Semua Bab Tentang Harga Diri: Bab 171 - Bab 180
1073 Bab
172. Perseteruan Dengan Sepupu
Armando melirik sosok perempuan yang tengah duduk di pinggir kolam renang keluarga Blanc. Kulitnya yang gelap menampilkan eksotisme yang khas dibalik bikini kuning terangnya.Dilihat dari posisinya yang telentang, dengan majalah yang menutupi wajah. Armando menduga dia sedang tertidur. Saat itulah, sahabat karib Damian terpikir sebuah ide tiba-tiba."Hmm sepertinya aku punya ide tepat untuknya. Baik, kau telah merebut posisiku, maka kupastikan kau tak akan betah berada di sini," gumamnya.Pria bertubuh tinggi ini kemudian berjalan mengendap-ngendap dan mendekati sundeck tempat perempuan itu berbaring. Sebuah benda pipih keluaran terbaru pun seakan-akan mengundangnya."Aku akan membuatmu kembali pada perusahaan lamamu."Armando tahu kalau Raina memang cerdas, tapi dia tak terlalu peduli pada keamanan privasinya. Sandi atm, email semuanya sama dan berhubungan dengan tanggal lahirnya. Bahkan sepupunya ini diketahui tak pe
Baca selengkapnya
173. Insiden Ponsel
Baik Raina maupun Armando hanya bisa memperhatikan benda pipih yang jatuh ke air itu. Tentu saja benda itu tak lagi bisa berfungsi karena terendam air.Sejenak Raina membulatkan mata ke arah Armando, dan bermaksud menunjukkan kekesalan yang tengah dihadapinya. "Ha ha rasakan sekarang kau tak akan bisa menghubungi kolegamu lagi!" balas Armando sambil menertawakan sepupunya.Tentu Armando tak ingin mengakui kalau ia merasa bersalah atas apa yang baru saja ia lakukan. Niat awalnya untuk mensabotase terpaksa tertunda, tapi ia cukup senang melihat Raina kehilangan data di ponselnya.Tanpa sepengetahuan Armando, Raina pun tersenyum sinis. Meskipun Raina bukan tipe orang yang terlalu peduli pada keamanan privasinya, tapi bukan berarti ia ceroboh. Raina selalu menyimpan cadangan datanya di dua tempat, hingga ia tak perlu khawatir untuk kehilangan."Kau kira bisa menghancurkanku semudah itu Armando?" pikirnya.Tak berkata apa-a
Baca selengkapnya
174. Siapa Yang Membelamu?
Raina kembali menolehkan kepalanya ke arah Pamannya. Kali ini ia sengaja memasang ekspresi wajah yang muram, yang tentu saja menggugah rasa penasaran dari Roberto."Ada apa Raina? Kenapa kau tampak begitu muram?" tanya Roberto yang melihat ada perubahan pada wajah keponakannya.Dengan suara sendu yang dibuat-buat, Raina pun menceritakan apa yang terjadi pada ponselnya, tentu saja dengan cerita yang dibuat-buat."Begini Paman, tadi aku sedang memeriksa email di kolam renang, tanpa sengaja Armando menyenggolku dan membuat ponselku terjatuh. Tentu saja sekarang aku tidak memegang ponsel, dan tak bisa menghubungi siapapun," keluh Raina."Masalah itu tenang saja, Armando akan membelikan ponsel untukmu. Kau akan bertanggung jawab kan Armando?"Lelaki hispanic yang tengah menikmati kopi paginya pun terbatuk karena tersedak tiba-tiba. Bukan karena harus membeli ponsel baru untuk Raina, tapi ia sangat yakin kalau membeli ponsel
Baca selengkapnya
175. Pertengkaran (Lagi)
