All Chapters of Nikah Kontrak: Chapter 141 - Chapter 150
203 Chapters
Angela Melahirkan
Angela berjalan mondar-mandir menahan sakit di perutnya. Hari ini Verrel berangkat kerja setelah kemarin libur untuk menyempatkan waktu buat Angela. "Nyonya, kenapa tidak duduk saja atau berbaring?" tanya pelayan."Inginnya sih begitu, tapi punggungku rasanya sakit sekali. Kalau duduk juga sakit apalagi berbaring juga makin sakit. Aku tidak tahu entah kenapa bisa begini," keluh Angela."Oh, Tuhan, barangkali nyonya akan melahirkan," tebak salah seorang pelayan lainnya."Benarkah? Apa ini gejala oramg yang mau melahirkan, tapi di buku catatan itu harusnya masih seminggu lagi," kata Angela."Memang terkadang begitu, ada yang kelahirannya maju ada yang mundur," ucap pelayan."Aaargh!" pekik Angela. Seluruh pelayan langsung panik."Cepat panggil sopir dan telepon Tuan Verrel sekarang!" perintah kepala pelayan.Mereka langsung panik bertubrukan satu sama lainnya ada yang mencari telepon rumah ada juga yang keluar memberitahuka
Read more
Dua Bayi Kembar
Kehadiran dua malaikat kecil di tengah-tengah Verrel dan Angela melengkapi kebahagiaan mereka. Angela sudah sadar dari tidurnya, seorang perawat membawa kedua bayi mereka untuk mendapatkan ASI eksklusif.Verrel melihat Angela dengan tatapan kasihan. Pasalnya Angela belum sembuh benar dari sesarnya tapi sudah menyusui kedua bayi mungilnya."Apa kau tidak kesakitan sayang?" tanya Verrel."Sedikit, tapi aku bahagia. Bayi-bayi mungil ini akhirnya terlahir ke dunia," ucap Angela. Perawat membantu meletakkan bayi satunya setelah kenyang minum ASI. Lalu berganti bayi satunya. Angela mencium dahi bayi mungilnya dengan lembut. Verrel hanya bisa duduk di kursi depan brangkar sambil menatap haru kedua ibu dan bayi itu."Apa kau sudah menyiapkan nama untuk kedua bayi kita, sayang?" tanya Angela sambil menyusui."Sudah, tapi jika kau tidak suka kau bisa menggantinya," ucap Verrel."Katakanlah, aku penasaran sekali," kata Angela tak sabar.
Read more
Pertanyaan Konyol
"Kau ini, memang benar-benar orang yang menyebalkan!" Donita berjalan ke arah pintu apartemennya. Ia membuka lebar-lebar pintunya lalu mempersilahkan Alex agar segera keluar dari apartemennya."Keluar sekarang! Atau aku panggil keamanan agar menyeretmu dengan paksa," ancam Donita.Alex hanya tersenyum geli mendengar ancaman Donita. Ia berjalan menuju ke arah pintu menghampiri Donita. Tapi bukannya keluar, Alex malahan langsung menarik pinggang Donita agar mendekat padanya.Donita mendorong tubuh Alex, ia tahu apa yang di inginkan laki-laki itu terhadapnya. Alex selalu saja meminta jatahnya meskipun Donita bersikeras menolak."Ayolah sayang, kita bisa membuat anak yang lucu nantinya," bujuk Alex."Kau memang brengsek!" pukul Donita. Alex tidak mendengarkan perkataan Donita ia tetap membuka kancing baju Donita satu persatu. Donita seakan seperti mau di perkosa Alex. "Ya, aku memang brengsek. Tapi, aku hanya tergila-gila padamu," kata Ale
Read more
Ending Season 1
