All Chapters of My Crazy Boss (Indonesia): Chapter 61 - Chapter 70
188 Chapters
Ch. 61 Blue 2 (21++)
Sisca menjambak rambut Arnold yang masih memacunya tubuhnya dengan begitu liar, keringat sudah membanjiri tubuh mereka berdua. Jika awalnya penyatuan itu terasa pedih dan menyiksa, kini dorongan-dorongan itu terasa begitu nikmat.Terlebih ketika Arnold sengaja menghentak sedikit lebih kuat, Sisca merasa seperti sedang berada di awang-awang, begitu nikmat, indah dan memabukkan! Rasanya Sisca tidak mau berhenti, tidak mau kembali turun, ia ingin tetap di sini, menikmati setiap sentuhan sang pacuan Arnold yang benar-benar luar biasa membuatnya gila itu.Sisca terus mendesah, melenguh panjang sambil menjambak rambut Arnold dengan sedikit frustasi. Kenapa senikmat ini? Kenapa rasanya ...Sisca mengigit bibir bagian bawahnya, menahan teriakan yang ingin ia teriakkan efek betapa nikmat surga yang Arnold suguhkan kepadanya siang ini."Aku nggak mau berhenti, Sis. Tolong ingat itu!" Bisik Arnold mesra di tengah-tengah desahannya.Sisca tidak peduli, tidak m
Read more
Ch. 62 Aku Cinta Kamu, Sis!
Istirahat makan siang sudah lewat namun karena tadi Dirly tidak sempat makan siang, jadi kini ia dapat waktu satu jam untuk ganti waktu makan siangnya yang terlewat itu. Dan Dirly segera membawa mobilnya melaju ke arah unit perumahan Arnold. Ia begitu khawatir dengan dua orang itu dan ia ingin memastikan bahwa semuanya baik-baik saja. Pasalnya sejak tadi Dirly sudah berusaha mencoba menghubungi baik Sisca maupun Anrold.Pikiran Dirly sudah kemana-mana, ia begitu khawatir dan berdoa dalam hati semoga apa yang dia takutkan tidak terjadi. Dirly segera membelokkan mobilnya dan menghentikan mobilnya di depan rumah Arnold.Dirly dengan tergesa turun dari mobil, ia sudah menekan knop pintu ketika erangan panjang penuh nikmat itu terdengar. Itu suara Arnold!Dirly makin mempercepat langkahnya, dan di kamar depan yang pintunya terbuka lebar itu, ia masih mendengar suara eraman itu, suara yang sekali lagi milik Arnold. Siapa partner sex dajjal itu kali ini? Jangan bilang
Read more
Ch. 63 Takluk (21++)
Sisca tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Setelah mengamuk, memaki dan memukuli Arnold dengan membabi buta, kini ia malah kembali pasrah dalam permainan gila Arnold yang Sisca akui begitu memabukkan dirinya!Ia kembali mendesah begitu keras ketika Arnold menghujami dirinya dengan nikmat begitu luar biasa! Hilang sudah semua prinsip dan harga diri yang Sisca jaga selama ini. Hilang entah kemana!Benda menjijikkan yang dulu pernah keluar masuk mulutnya, kini berganti keluar masuk bagian inti tubuh Sisca. Bagian tubuh yang sebenarnya masih terasa begitu pedih dan sakit luar biasa, tapi anehnya gesekan, dorongan dan hujaman-hujaman itu bisa menyamarkan pedih itu hingga Sisca meracau-racau penuh nikmat bak kesetanan.Ia mencoba membuka perlahan-lahan matanya yang sejak tadi ia pejamkan erat-erat sambil menikmati semua nikmat itu. Tampak wajah Arnold bersimbah peluh, matanya terpejam dengan mulut setengah terbuka. Sesekali desahan dan erangan panjang tertahan kelua
Read more
Ch. 64 Melawan Takdir(?)
