Semua Bab Happiness is Unwanted: Bab 21 - Bab 30
69 Bab
Chapter 21 Come to terms with the situation
Di dalam mobil Gerald berpikir kembali. Haruskah dia menelepon Della untuk bertanya dimana Audy? tapi jika dia bertanya pada Della, apa nanti Della tidak berpikir macam-macam?. "Oh. Sungguh kamu membuatku sangat kacau Audy!" Gerald mengambil ponselnya menekan segala pikiran negatifnya. Dia kembali menimbang dengan seksama."Sepertinya tidak ada jalan lain. Aku perlu bertanya pada Della untuk mendapat informasi yang terpercaya."Gerald melirik kontak yang diberi nama love. Pelan tapi pasti, Ia pun segera melakukan panggilan telepon pada mantan kekasihnya itu.Setelah dua kali panggilan akhirnya Della menjawab panggilannya.Gerald menghembuskan nafas lega. Ia pun tanpa ragu lagi langsung menanyakan Audy. Hanya dalam beberapa menit panggilan telepon itu langsung dimatikan Gerald. Senyum mengembang di bibirnya, seperti mendapatkan jackpot. Tanpa jeda l
Baca selengkapnya
Chapter 22 Hesitating
Della kembali merogoh tasnya saat ponselnya kembali berdering.  "Siapa?" Tanya Audy sedikit kesal karena Della mendadak berhenti untuk mengangkat telepon. "Sebentar yah," Della tergesa menjauh dari Audy. Audy mencebikan bibirnya. Keburu moodnya hilang untuk menonton. "Iya Ger." Ucap Della setengah berbisik. "Aku sudah ada diparkiran. Kamu dimana?" "Aku sedang mau mengantri untuk membeli tiket menonton."  "Oke, kamu belikan aku sekalian ya." Pinta Gerald memohon. Apa kamu berencana menjadikan aku obat nyamuk?"  "Tidak. Bukan begitu maksud ku." Gerald panik dengan pertanyaan Della. "Jadi?" Tanya Della sarkas. Gerald terdiam sebentar, berpikir bagaimana cara menjelaskan pada Della. "Datanglah ke bioskop, anggap ini sebagai
Baca selengkapnya
Chapter 23 Plan
Audy menghela napas kecewa. Sepertinya Gerald memang benar-benar tak mencintainya. Semua sikap manisnya hanya semu!. Baru saja mencecap manisnya cinta, sekarang aku harus menelan pil pahit dikhianati. "Ayah, sepertinya memang kamu benar. Aku harus mengedepankan logika dari pada perasaan." Gumam Audy menahan sesak di dadanya.Audy menguatkan diri. Ia bersiap beranjak untuk mengembalikan ponsel Gerald."Ger ..." ucapan Audy terpotong oleh getaran panjang dari ponsel yang digenggamnya. Audy menyeringai lebar. Seolah takdir berpihak padanya. Lihatlah, kontak yang dinamai love oleh Gerald memanggilnya. Pepatah itu benar, serapat apapun menyembunyikan bangkai, suatu saat pasti akan tercium juga busuknya.Audy menelan ludah. Ini kesempatan emas agar dia tau siapa wanita yang berada diantara cintanya itu. Audy berpikir sebentar, haruskah dia mengangkat telepon itu?. "Tidak, Audy. Hatimu pasti akan kesakit
Baca selengkapnya
Chapter 24 Decision
Della menenggak minumannya sampai tandas. Ia sedikit membanting dengan keras gelas minuman yang sudah kosong di atas meja. Sudah lama dia menunggu kedatangan Gerald, tetapi nihil. Hanya semilir angin yang berbaik hati mau menemaninya malam ini.Waktunya terbuang percuma, Gerald bahkan tak mengingat janjinya. Ironisnya, Gerald bahkan menyuruhnya pulang dan lebih memilih mengantar Audy. "Kamu janji mau menemui ku, tapi sekarang kamu memilih pergi bersama dia. Jika tidak berniat menemui ku harusnya bilang dari awal." Gumam Della kecewa."Aku tau kamu tipe lelaki sejati yang selalu memegang janji. Tapi jika kamu mengingkarinya, apa itu tandanya dia sangat kamu cinta?" Della mengusap wajahnya gusar."Ya Tuhan, kenapa aku marah? Ini bukan salah Gerald. Harusnya aku lebih pandai melihat situasi."Della menyeka sudut matanya. Perasaannya menjadi gundah gulana. Ada apa sebenarnya dengan diriku? Mengapa hati ini terasa sakit melihat mere
Baca selengkapnya
Chapter 25 Meet the Purnama family
keesokan harinya. Audy menatap pantulan diirinya pada cermin rias. Jantungnya berdetak kencang. Seperti yang dijanjikan Gerald tadi kemarin malam, mereka akan mengisi weekend bersama keluarga besar Gerald. Sama seperti saat Audy pertama kali mengenalkan Gerald pada kedua orang tuanya. Kali ini juga Audy dibantu Della merias diri agar terlihat menawan untuk bertemu dengan orang tua Gerald. "Bagaimana kamu suka tidak?" tanya Della saat telah selesai memoles wajah Audy. Audy tersenyum manis pada Della. Ia sangat puas dengan hasil karya ibu tirinya. "Iya. Terimakasih Del." Ucap Audy tulus. "Kembali kasih sayang."  Audy menghela nafas. Ia kini menjadi kurang percaya diri. Keluarga Purnama bukan keluarga sembarangan.  "Audy? kamu kenapa?" tanya Della yang heran melihIat Audy melamun . Audy menggeleng pelan, "Aku t
Baca selengkapnya
Chapter 26 Separation
