Semua Bab Happiness is Unwanted: Bab 41 - Bab 50
69 Bab
Chapter 41 Come back to Home
Hari demi hari telah terlewati. Gerald yang menunggu kabar dari Della tak kunjung ada berita. Pekerjaan yang kemarin dilamar pun tak ada kabar. "Astaga Della. Kamu benar benar menguji kesabaranku." Seru Gerald yang kini tengah berjalan tak tentu arah. Dirinya sekarang sudah persis seperti gelandangan. Uang  ditabungan yang dimilikinya pun sudah habis. Ha cukup untuk makan sehari hari. Mommy mika tak main main dengan ancamannya. Dia tak hanya mengusir Gerals dari rumah maupun memecatnya untuk bekerja diperusahaan. Tapi dia juga mencabut semua fasilitas yang dimiliki Gerald.Terik matahari semakin membakar kulit, Gerald semakin melebarkan jangkah kakinya mencari tempat berteduh. "Mau cari kerja dimana lagi ya?" keluh Gerald pada dirinya sendiri. Sudah puluhan perusahaan yang telah dimasukinya, dan puluhan kali pula dirinya ditolak. Satu-satunya harapan ada pada Della. Dia berharap Della segera menghubunginya dan mau me
Baca selengkapnya
Chapter 42 Trap
Gerald menatap pantulan dirinya di cermin. Kedua sudut bibirnya mengembangkan senyuman. Hari ini adalah hari pertamanya kembali ke kantor, sudah sejak pukul enam pagi Gerald berdandan rapi.Gerald menyisir rambutnya dengan tangan. Setelah yakin dengan penampilannya, Ia pun melangkah menuju meja makan untuk sarapan."Sepi," Gerald menyapukan pandangannya ke seluruh sudut ruangan, mencari keberadaan Mommy dan daddy nya. "Aden cari Tuan dan Nyonya?" tanya mbok Irna yang paham gelagat tuan mudanya."Iya. Mereka kemana Mbok?" balas Gerald disela dirinya yang menunggu mbok Irna menyiapkan sarapan."Nyonya sudah pergi sejak pagi. Dia bilang  sedang ada urusan mendadak sedangkan Tuan, sepertinya masih di kamar."Gerald menaikan satu alisnya. Merasa heran dengan sikap mommynya. Tak biasanya dia pergi sepagi ini, apa lagi tanpa memberi tahunya.Kedua alis Gerald bertautan. "Urusan apa?" "Emm, maaf
Baca selengkapnya
Chapter 43 Destruction
Bola mata Hendra memutar jengah, melihat siapa yang datang. Langkah kakinya terhenti, dia tercekat ketika telah melihat siapa yang datang. Terlebih Rudi, keningnya sampai berkerut melihat wanita tua berdaster yang sedang meronta ronta meminta dilepaskan oleh security."Simbok? kenapa malam-malam begini kemari?" tanya Hendra penasaran. Yah, wanita itu adalah mbok Ani, pembantu setia di keluarga Gunawan."Maaf Tuan, saya hanya diperintah nyonya Della." "Kenapa dengan Nyonya? Apa dia belum tidur?" Hendra sekilas melirik jam tangannya. Jarum jam menunjukan pukul sepuluh malam. "Nyonya bilang dia ngidam, pengen saya memanggil Tuan untuk menemui Nyonya di bawah." Hendra menepuk jidatnya perlahan. Dirinya semakin dibuat heran dengan sikap Della yang semakin aneh."Oh astaga, kenapa dia ngidamnya aneh-aneh saja." Ucap Hendra sambil mengibaskan tangannya pertanda agar melepaskan mbok Ani yang sedari tadi masi
Baca selengkapnya
Chapter 44 Mutually open
