All Chapters of Di Abaikan Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30
34 Chapters
Di abaikan
Anes  bangun pagi hari, turun ke dapur.“Apa dia pulang tadi malam?” tanya nya.Di lihat rumah yang begitu sepi, tanpa suara.“Seperti nya dia tidak pulang.” Ucap nya lagi.Ceklek…Aneska terkejut ada yang membuka pintu. Di lihat nya siapa yang masuk. Dan ternyata suami nya dengan pakaian dan wajah yang lesu.Shakeel melihat dengan tatapan tidak suka.Tanpa berkata, dia pergi mengabaikan Anes yang masih melihat nya.“Shakeel, apa kau mau….“Berisik…” teriak Shakeel sambil berjalan ke kamar nya.“Hhhmm…” gadis itu menghela nafas nya.Anes ke dapur, membuat makanan nya sendiri.Tidak ada kegiatan yang akan di lakukan. Masih ingin istirahat sesaat.Bahan-bahan di dapur sudah terisi. Sebelum nya dia membeli dan membuat stokkan.Shakeel sudah turun lagi dengan pakaian rapi. Masih memakai d
Read more
Cumbuan Panas Di Kantor
Akhir nya Daviand memakai produk dari Sakhel, dan mereka sangat bahagia. Sementara itu Reno dan Lian saling bertatapan, karena tidak suka dengan pilihan atasan nya. Memang mereka pernah mendengar kabar kalau bos mereka adalah seorang pria yang menyukai sejenis nya. Dan Daviand adalah pasangan yang sudah lama menjalian hubungan dengan Shakel.Cekrek…cekrek…cekrek..Beberapa kali Daviand di potret dengan berbagai pose dan pakaian. Shakel hanya menunggu dan memperhatikan aktifitas kegiatan itu. *******“Bagaimana sayang? Apa foto ku cantik?” Tanya Daviand dengan manja memeluk Shakel.“Tentu saja, kau lihat sendiri kan. Kau sangat cantik.” Puji nya.“Tapi itu kan hanya karena pakaian dan makeup ini. Bukan karena wajah ku yang natural.” Daviand memonyongkan bibir nya.“Siapa yang bilang sayang? Tanpa pakaian dan makeup ini pun kau sudah sangat cantik loh
Read more
Cumbuan Panas Di Kantor 2
Daviand yang juga menyukai itu, merapatkan kedua kaki nya, bersiap-siap untuk menerima langkah selanjut nya dari Shakeel yang sudah mempersiapkan ‘senjata’ kenikmatan nya itu.Daviand yang sudah membungkukkan tubuh nya membelakangi Shakeel, dengan napas nya yang tersengal dan kelelahan. Di belakang nya Shakeel masih berdiri tegak, tangan kiri nya memegang bahu Daviand agar tetap pada posisi nya, sedangkan tangan kanan memegang senjata nya untuk di selipkan diantara selangka**an pasangan nya itu.Jleb…“Aaaakkhhh…aaahhh…” desahan dari Daviand yang sudah merasakan ‘benda’ itu diantara kedua kaki nya.Menarik, memasukkan, menarik dan memasukkan nya lagi, begitu berulang-ulang di lakukan Shakeel. Erangan dan napas mereka saling menyahut. Sesekali Shakeel menarik rambut kekasih terlarang nya itu, tapi tidak dirasa sakit oleh Daviand, karena dia juga menikmati.“Ceeeappatt&he
Read more
Mengantarkan Aneska Pulang
Shakeel melihat jelas kedekatan dan keakraban antara isteri dan seorang pria yang tidak di kenalnya. Tawa canda mereka mengganggu telinga Shakeel yang kesal.Tap…Tanpa sadar Aarav menyelipkan anak rambut Aneska di belakang telinga wanita itu, Aneska terkejut dengan pergerakan mendadak yang di lakukan Aarav.“Maafkan aku, rambutmu menutupi wajahmu, jadi tanpa sadar aku merapikannya. Jangan salah paham ya.” ucap Aarav yang merasa khawatir kalau Anes marah dengan ulahnya.“Oh, tidak apa-apa kok, aku memang sedikit terkejut.” Sahut Anes tersenyum dan kembali biasa saja.Sementara itu, suami Aneska mengepalkan tangan melihat aksi Aarrav, dia sangat tidak suka dengan pria itu.“Oh, jadi yang di lihat Shakeel adalah mereka berdua. Tapi, apakah wanita atau pria itu yang mengganggu pikirannya?” tanya Daviand dalam hati.“Tidak mungkin pada wanita itu kan? Shakeel k
Read more
Menggendong Ke Tempat Tidur
Menggendong Ke Tempat TidurShakeel menggendong Daviand, kedua kaki Daviand juga sudah menjepit pinggang Shakeel. Mereka masih berciuman sebelum sampai di tempat tidurnya. Suara ciuman dan desahan masih terdengar jelas, yang keluar dari bibir mereka.Tap…Daviand sudah dibaringkan, tubuh Shakeel berada di atasnya. Sambil mereka berciuman, Daviand melepaskan kemeja yang masih dipakai Shakeel, sedangkan bajunya sudah dilepaskan.Setelah kemeja sudah lepas, lalu dilanjutkan untuk membuka celana Shakeel yang setengah terbuka. Dan akhirnya mereka berdua sudah sama-sama tidak memakai pakaian sehelai benang pun.Mereka bercumbu yang diawali dengan ciuman di seluruh tubuh hingga meninggalkan bekas tanda merah. “Aahh… Ahh.. ssshh…. Ahhh…”“Hhmm… nnggg… aahhh…”“Sayang… Sayang… mas….masukan sekarang… aku.. aku
Read more
Pulang Kerumah
