kembali ke kamarnya, tetapi Jay memiliki tinggi enam kaki dan tidak memiliki kekuatan untuk menopang dirinya sendiri saat ini. Rose sama sekali tidak bisa membopongnya.Ia tidak punya pilihan selain lari ke bawah. Setelah menemukan obatnya, ia menuangkan segelas air hangat dan kembali ke sisi Jay dan memberinya obat."Omong kosong apa yang coba kau berikan padaku?" Meskipun Jay sudah sangat kesakitan sehingga hampir tidak bisa bergerak, kemauannya yang luar biasa membantunya untuk tetap berpikiran j
Baca selengkapnya
Bab 178
Kalau dia adalah Angeline, dia tidak akan bisa bangun bahkan ketika alarm berbunyi kalau terjaga hingga larut malam sebelumnya."Aku akan menelepon Mommy." Jenson khawatir Mommy masih berbaring dan Ayah akan memberinya pelajaran. Jenson memutuskan untuk naik dan menelepon Mommy agar Ayah tidak mempersulitnya."Biarkan dia tidur, Jens!"Jenson berbalik dan melihat ayahnya yang penyayang dengan takjub."Ayah, kau tidak terlihat seperti kau membenci Mommy lagi!" Jenson berseru setelah waktu yang sangat lama, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.Jay mengeluarkan bagel yang dibuatnya. Jenson melihat roti bagel dan bertanya, "Ayah, kau benar-benar membuat sarapan?”Jenson mengira Ayah bertingkah agak aneh hari ini.Jay mengerutkan kening. "Banyak yang kau bicarakan hari ini.”Jenson membantah. "Tidak."Menyadari sangat tidak pantas baginya untuk mengatakan hal ini kepada putranya yang autis, ia segera memperbaiki situasinya. "Aku harap kau dapat mempertahankan apa yang kau la
Baca selengkapnya
Bab 179
Jay memperingatkan Jenson dengan menatap tajam padanya. Anak ini hidup darinya tapi malah membantu orang lain diam-diam. Ia telah berjanji untuk tidak ikut campur dalam hubungannya. Kenapa dia membela Robbie untuk melawannya sekarang?Rose memakan bagelnya dengan kepala menunduk, berpura-pura tidak mendengar putranya yang berusaha mendorong Jay untuk mengejarnya.Dia tahu Jay pasti sedang cemberut."Rose ..." Suara samar Jay terdengar seperti mantra yang mempesona.Bagel terjatuh dari tangan Rose. Jay mengerutkan kening. Apa Rose begitu takut padanya?"Dendam apa yang kau miliki terhadap Stephanie Stevens?" Jay masih bisa menahan kesabarannya.Rose meletakkan peralatan makannya dan memprotes dengan berbisik. "Tuan Ares, aku mungkin bukan uang 100 dolar yang disukai semua orang, tapi aku tidak punya alasan untuk menyinggung perasaan orang lain, bukan? Siapa itu Stephanie Stevens? Bagaimana aku bisa menyinggung perasaannya kalau aku bahkan tidak tahu siapa dirinya?"Jay mengangkat
Baca selengkapnya
Bab 180
Saat bergegas ke Asia Besar, Grayson terlihat memegang map tebal sambil menunggu Jay di kantor presiden."Tunjukkan padaku," Jay memerintahkan dengan penuh semangat begitu ia duduk.Grayson melangkah maju dan membuka semua isi folder itu.Ada setumpuk foto.Beberapa surat.Beberapa gambar.Beberapa kaset!Ketika Jay melihat lukisan Rose berwarna bumi yang kreatif, pupil matanya yang jernih dan berkilau tiba-tiba berubah menjadi merah.Ini lukisan Angeline. Angeline menyukainya dan akan selalu mengiriminya mawar. Ia tahu bunga mawar selalu layu dan karena itu mulai melukis mawar untuknya. Nada bumi adalah nada favoritnya, sehingga ia mengganti warna mawar merah menjadi warna bumi."Aku memintamu untuk melakukan pemeriksaan latar belakang Rose, kan? Apa ini?" Jay bertanya dengan suara serak.Grayson menjelaskan. "Benda-benda ini milik mendiang Nona Severe."Jay berkata dengan sedih, "Aku tahu itu. Aku bertanya padamu kenapa mereka ada di sini?"Grayson menjawab, "Jangan cemas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
267
DMCA.com Protection Status