Langkah Armando terpaksa berhenti saat Raina memanggilnya dengan sebutan El-Hijo*. Sebutan yang membuatnya murka, karena dianggap anak kecil.Dengan emosi yang memuncak, dan wajah yang memerah, laki-laki itu pun melangkah mendekati sepupunya. Jari telunjuknya diarahkan pada Raina yang berdiri dengan satu tangan di pinggang dan dagu yang teragkat."Hei jangan berani memanggilku dengan sebutan El-Hijo!" protes Armando."Kenapa? bukankah kau ini seperti anak kecil? Kau tidak lihat bagaimana Ayahmu tidak mempercayaimu, sampai-sampai perusahaannya pun dipercayakan padaku.""Huh, dasar perempuan busuk! Sudah berani kau rupanya!"Namun Raina hanya tertawa mendengar ucapan Armando. Ia tak ingin lagi ditindas oleh Armando seperti dulu lagi.Statusnya yang merupakan anak adopsi dari adik perempuan Roberto, ditambah warna kulit yang berbeda membuat dirinya selalu direndahkan Armando. Perlakuan yang
Baca selengkapnya
176. Siasat Raina
Armando berkali-kali melirik ke arah Raina yang sedang duduk menekuni layar computer. Tak bisa dipungkiri kalau kali ini ia sedikit takut dengan perempuan itu."Sial! Jika aku berani menolak permintaannya, ia pasti akan melaporkan pada Ayah," gerutunya.Namun Armando terlihat gelisah kali ini. Ia bingung bagaimana harus meminta ijin pada Raina untuk meninggalkan kantor sejenak.Raina pun memeriksa ponsel Armando saat mendapati notifikasi pada layar datar dalam genggamannya. Gadis itu pun meletakkan ponsel saudaranya dan menatap ke arahnya."Tuan Wilson mengirim pesan padamu, bahwa ia sedang dalam perjalanan menemuimu," kata Raina tanpa melihat ke arah sepupunya.Armando pun segera berdiri dan mendekat ke arah Raina, dan berharap untuk mendapatkan belas kasihannya. Ia memang ada janji dengan Zachary Wilson, seorang pengacara yang akan mengurus kasus perceraiannya dengan Catherine."Raina," katanya kali ini
Baca selengkapnya
177. Pertemuan Tak Terduga
Catherine mendatangi Nicko yang tengah menunggu di pelataran parkir Hotel Windsor. Kali ini kedatangan kakak Josephine adalah untuk mencari pekerjaan dan menggantikan posisi Josephine.Dengan langkah yang sedikit gontai, ia pun mendekati adik iparnya yang tengah memainkan ponsel. Sejenak ia kembali mengagumi suami adiknya yang terlihat dari samping, saat duduk di bangku kemudi dengan keadaan pintu yang terbuka."Dia memang sangat tampan. Tak heran jika Josephine begitu mencintainya," pikir Cathy. Sementara sosok yang diperhatikannya cuma diam dan tak menyadari.Catherine pun segera melupakan sosok indah di depannya dan kembali pada kenyataan. Melangkah mendekat dan bersiap untuk pulang."Kau sudah selesai?" tanya Nicko saat kakak iparnya sudah mendekat."Ya, aku sudah selesai," jawab Catherine yang masih mencoba menetralisir perasaannya."Ya sudah, kita mau ke mana lagi?" tanya Nicko yang semakin membuat k
Baca selengkapnya
178. Temuan Raina
Raina tampak duduk manis di balik meja. Roberto Blanc telah memberinya akses pada perusahaan hingga ke hal yang bersifat pribadi, termasuk keuangan.Gadis itu mengaku kalau keuangan Blanc tengah merosot. Hanya ada beberapa transaksi dan juga piutang. Di awal tahun, keuangan cukup baik, dengan adanya suntikan dana dari pihak Richmond."Tak heran jika merosot begini semenjak tak ada dukungan dari Richmond. Kira-kira apa yang membuat perusahaan raksasa ini menarik investasinya ya?" pikir Raina mencoba menganalisa."Masuk!" katanya kemudian, saat mendengar ketukan pada pintu ruangannya.Seorang wanita berambut kemerahan nan ikal pun melangkah mendekati meja Raina. Sambil membawa beberapa berkas."Nona Rayes, ini beberapa berkas yang anda minta," kata perempuan itu."Hmm," balas Raina kemudian memandang ke arah pegawai Blanc yang datang."Berkas kerja sama dengan Richmond ada di sini semua?" tanya
