All Chapters of Cinta yang Terenggut: Chapter 71 - Chapter 80
98 Chapters
Menerima dengan Pasrah
Rosa yang hatinya terkoyak menyaksikan keadaan gadis yang telah dianggapnya seperti anak sendiri itu berkata lirih, "Sudahlah, Nak. Mari kita hadapi persoalan ini sama-sama, ya. Mulai sekarang bersikaplah jujur pada Tante. Jangan ada yang ditutup-tutupi lagi. Belajarlah mengambil hikmah dari kejadian ini."   Karin mengangguk. Dia merasa sedikit terhibur dengan dukungan tantenya. Theresia yang menyaksikan adegan melodrama di depannya merasa muak. Dia mencibir penuh kebencian.    "Bagaimana, Karin?!" tanyanya dengan nada tinggi. Matanya berapi-api menatap rivalnya yang terpuruk, seolah-olah hendak menunjukkan kekuasaannya yang tak terbatas. Ujung cutter kembali ditempelkan pada pergelangan
Read more
Mina dan Eric
Mina mendelik sewot pada pemuda yang usianya sepuluh tahun lebih muda darinya itu. "Eh, bukannya merahasiakan, ya. Cuma kita berdua kan lagi masa penjajakan. Selama proses itu segala sesuatu mengenai diri masing-masing dibuka pelan-pelan. Kalau cocok, ya lanjut...." "Kalau nggak cocok?" timpal Eric sembari mengedipkan sebelah matanya.  "Ya, sayonara-lah. Kayak kamu sama Karin, kan?" Karin nyengir menyaksikan pertengkaran kedua tamunya. Dia merasa sedikit terhibur. Namanya jodoh, takkan lari kemana, cetusnya dalam hati. Siapa yang menduga Mbak Mina akan menjalin hubungan dengan mantan pa
Read more
Rasa Heran Jonathan
Karin mendesah. Dia tak berani menatap mata sang kekasih. "Yah, mumpung masih kuat kerja, pelan-pelan mau kualihkan tugas-tugasku sama Maya, Mas. Jadi kalau nanti aku nggak enak badan lagi, dia bisa menangani pekerjaan administrasi tanpa harus bergantung terus padaku," jawabnya hati-hati agar tidak menimbulkan kecurigaan  laki-laki itu. Jonathan tertawa geli. "Memangnya kamu mau ke mana? Kalau Maya butuh bantuan saat kamu nggak masuk kerja, dia kan bisa nelepon kamu. Oya, gimana kabarnya baby kita?" tanyanya sembari berjongkok dan mendekatkan telinganya pada perut Karin. Gadis itu merasa terenyuh. Bagaimana mungkin dia sanggup meninggalkan pria sebaik ini? Jangan terlalu menyayangiku, Mas Jon
Read more
Makan Siang Bersama Istri
"Eh, halo, There," sahut Jonathan ramah. "Sama siapa?" "Sendirian aja, Mas. Lagi pengen jalan-jalan. Suntuk terus-terusan di rumah. Kamu kelihatan capek banget. Sibuk terus dari tadi, ya?" tanya Theresia sembari mengulas senyuman manis. Penampilannya sangat eyecatching. Wajahnya dipoles make-up natural sehingga tampak segar. Ia mengenakan gaun hijau muda terusan lengan pendek yang panjangnya selutut. Gaun itu tidak ketat, namun pas menempel di badannya yang ramping. Sekilas dia tidak kelihatan seperti wanita berumur tiga puluh empat tahun, namun seorang gadis yang mencapai puncak kecantikannya di akhir usia dua puluhan.&nbs
Read more
Bertemu Eric di Rumah Karin
Dengan sorot mata penuh penyesalan, wanita itu berkata, "Aku mau minta maaf atas perangaiku yang tidak menyenangkan selama kita tinggal satu atap, Mas. Hal itu seringkali terjadi di luar kemauanku. Depresi yang kualami akibat tak mampu memberimu keturunan benar-benar membuatku terpuruk." Selanjutnya wanita itu menghela napas panjang. Ditatapnya sang suami dengan sorot mata bersahabat. Lalu ia melanjutkan ucapannya, "Aku senang kau akhirnya menemukan wanita  yang mampu memberimu apa yang tak sanggup kuberikan. Tuhan tidak tidur. Ia memberikan apa yang patut diperoleh umatNya yang baik hati. Aku sudah menghubungi pengacaraku agar mempercepat proses perceraian kita." "Terima kasih banyak, Theresia," sahu
Read more
Terpaksa Berbohong
Karin sudah mempersiapkan jawabannya. "Itu karena aku ternyata masih mencintainya, Mas. Akhirnya kusadari bahwa dirimu cuma sekadar pelampiasan saja bagiku. Untuk melupakan Eric yang telah begitu menyakitiku. Maafkan aku...." "Aku tak percaya! Kesucianmu bahkan kau serahkan padaku. Bagaimana mungkin kau menganggapku cuma sebagai pelampiasan saja?!" Gadis itu mulai tersudut. Namun dia berusaha tetap tenang. "Justru karena aku tak bisa melupakan Eric, maka kurelakan kehormatanku," katanya menjelaskan. "Supaya aku tak lagi merindukannya. Tapi ternyata waktu bertemu dia kembali, aku menyadari bahwa semua yang kulakukan untuk melupakannya sia-sia belaka. Aku...aku masih mencintainya...."