Hormon ibu hamil terkadang suka berubah-ubah, entahlah Della merasakan sesak yang mendalam saat teringat penghianat nya waktu yang lalu. "Ck, apa ini. Berhentilah kalian, mataku terasa terkontaminasi." Gerutu Audy saat sudah sampai ruang makan melihat Della dan Hendra sedang bermesraan. Hendra dan Della terkekeh saat mendengar gerutuan Audy. "Pagi, Audy." Sapa Della setelah selesai menahan tawanya. "Pagi Bun. Pagi Ayah." Sapa Audy matanya berbinar-binar, ia bersyukur Tuhan  memberikan kebahagiaan yang sangat luar bisa setelah badai menghampiri. "Pagi juga, Sayang. Oh ya kamu sudah ijin kantor kamu kan? Kita akan liburan ke Bandung." Ujar Hendra."Sudah Ayah. Audy tidak akan melewatkan moment ini." Audy berseru riang, sambil mengambil sarapannya lalu ditaruh ke piring. Hendra menatap Audy penuh keperihatinan. Ia menyesal dengan keputusan yang telah dibuatnya, tanpa membicarakan terlebih dah
Baca selengkapnya
Chapter 45 Marry me 1
Kedua keluarga besar itu saling berdiam, menatap makanan yang sudah tersaji di meja makan. Hendra dengan wajah terlihat sangat cemas, sedangkan Della dengan wajah yang gelisah sekaligus cemas.Satu jam yang lalu sebelum kedatangan Audy. Hendra berdebat panjang dengan keluarga Purnama. Ia tak bisa lagi memendam kegelisahannya. Saat dirinya memberanikan diri mengutarakan keinginannya yang akan membatalkan perjodohan Audy dan Gerald, disitulah Keluarga Purnama merespon unjuk gigi."Jadi bagaimana Pak Hendra?. Apa kamu sudah membicarakan dengan Audy?" tnya mommy Mika yang terlihat sangat menggebu-gebu langsung ke pokok inti.Dirinya yang sudah sangat menginginkan Audy sebagai menantunya tak mau mengulur waktu lebih lama lagi. Saat mendengar keluarga Gunawan berlibur di Bandung,  langsung saja Keluarga Purnomo menyusulnya dan berniat untuk melamarnya sekaligus."Saya sudah membicarakannya dengan Audy, tapi semua keputusan akan kembali lagi pad
Baca selengkapnya
Chapter 46 Marry Me 2
Tubuh Audy luruh ke tanah. Air matanya tak mampu dibendung lagi. Satu tetes air bening jatuh menuruni pipi. Disusul tetesan bening lainnnya. Gerald berdecak kencang, ia sudah bosan melihat air Audy yang sudah sering terjatuh."Menangislah sesuka hatimu. Tapi harus kamu tau, air matamu tak akan merubah apapun." Cerca Gerald melangkah lebih dulu untuk meninggalkan Audy. Dia berjalan dengan penuh kemenangan melihat Audy yang terluka. Satu dari sekian rasa sakitnya telah terbalaskan. "Ini baru permulaan Audy. Aku akan membuat air matamu kering setelah ini." Desis Gerald licik. Siulan riang terlontar dari bibir tipisnya. Ia melangkah gontai menuju ruang keluarga tempat mereka berkumpul tadi.Hanya kurang sepuluh meter Gerald akan  memasuki ruang utama Villa, saat dirinya sadar tak ada Audy disisinya. Gerald memperhatikan Audy dari kejauhan. Hatinya sedikit iba saat melihat Audy yang tengah mengusap air mata."Tidak Gerald. Kamu tidak bol
Baca selengkapnya
Chapter 47 The Day Of Married
Tiga hari waktu yang sangat cepat untuk Audy lalui. Audy tidak menyangka dia harus benar-benar menikah dengan Gerlad. Sepertinya semua ini sudah terencana dengan sangat matang. Dengan waktu tiga hari semua sudah siap, meskipun pernikahan dilakukan dikediaman Purnama.Audy menarik nafas dalam-dalam, ia menatap dirinya dalam pantulan cermin. Riasan tebal penuh make up telah menyatu sempurna dengan wajah bundarnya. Tak lupa pula gaun putih bertabur kristal telah Ia kenakan. Ini adalah gaun kedua yang ia pakai setelah gaun pertama untuk acara akad.Beberapa jam lagi acara resepsi akan segera dimulai. Sambil ditata riasannya, ia mengenang kembali bagaimana dia telah sah menjadi Nyonya Purnama. Hatinya berdebar saat untuk pertama kali Gerald menyentuhnya."Audy, apa kamu sudah siap? Acara sudah akan dimulai." Ucap Della memberi tahu. Ada rasa getiran aneh dihatinya, bagaimana mungkin? anak angkatnya sekarang sudah menikah dengan mantannya bahkan sempat akan menjadi suami