Mommy Mika bersemangat mengambil kartu yang disimpan rapi pada lemari yang terletak disudut meja. "Ayok kita mulai." Teriak mommy Mika penuh gelora. Ia tergesa kembali menuju tempat duduknya semula.Audy tak kalah antusias ingin ikut bermain. Suasana tampak begitu ceria, Robert dengan sabar menunggu istrinya mengacak kartu. Hanya Gerald yang tampak ogah-ogahan ikut bermain."Cepatlah, Mom. Kamu lamban sekali seperti siput." komemtar Roberrt yang jengah melihat Mika terlalu banyak gaya dalam mengacak kartu."Issh... kamu tak bisa sabar ya." balas Mommy Mika mengakhiri pergerakannya. Dia kini membagi-bagikan beberapa kartu."Ya. Aku tak sabar sekali ingin mengalahkanmu." "Cih. sombong sekali. kita lihat saja siapa yang akan menang." Ejek Mommy Mika menantang Robert."Siapapun yang memang nanti, yang jelas aku tak akan menerima kekalahan." ucap Robert tak terima."Oh ya? awas saja jika nanti aku
Baca selengkapnya
Chapter 27 Blind love
Jarum jam menunjukan pukul sepuluh malam. Tapi mata Della belum juga mau terpejam. Pikirannya tak tenang tak kala mendapati Audy belum pulang."Apa yang sedang mereka lalukan sekarang? apakah Audy akan diterima di keluarga purnama?" ucap Della bertanya tanya dalam hati kecilnya. Della menatap Hendra yang tertidur disampingnya."Maafkan bunda Yah. Tapi entah mengapa kini aku merindukan lelaki lain. Dan lelaki itu tak lain adalah Gerald."Della perlahan bangkit dari ranjangnya. Ia ingin menunggu Audy di ruang tamu. Ups, terlalu munafik. Della bukan khawatir pada Audy yang belum pulang. Tetapi dia ingin mengorek informasi tentang keluarga Purnama. Ia ingin tau sebagaimana Audy diperlakukan di keluarga itu. Dan yang paling utama adalah, dia ingin menatap wajah tampan Gerald untuk menemaninya tidur malam ini."Gerlad, apa kamu melupakan aku?" desah Della kecewa. Sejak malam kemarin Gerald belum mengabarinya lagi. Tidak penting jika janjinya kemarin
Baca selengkapnya
Chapter 28 Date with Gerald
Tak selang berapa lama, mereka telah selesai menyantap hidangan makan siang yang disajikan oleh pemilik restoran. Gerald dan Della beriringan menuju parkiran. "Oh ya Ger, kita mau pergi kemana ya?" tanya Della meminta pendapat. "Bagaimana kalau kita nonton?""Aku gak mau, lagian kamu sudah pernah melakukannya kemarin," tolak Della keberatan dengan menggembung pipinya, membuat Gerlad gemas."Ya sudah, bagaimana jika aku temani shoping?""Aku sedang tidak ingin membeli apa-apa." Tolak Della lagi."Lalu kamu mau kemana?" tanya Gerald berusaha bersabar."Jika aku tau mau kemana. aku tak akan bertanya padamu," kesal Della.Gerald mendengus pelan, benar wanita memang selalu benar, dengan senyum yang masih menghiasi bibir Gerald dia memberi penawaran lagi. "Bagaimana kalau kita kuliner hari ini?" "Astaga Gerald. Kamu pikir perutku karet." "Terus maumu kemana?""Terserah." jawab Della pasrah
Baca selengkapnya
Chapter 29 Painful new fact
Hendra tersenyum saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Audy. Bagaimana tidak, wajar saja wajah Della bersemu kemerahan seperti orang jatuh cinta. Sejak dari tadi sore, Hendra mengirimkan kata-kata romantis serta rayuan-rayuan mautnya. Meskipun hanya dibaca oleh Della seperti koran, tapi melihat wajah Della seperti ini membuat Hendra bahagia. "Audy, tentu saja Bunda seperti orang jatuh cinta, diakan habis dapat yang spesial." Ungkap Hendra dengan sindiran agar Della membalas ucapan itu, namun Della masih saja terlihat Linglung. Della merasa seakan terpojok, apa dia ketahuan jika dia telah menghabiskan waktu bersama Gerlad. Jika benar, Della akan siap saat Hendra akan memberikan kata talak untuknya. Jika itu terjadi sudah tidak ada penghalang lagi untuk hubungannya dengan Gerlad. "Wah, Bunda dapat apa kok ada kata spesial?" Sidik Audy penuh kecurigaan. "Dasar Audy, pengen tahu saja drama cinta kita." Goda Hendra pada an
Baca selengkapnya
Chapter 30 Be Quit
Air mata Audy kini tak mampu dibendung lagi. Hatinya kini hancur tak berbentuk. Audy memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia tak sudi jika harus menangisi lelaki bajingan seperti Gerald apa lagi dihadapan orang itu langsung. Tapi apa daya, air matanya tak bisa diajak kompromi."Kamu benar-benar lelaki bresengek yang pernah ku temui Gerald." kecam Audy yang tak puas hanya menampar Gerald. Hatinya sakit, Ia ingin mengeluarkan segala unek-uneknya sebelum dia mengikhlaskannya nanti.Gerald yang menyaksikan hal itu hanya mampu menatap. Bibirnya terasa kaku hendak meminta maaf."Kalau kamu tak punya hati nurani. Setidaknya pakailah otakmu. Apa kamu mau jika diperlakukan begini?" lanjut Audy berapi-api.Tomi yang tak kuasa melihat penderitaan Audy segera merengkuh pundaknya. Ia menatik Audy agar segera menjauh dari Gerald. 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status