Verrel meraba tempat tidurnya, ia tidak mendapati Angela di sampingnya. Sudah sebulan berlalu, Angela di sibukkan dengan bayi-bayi kembarnya. Suara riuh tangis bayi meramaikan rumah Verrel. Lelaki itu beri turun dari ranjangnya mencari keberadaan Angela. Tempat pertama yang di tujunya adalah kamar bayi. Dan benar dugaannya, Angela tengah menyusui Saga, sementara Viona masih tertidur di box bayi. Verrel berjalan perlahan agar tidak mengagetkan Angela. Wanita itu mengecup dahi Saga penuh kasih sayang. Tiba-tiba dari belakang Angela merasakan ada yang merangkul pinggangnya. Suapa lagi kalau bukan Verrel."Kau sudah bangun sayang?" tanya Angela."Tentu saja sudah bangun, malaikatku tidak ada di sampingku," jawab Verrel memberikan morning kiss pada Angela."Kau tampak lebih seksi jika menyusui Saga. Apa aku bisa mengantri setelahnya," goda Verrel."Tidak boleh, bagaimana jika Viona bangun," tolak Angela secara halus sembari mengusap rambut Saga. T
Read more
Seperti Anjing Dan Kucing
"Cepat buka pintunya!" Saga menggedor pintu kamar mandi Viona.Viona yang memakai bathrobe dengan rambutnya yang di balut handuk keluar dari kamar mandi dengan wajah manyun."Ada apa sih, perasaan di rumah ini kamar mandi ada banyak. Kenapa gangguin aku sih," cerocos Viona sambil mengambil hair drayer untuk mengeringkan rambutnya."Masalahnya ada berita penting yang harus aku sampaikan," kata Saga tak sabar."Apaan sih?" tanya Viona."Kamu masih inget tidak, cowok yang pernah naksir kamu terus kamu tolak di depan teman-teman sekelasmu dulu," kata Saga."Iya, terus kenapa?" Viona masih sibuk mengeringkan rambutnya. "Dia kembali ke Indonesia, dan sekarang kamu pasti tidak akan mengenalinya. Dia sekarang tampan tidak cupu kayak dulu," terang Saga."Ya, biarkan saja. Kalau dulu aku tidak tertarik, sekarang juga tidak. Pokoknya tidak ada bedanya. Mau dia berubah jadi katak, jadi pangeran, pokoknya aku tidak tertarik. Titik tid
Read more
Hari Sial Bagi Viona
Verrel dan Angela sedang pergi berlibur. Saga menginap di rumah temannya sedangkan Viona tinggal sendirian di rumah bersama para pelayan. "Mama sama papa enak- enakan pergi berlibur, sedangkan aku di tinggal sendiri di rumah," gerutu Viona melempar bantalnya ke lantai.Tiba-tiba ia bangkit dari acara rebahannya dan terbersit ide di kepala kecilnya. "Hemm, ini tidak bisa di biarkan, kalau mereka bisa pergi bersenang-senang, aku juga bisa melakukan hal yang sama," kata Viona berbicara pada dirinya sendiri.Viona beringsut turun dari ranjang kemalasannya. Ia membuka pintu lemarinya. Jarinya naik-turun mencari pakaian yang pas untuk dirinya. Akhirnya ia menjatuhkan pilihannya pada kaos casual dan rok pendek berwarna pink muda. Tapi kemudian dia tiba-tiba ragu, akan kemana dirinya pergi dengan pakaian itu. Pacar tidak punya, bahkan selalu patah hati sebelum menyatakan perasaannya. Dulu, ia pernah naksir dengan kakak kelasnya.  Eh, malahan yang
Read more
Di Apartemen Devan
"Apa kau akan masuk butik dalam keadaan wajah kotor seperti itu?" tanya Devan mulai membuka suara."Lalu aku harus bagaimana? Pulang ke rumahku dulu, pasti para pelayanku akan banyak bertanya padaku," jawab Viona sambil menyetir."Ke apartemenku. Maksudku, kau bisa membersihkan dirimu di sana. Nanti akan ku suruh pegawaiku membelikanmu baju," ucap Devan.Viona menatap curiga pada Devan, laki-laki itu baru saja di kenalnya. Bisa saja laki-laki itu menjebaknya dan melakukan sesuatu padanya. Viona terus saja membatin yang tidak-tidak. Dan sepertinya Devan cukup peka dengan pemikiran Viona."Baiklah jika kau tidak mau. Di sana ada pelayan yang akan mengurusi keperluanmu. Tapi, kalau tidak mau kita langsung ke butik sekarang," ucap Devan."Aku mau," kata Viona cepat."Apa?" tanya Devan karena suara Viona terlalu lirih."Aku mau ke apartemenmu, tapi jangan macam-macam," peringat Viona."Hei, aku juga tidak mungkin berselera denganmu!