Baca selengkapnya
179. Fantasy Catherine (Dewasa)
Diam-diam Catherine memperhatikan sosok adik iparnya yang tengah merawat tanaman. Lagi-lagi, laki-laki itu menyuguhkan pemandangan yang sulit untuk ditolak pesonanya.Cuaca yang panas membuat Nicko melepaskan t-shirt sambil merapikan tanaman. Kembali memperlihatkan pahatan otot perutnya yang sempurna."Kenapa kau begitu mempesona. Kenapa aku harus terlambat menyadari hal ini," pikir Catherine yang semakin lama semakin tergoda oleh pesona adik iparnya.Kedua mata kebiruannya kini mulai sedikit turun dan memperhatikan pinggang Nicko hingga ke bawah. Tanpa sadar ia mulai tergoda dengan bulu-bulu halus yang ada di sana.Sedikit terpejam, Cathy membayangkan kepalanya bersandar pada dada Nicko yang bidang."Kau pasti selalu merasa nyaman berada dalam pelukannya, Jo," pikir Cathy."Rasanya aku ingin berada di posisimu. Berada dalam pelukannya sambil memainkan jemari pada tubuh yang sempurna itu," batinnya.
Baca selengkapnya
180. Kejutan Untuk Raina
Raina masih menggenggam erat dokumen terakhir dari Richmond. Kemudian menggoyang-goyangkannya sedikit."Apa benar yang kulihat ini? Aku memang sudah menduga hal ini sejak lama," pikirnya.Ia tampak begitu bahagia dengan apa yang ditemukan pada dokumen Richmond. Tanda tangan yang tertera di sana membawa ingatannya kembali pada waktu awal masa kuliah dulu.Beasiswa yang diberikan oleh Paman Roberto membuatnya harus belajar ekstra keras dibanding kawan sebayanya. Boleh dikatakan ia hampir tak punya waktu untuk bersenang-senang seperti yang lainnya.Saat itu tempat yang paling indah bagi Raina adalah perpustakaan. Tempat ia bisa menghirup aroma khas dari buku, dan bertemu seorang yang bernasib sama dengannya. Bedanya, mahasiswa itu melakukannya untuk mendapat tambahan uang.Mahasiswa itu bekerja paruh waktu dua kali seminggu di perpustakaan kampus. Latar belakang mereka yang mirip membuat mereka pun saling akrab satu sama
Baca selengkapnya
181. Harta, Tahta, Wanita
Nicko segera membersihkan diri dan bersiap untuk pergi. Kali ini ia akan menemui Raymond Evans, dan kembali mengurus keluarga Windsor."Huh, ada-ada saja permintaan keluarga ini," gumamnya kemudian.Catherine segera beranjak dari tempatnya berdiri begitu mendapati adik iparnya mulai masuk. Tak ingin dirinya ketahuan kalau telah mengintip dan menjadikannya bahan fantasi."Semoga saja dia tidak tahu kalau aku memperhatikannya sejak tadi," pikir Catherine.***Suasana kantor sedikit berubah begitu Bos Besar Richmond masuk. Para karyawan wanita mulai memperhatikan penampilan meraka dan berharap untuk bisa dilirik oleh si Bos. Meskipun mereka semua telah melihat cincin yang melingkar di jari manis Direktur, tapi sepertinya tak dianggap."Selamat Siang, Tuan Muda," sapa seorang karyawan yang berpapasan dengannya.Sepertinya ia memang sengaja melakukannya, karena saat melihat sang Direktur dari kejau
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
108
DMCA.com Protection Status