Baca selengkapnya
Chapter 48 First Nigt
Gerald yang Sudah sampai didepan pintu kamarnya mengisyaratkan agar Audy membuka pintu. Bukannya Gerald tidak ingin menurunkan Audy, tapi karena  kedua keluarga itu masih melihat mereka hingga sampai dikamar. Gerald membawa tubuh Audy masuk kedalam kamar, terlihat disana ranjang king zize yang sudah dihias dengan bunga mawar  berbetuk love. Tak lupa mereka juga memberikan aroma terapi dalam ruangan tersebut. Gerald merebahkan tubuh Audy dengan sangat lembut. Ditatapnya manik Audy yang masih menatapnya karena Gerald tak kunjung melepaskan pegangannya. Kedua mata mereka saling beradu pandang, hal ini sukses membuat jantung Audy berdetak keras.Gerald semakin mendekatkan dirinya diatas tubuh Audy hingga tak berjarak walau sesenti. Dirinya bahkan perlahan menindih tubuh itu dengan sedikit tekanan."Yak, Gerald apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Audy memalingkan wajahnya saat Gerald hampir saja mendaratkan ciuman dibibirnya.&
Baca selengkapnya
Chapter 49 all for Della
Mommy Mika memandang koper yang sudah tersusun rapi. Setelah membantu membereskan baju, kini waktunya mommy Mika melepaskan Audy. Untuk orang tua Audy, mereka sudah pulang setelah sarapan pagi selesai, karena Hendra ada meeting mendadak. "Ger, kalian tinggal saja disini ya?" Rengek mommy Mika tiba-tiba tidak ikhlas Gerald dan Audy pergi. Ia memegang lengan Audy erat, seolah takut kehilangan."Bukannya Mommy tadi sudah setuju?" "Iya, tapi setelah seharian bersama Audy, Mommy jadi tidak ingin berpisah dengannya." "Astaga Mom. Bukankah dulu Mommy juga biasa saja saat belum mengenal Audy? kenapa sekarang jadi manja sekali dengannya?" "Bersama Audy membuat Mommy merasakan punya anak perempuan. Apalagi Audy gadis yang menyenangkan, Mommy menjadi tak kesepian.""Sudahlah Mom. Biarkan mereka pergi!" Sahut Robert menengahi."Iya, mom. Nantikan Audy bisa maen kesini atau gak Mommy yang kesana. Lagian
Baca selengkapnya
Chapter 50 Hostility
Pagi hari kembali menyapa, pagi kedua untuk Audy setelah sah menjadi nyonya Purnama.Audy bangun terlebih dahulu dibandingkan dengan Gerald, matanya masih mengantuk badannya terasa remuk padam, karena tidur di lantai untuk dua malam ini. Matahari malu-malu menampakkan sinarnya dari ufuk timur, Audy memaksakan tubuhnya untuk beranjak, melipat kembali badcover dan selimut yang menjadi tumpukan tidurnya semalam. Malas, iya itu yang dirasakan Audy. Namun, Audy memaksakan diri mencuci muka lalu akan melakukan rutinitas paginya menjalankan kewajibannya sebagai istri yang baik. "Ck, kau bilang akan menjadikan ku pembantu. Tanpa kau minta aku akan menjalankan, hanya saja aku belum bisa menerima ucapan mu secara terang-terangan." Gumam Audy menatap tubuh lelaki yang masih tertidur pulas di atas ranjang yang empuk dengan berbalut selimut menutupi tubuhnya. Bagi Audy, meskipun menikah karena terpaksa dan harus terlibat dalam perjanjian
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status