 Shakeel sudah meninggalkan Daviand yang masih ingin bermalasan di dalam kamar hotel. Shakeel yang keluar dengan alasan ingin pergi ke kantor, hanyalah bohong, sebenarnya dia ingin pulang kerumah untuk menemui isterinya, Aneska. Wajahnya sudah sangat kesal dan marah karena melihat wanita itu pergi dengan pria lain.“Selamat pagi tuan.” Sapa supirnya yang sudah menunggu di parkiran mobil.“Antar aku kerumah sekarang!” perintah Shakeel tanpa membalas sapaan dari pekerjanya.“Baik tuan.” Dengan cepat si pak supir segera masuk ke kursi kemudi setelah membuka dan menutup pintu mobil untuk atasannya.Mobilpun segera melaju menuju tempat yang diinginkan.Didalam mobil, Shakeel terlihat tidak sabar lagi untuk melampiaskan amarahnya. Kedua tangannya sudah dikepalkan. Si supir dapat merasakan suasana mencekam.“Tambahkan kecepatannya! Aku ingin segera sampai di sana!” teriak Shakeel dari bel
Read more
Adnan Bertemu Dengan Aneska
Anes yang hobi memasak itu melihat stock di dalam lemari es yang sudah mulai habis.“Hmm… sepertinya aku harus keluar untuk belanja deh.” Ucapnya memegang dagu dan pintu kulkasnya.Dia berjongkok dan memeriksa apa saja yang harus di beli dan tidak.Beberapa menit kemudian dia berdiri, karena sudah tahu apa yang akan dibelinya.“Baiklah, aku mandi dulu, lalu pergi keluar.” Ucapnya menutup pintu kulkas dan pergi kekamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Rumah besar itu sangat sepi dan tenang. Apalagi kalau malam hari, karena Shakeel, si pemilik rumah jarang pulang, lebih sering tidur di luar, bersama dengan pasangan sejenisnya.30 menit kemudian, Anes keluar dari kamar, sudah lengkap dengan pakaian dan semua yang di perlukannya.Anes yang hanya memakai celana sebatas lutut, dengan kaos tanpa lengan berwarna putih, tas sandang berwarna hitam, dan sepatu sneakers hitamnya. Dibiarkan rambut panjangnya terurai
Read more
Tidur Bersama
Pukul delapan malam, Shakeel baru saja keluar dari kantor perusahaannya. Wajah dan penampilannya berantakan karena kelelahan bekerja. Hanya ada dirinya seorang dalam gedung itu, karena yang lainnya sudah pulang. Seharian juga tidak ada panggilan dari Daviand, dan dia juga tidak berniat untuk menghubunginya, karena sudah sangat lelah dan ingin segera beristirahat. Di ruang sedikit gelap, karena beberapa lampu yang di padamkan, dengan suara langkah kakinya juga menuju lift untuk turun dan menemui supirnya yang juga menunggu di parkiran mobil. Ting… Dan dia sudah turun dari lift, sekarang dia terus berjalan sampai didepan mobil.“Selamat malam tuan.” Sapa Hery, sang supir.Shakeel diam mengabaikannya. Dia langsung masuk setelah pintunya dibuka, lalu Hery pun masuk di kursi kemudi, mobilpun bergerak meninggalkan gedung tinggi itu.
Read more
Sarapan Bersama
SARAPAN BERSAMAAneska masih sibuk didapur menyiapkan sarapan. Dia tidak pernah dan tidak bisa kalau telat makan pagi atau sarapan, pasti perutnya akan terus berbunyi dan pandangannya juga akan kabur. Bau harum dari bumbu yang sedang di goreng Anes tercium sampai kamar, saat itu Shakeel sudah bangun dan baru saja selesai mandi.“Baunya enak banget, siapa yang masak?” tanyanya sendiri sambil terus menikmati bau masakan itu. Kkruuyuukkk…. Kkkruuyuuukk… Shakeel memegang perutnya yang berbunyi karena sudah lapar. “Hm.. ternyata aku sudah lapar ya, tapi biasanya aku sudah terbiasa melewatkan sarapan.”Dia cepat-cepat memakai pakaian biasanya, karena hampir setiap Sabtu dan Minggu dia libur kerja. Setiap dia libur, dia akan menghabiskan waktu dengan Daviand didalam kamar seharian, lalu makan dan tidur lagi. Tapi Sabtu ini, terasa b
Read more
Pergi Bersama
Karena Shakeel yang meminta untuk ikut bersama Aneska, dan dia juga tidak bisa menolak karena melihat kesungguhan Shakeel. Mereka berdua sekarang dalam perjalanan menuju pantiasuhan, saat ini mereka sedang dalam mobil, Anes duduk disamping Shakeel, di depan. Tidak ada pembicaraan diantara mereka, sama-sama diam dan canggung. “Shakeel, nanti kita mampir ke minimarket ya, aku ingin membeli beberapa cemilan untuk anak-anak.” Pinta Anes. “Oh, iya.” Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi, mereka kembali diam lagi. Hingga mereka tiba disalah satu minimarket dan berhenti. Aneska turun, dan Shakeel juga ikut setelah menutup kembali pintu mobilnya. Mereka bersama masuk, dan langsung menuju rak yang berisi makanan-makanan jajanan. Anes memilih-milih, dan Shakeel masih mengikutinya sambil memperhatikan Anes. Sesekali dia mempertimbangkan mana yang akan dibeli, membanding-bandingkan jenis jajanan yang baik. Tanpa di
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status