Sisca tersentak ketika pagi itu ia merasakan tubuh itu begitu hangat memeluknya. Sejenak ia mengerjapkan mata, menatap raut tampan dengan dada bidang berotot yang menjadi bantalnya tidur. Sisca tersenyum, sebuah senyum getir yang ia sendiri tidak tahu apa arti senyum yang terlukis di wajahnya ini.Apakah sebuah senyum bahagia? Senyum yang menertawakan diri sendiri? Atau bagaimana?Sisca berusaha perlahan-lahan bergerak, ketika kembali pedih itu begitu menusuk menyerangnya, membuat ia memekik kecil yang mengakibatkan sosok itu menggeliat dan membuka matanya. Tampak wajah tampan itu tersenyum, dua tangan kekarnya merengkuh Sisca dan bibir merona itu mendarat di dahinya dengan begitu lembut.“Pagi kesayangan,” sapanya begitu manis.“Lepas!” Sisca meronta, ia hendak melepaskan diri.“Mau kemana?” Arnold mengerutkan keningnya tanda tidak suka, ia masih ingin seperti ini, bermalas-malasan merayakan kemenangannya kemari
Read more
Ch. 65 Ini Cinta!
“Gue bener-bener nggak habis pikir, serius!” Dirly mengejar langkah Arnold, tampak wajah itu begitu cerah dan Dirly tahu betul apa yang membuat sepupunya itu begitu sumringah pagi ini. “Apaan lagi sih? Udah sono kerja!” Dirly menghela nafas panjang, ia ikut melangkah masuk ke dalam ruangan kerja Arnold dan duduk di kursi yang ada di depan meja itu. “Lu ada rencana apa? Kasihan Sisca, Ko, kalau ujungnya cuma elu buat mainan.” Perasaan bersalah Dirly masih begitu kuat mencengkeram hatinya. Bayangan wajah pucat dan tubuh tidak berdaya itu benar-benar mengusiknya dengan luar biasa. Membuat Dirly tidak bisa tidur semalaman karena merasa berdosa dan bersalah sudah buka suara pada Arnold mengenai apa yang sudah terjadi. “Please, kali in gue nggak main-main, Ly,” Arnold menatap Dirly dengan seksama, “Elu kenal gue udah berapa lama sih? Masa elu nggak bisa bedain mana gue cuma bercanda, mana gue serius sih?” Dirly menghela nafa
Read more
Ch. 6 Ragu
“Aku izin balik ke Jakarta, boleh?”Arnold menatap wajah yang kini mendongak menatapnya itu, senyumnya melengkung indah, ia mengangguk pelan tanda tidak keberatan dengan permohonan yang tadi Arnold ucapkan.“Iya, tentu boleh, sejak kapan aku berhak melarangmu pulang ke Jakarta?” tampak wajah yang masih sedikit memucat itu tersenyum, membuat Arnold kembali dilanda perasaan takut.Takut jika Sisca tahu alasan yang membuat ia harus ke Jakarta lantas kemudian merajuk dan marah kepadanya. Tapi daripada Sisca tahu dari orang lain, lebih baik dia sendiri kan yang menjelaskan semua itu?“Serius? Kalau kepulangan ku nanti untuk mengantarkan dia pulang, tetap kamu izinkan?” tanya Arnold lagi mencoba berterus terang, dia tidak ingin menyembunyikan apapun dari Sisca, entah dari mana prinsip itu ia dapatkan.Sisca tertegun, tanpa perlu meminta penjelasan, Sisca tahu betul siapa ‘dia’ yang Arnold maksud, tentu tuna
Read more
Ch. 67 Kenapa?
“Lu bakal balik ke Jakarta?” Dirly melotot, sebenarnya apa sih rencana sepupunya itu.Arnold menghela nafas panjang, menatap Dirly yang tampak tidak berkedip menatap matanya itu.“Ya, besok balik. Begitu dia take off, gue balik Solo.”Dirly mengangguk, rumit juga sebenarnya kehidupan sepupunya itu. Dirly kira hidup Arnold akan selamanya happy dan isinya hanya foya-foya terus, nyatanya ada juga momen di mana Arnold kemudian harus jatuh terpuruk seperti ini.“Sisca tahu?” tentu itu yang Dirly tanyakan, bagaimana pun dia sudah jadi bagian dari hidup Arnold sekarang.Nampak Arnold menghela nafas panjang, memijit pelipisnya perlahan, sebuah tanda yang Dirly tangkap sebagai wujud keputusasaan. Jadi apakah Arnold berbohong pada Sisca soal rencana kepulangan dirinya ke Jakarta?“Dia tahu, kayaknya dia marah atau entah apalah. Gue tangkap reaksinya langsung berubah.”Dirly mengusap wajahnya denga
Read more
Ch. 68 Bagaimana Caranya?