Read more
Hasrat Devan
Devan masih saja berdiri mematung mendengarkan percakapan Viona. Entah sejak ia menjadi orang yang sok ingin tahu. Devan melihat Viona tampak berbicara akrab dengan lawan bicaranya. Kaki jenjang Viona berayun-ayun naik turun membuat junior Devan bergerak tidak beraturan.'Lama-lama jika di sini terus menerus aku takut tidak bisa menahannya,' batin Devan. Ia lalu memutuskan keluar dari kamar Viona yanpa sepengetahuan gadis itu.Devan kembali ke kamarnya sendiri, ia segera melonggarkan celananya. Tak tahan ia membiarkan juniornya berdesakan di dalam. Devan merasa dirinya cukup tersiksa melihat kemolekan tubuh Viona. Ingin rasanya ia melahap tubuh wanita itu. Tapi, semuanya hanya sekedar angan-angannya saja. Setelah selesai berpakaian Viona mencari keberadaan Devan. Ia mengetuk pintu kamar lelaki itu. Viona tampak terkejut melihat Devan hanya bertelanjang dada dan memakai boxer ketat."Kau ... kenapa tidak pakai baju?" Viona langsung membalikkan tubuhnya
Read more
Tawaran Menggiurkan
Sepulang dari apartemen Devan ia seperti orang bengong. Meraba sendiri bibirnya, baru kali ini ia merasakan ciuman selembut itu. Viona benci pada dirinya sendiri kenapa tidak bisa menolak ciuman Devan. Pria tampan itu seperti magnet baginya.Viona tahu jika Devan sudah memiliki kekasih, jadi ia mengatai pria itu brengsek karena mencium wanita lain yang bukan pacarnya.Di perjalanan pulang Saga melihat perempuan yang di selamatkannya tadi sedang berjalan di trotoar sendirian. Tubuh ramping semampai bak peragawati itu menggugah hati Saga untuk menepikan mobilnya. Ia lalu keluar dari mobil dan melangkah mendekati wanita itu."Hei, tunggu!" Wanita itu menghentikan langkahnya membalikkan tubuhnya melihat Saga. Pria tinggi proporsional itu berjalan mendekat. "Kenapa jalan kaki?" tanya Saga."Taksinya tidak ada yang lewat," kata perempuan itu."Oh, ayo ku antar," tawar Saga.Wanita itu sedikit ragu menatap Saga, bagaimana tidak ia baru
Read more
Tak Sengaja Bertemu
Saga merasa dirinya sangat bodoh, kenapa bisa begitu mudah terjerat rayuan Chika, gadis yang baru saja di kenalnya. Sambil menyetir mobilnya ia menguyel rambutnya. Tubuh Chika memang sangat menggoda. Siapa pun pasti bisa dengan mudah jatuh di pelukannya jika Chika merayunya seperti itu. Padahal awalnya ia terburu-buru pulang untuk menemui saudara kembarnya. Tapi, kenapa malahan mengantarkan Chika ke apartemennya. Untung saja belum terlalu jauh, kalau tidak jika Chika hamil dia akan menikmati menikah muda.Sesampainya di rumah, Saga langsung mencari Viona. Ia menaiki anak tangga menuju kamar Viona yang bersebelahan dengan kamarnya. Tok ... tok ... tokTak ada sahutan dari dalam, akhirnya Saga memberanikan diri untuk membuka pintunya. Dan seperti dugaannya pintunya tidak di kunci. Saga melihat Viona duduk termenung di kursi sambil melihat pantulan wajahnya sendiri di cermin."Woi, apa sekarang kau sudah mulai tuli!" seru Saga pada Viona.&
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
21
DMCA.com Protection Status