Read more
Datang ke Apartemen
Setelah malam Jonathan dipatahkan hatinya oleh Karin, Theresia menelepon suaminya itu esok pagnyai. Terdengar nada sambung berkali-kali, tapi tak ada yang mengangkat telepon.  "Sabar, There," ucap wanita itu menenangkan diri sendiri. "Pukul sebelas siang nanti teleponlah Mas Jon lagi. Cari alasan untuk mengajaknya keluar makan siang." Lalu istri Jonathan itu duduk bersila dan mengambil sikap meditasi. Sekarang dia telah dapat menikmati keheningan dan energi yang tercipta saat khusyuk melakukan terapi yang berkontribusi besar terhadap ketenangan batinnya itu. Setelah selesai menyelesaikan aktivitas rutinnya setiap pagi tersebut, Theresia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Kemudian dia berdandan alakadarnya untuk  menikmati sarapan di meja makan.  "Terima kasih, Bi Sum," ucapnya pada sang asisten rumah tangga ketika perempuan itu menyajikan segelas susu hangat favoritnya.
Read more
Bersahabat Sebelum Bercerai
  Diajaknya Theresia masuk ke dalam kamar tidurnya. Jonathan langsung duduk membelakangi wanita itu. Dibukanya kaos oblong warna putihnya. Jantung Theresia berdegup kencang menyaksikan tubuh kekar yang dulu selalu menjadi tempatnya bersandar.   Istri Jonathan itu menelan ludah. Ingin sekali dia merengkuh punggung perkasa itu untuk memberi sang suami kekuatan. Namun ditahannya keinginannya tersebut. Ia tak mau laki-laki itu curiga dengan maksud sebenarnya dirinya datang kemari.   Dikeluarkannya sekeping koin dan sebotol kecil minyak kayu putih kesukaan Jonathan dari dalam tasnya. Setelah menghela napas panjang, Theresia mulai mengeroki kulit kuning langsat di depannya dengan perlahan-lahan, membentuk garis miring-miring berwarna merah tua. Jonathan diam saja tak mengeluh sama sekali. Rasa sensitif pada sensorinya berkurang jauh akibat kondisi meriang dan menggigil yang dialaminya.   "Minum-minum itu boleh, Ma
Read more
Ulang Tahun Theresia
"Halo, There. Kamu cantik sekali memakai gaun itu," puji Jonathan ketika sang istri tiba di apartemennya. Theresia memang tampil begitu menawan mengenakan gaun tanpa lengan berwarna merah marun dengan kombinasi hitam yang elegan. Gaun tersebut begitu pas melekat pada tubuhnya yang ramping. Pakaian barunya itu dibelinya siang tadi di mal dan langsung dibawanya ke laundry eksekutif yang menyediakan layanan premium dalam waktu dua jam saja.   "Terima kasih, Mas," jawab wanita itu senang. Dipandanginya sang suami yang menatap takjub ke arahnya. "Kamu bawa apa itu, kok banyak sekali? Sini kubantu," kata sang tuan rumah. Dengan sigap diambil-alihnya seluruh barang bawaan tamunya dan diletakkannya di atas meja makan.   Pandangan Theresia terarah pada sebuah cheese cake bertaburan buah stroberi segar di atas meja tersebut. Ada dua buah lilin dengan angka tiga dan empat berdiri dengan manis di atas cake. Wanita itu terh
Read more
Berhubungan Badan
Malam itu benar-benar hari yang membahagiakan bagi Theresia. Ia sangat menikmati makan, minum, dan berbincang-bincang santai dengan suaminya. Apapun mereka bicarakan. Kecuali hal-hal yang tak menyenangkan seperti perceraian, Karin, dan sebagainya. Derai tawa tak henti-hentinya keluar dari mulut Theresia setiap kali suaminya membuat lelucon demi menyenangkan hatinya di hari istimewa ini. Wanita itu terus-menerus menuangkan wine ke dalam gelas Jonathan. Laki-laki itu merasa tak enak hati menolaknya. Tak apalah, pikirnya menolerir. Toh, perayaan ini cuma terjadi setahun sekali. Belum tentu tahun depan kami merayakannya bersama lagi. Akhirnya pria itu selalu menenggak gelasnya yang diisi penuh oleh Theresia setiap kali isinya  berkurang . Wanita itu sendiri tidak minum banyak,  dengan alasan dilarang oleh psikiaternya.  Ketika Jonathan meninggalkan Theresia untuk pergi ke kamar mandi, wanita itu seger
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status