“Kamu kenapa, Sayang?” kembali Arnold bertanya, matanya menatap lurus ke dalam mata Sisca yang berurai air itu, kenapa rasanya begitu sakit melihat Sisca menangis seperti ini?Sisca menggeleng, menepis tangan Arnold dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Ditutupnya pintu kamar mandi itu rapat-rapat. Sisca kembali menumpahkan air matanya. Kenapa sih harus serumit ini? Kenapa ia harus menambah masalah dalam hidupnya?‘Gimana ngomongnya? Aku harus ngomong apa? Ayolah Sis, mikir!’ Seharusnya dulu dia berpikir dua kali ketika Rizal menyatakan cinta kepadanya, bukan malah memanfaatkan laki-laki itu hanya demi kepentingannya semata. Sekarang Sisca jadi begitu merasa bersalah dan berdosa pada sosok itu.Apa yang harus Sisca katakan kepadanya?Haruskah Sisca mengatakan bahwa selama ini Sisca sebenarnya sama sekali tidak mencintai Rizal? Bahwa dia menerima Rizal hanya agar Arnold menjaga jarak darinya? Sebuah hal yang sebenarnya sia-sia S
Read more
Ch,. 69 Rencana Apa?
Sisca tengah memasak ketika tiba-tiba tangan kekar itu memeluk erat dirinya, ia tersenyum rasanya ia ingin mengetok kepala laki-laki itu dengan spatula yang ada di tangannya. Terkadang ia begitu kesal dan benci pada sosok ini, namun ia tidak bisa memungkiri bahwa dia begitu mencintainya. Sebuah hal bodoh jika dipikir-pikir.Bagaimana tidak? Sisca menukar Rizal yang sudah jelas terlihat di depan mata bahwa dia adalah laki-laki baik yang memenuhi kriteria calon suami idaman, dan jangan lupakan satu hal, Rizal tidak mesum dan penjelajah selangkangan macam Arnold ini.Tapi kenapa Sisca malah jatuh hati begitu dalam pada sosok Arnold? Ini sungguh gila!“Masak apa?” tannya sosok itu sambil menyandarkan kepalanya di bahu Sisca, sebuah tindakan yang makin membuat gerak Sisca makin terbatas.“Bisa pergi nggak? Mau aku pukul nih? Berat tahu!” protes Sisca yang sudah siap mengayunkan spatula di tanggannya itu.Arnold sontak berkelit, i
Read more
Ch. 70 Morning Bites
“Ngapain?” salak Sisca galak ketika Arnold menjatuhkan diri ke atas ranjang dan berusaha memeluk Sisca.Arnold sontak berdercak kesal, ditatapnya Sisca dengan mata membulat, “Sayang! Please deh diingat dulu tadi aku bilang apa?”Alis Sisca berkerut, memang tadi dia bilang bilang apa? Mereka bicara banyak hal tadi, masa iya Sisca harus mengingat semuanya sih? Gila aja! Sisca mencoba mengingat, dan matanya sontak terbelalak ketika ingat bahwa Arnold tadi sempat bilang bahwa dia ingin tidur di sini.“Nggak! Balik sana ke kamarmu!” usir Sisca seraya bangkit dan duduk di atas ranjangnya.“Astaga, Sis! Belum jadi isteri aja, aku sudah kamu usir kayak begini?” Arnold nampak lemas, baru ini ada orang yang berani kurang aja sama dia selain Dirly dan adik perempuannya. Tapi mau bagaimana lagi, Arnold sudah terlanjur sayang.Sisca menggeleng tegas, “Belum resmi, kan? Jadi boleh ngusir. Dah lah sana balik!
Read more
PREV
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status