All Chapters of Bad Blood: Chapter 91 - Chapter 100
111 Chapters
Bab 90
Mayya sungguh tak bisa mengalihkan wajahnya untuk tidak menatap pria itu. Saat ini sepasang mata musang milik pria itu menjadi begitu memikat. Ah, bukan. Sepasang mata itu seperti memejarakannya. Ia takjub. Tanpa disadari keduanya, Mayya dan Rowman saling mendekatkan kedua wajahnya dengan gerakkan pelan. Terus hingga pada akhirnya, kedua hidung mereka saling bersentuhan. Napas pendek yang menjadi pengisi suara dikeheningan mereka terdengar begitu intim. “Mayya..” Hanya itu kalimat yang bisa diucapkan Rowman dalam keadaan seperti ini. “Sialan.. Aku akan melakukannya.” “Melakukan apa?”Sedetik kemudian, entah siapa yang memulai, kini keduanya sudah saling berpangutan. Keduanya saling menempelkan bibirnya dengan penuh nafus, seakan tak ada hari esok lagi untuk mereka. Dibelakang sana, Jackson memperhatikan kedua orang dewasa itu dengan senyuman lebar. Tangannya refl
Read more
Bab 91
Wanita itu mematut dirinya di depan cermin lemari. Setelah ia menghabiskan satu mangkuk sup panas yang membuat lambungnya berhenti menjerit, Maria segera menyiapkan dirinya dan menemukan sebuah gaun tua yang berada di dalam lemari. Warna gading yang usang itu dirasanya cukup bagus untuk dijadikan baju ganti kaos kebesaran yang menempel di tubuhnya semalaman selama ia pingsan. Ia juga sudah merapihkan dirinya untuk memperkenalkan diri dengan sang tuan rumah, Wanita berambut merah bernama Tatiana itu. Ketika ia keluar dari kamar dan membawa mangkuk bekas sarapannya, pemandangan pertama yang ia lihat pagi ini adalah sebuah rumah sederhana yang hanya memiliki ruang tambu kecil dan juga dapur mungil yang membuat Maria tersenyum sendu melihatnya. Rumah itu memang sederhana namun membuatnya hangat. Ia yakin sekali siapapun pemilik rumah ini adalah seseorang yang memiliki kesederhanaan dan kehangatan. "Kau sudah siap rupanya." Suara Tatiana langsung me
Read more
Bab 92
Pria itu pun jongkok di salah satu jasad dan memperhatikannya dengan seksama. Ia yakin betul bahwa peristiwa mengerikan ini bukanlah ulah kaumnya yang haus akan darah. Tidaka da sedikit pun bekas vampir yang sedang berburu semalam. Dan jelas, para jasad ini saat mereka hidup mencoba untuk menerobos portal pembatas yang hanya dirinya sajalah yang bisa keluar masuk ke sana. Seolah orang-orang ini sedang mengejar sesuatu yang masuk melewati portal. Rowman, pria itu meyakini bahwa ada sesuatu yang mereka kejar hingga tak sadar bahwa mereka semua sudah memasuki kawasan portal yang ia bangun agar membatasi dunianya dn dunia manusia. Jika hewan yang mereka kejar, sudah pasti ada senapan atau alat untuk berburu lainnya. Namun, Rowman melihat mereka berlari dengan tangan kosong. Sekitar empat orang yang tewas ini terlihat mengejar seorang manusia lainnya. Tapi, tidak ada bekas di sini selain ke empat preman yang tewas itu. "Apakah ada manusia yang berhasil masuk mel
Read more
Bab 93
“Kenapa kau menutup matamu lagi, Mayya?”Mayya menggerakkan tangannya sendiri menutupi wajahnya. Ia tak bisa membayangkan wajah seperti apa yang ia tampilkan pada pria itu. Rowman. Bagaimana pria itu bisa ada disini, didekatkan, disampingnya. Sangat dekat. Sungguh.. selain mendebarkan ini juga memalukkan. “Hei..” pria itu menarik tangan Mayya dari wajahnya. Tapi yang didapatinya adalah Mayya yang masih memejamkan paksa matanya. Ada sedikit rasa risih saat melihat kegugupan Mayya. Sejujurnya ia pun merasa gugup, tapi rasa itu seolah terkikis oleh kebahagiaan baru yang hinggap dalam rongga dadanya. Ia seperti melayang. Persetan dengan penggambaran dirinya yang selama ini dikenal dingin. Ia suka menampilkan dirinya yang sebenarnya. Mulai sekarang itu adalah hobinya untuk Mayya. “Mayya..” Rowman, sebelah tangan kanan tangan lelaki itu tengah menopang tubu
Read more
Bab 94
Wanita itu kembali membuka matanya setelah mimpi aneh yang menyambangi alam bawah sadarnya. Ia segera membuka matanya lebar-lebar sebelum akhirnya menemukan kembali dirinya yang terbaring di kamar yang sudah dua minggu ini ia tempati. Di dalam kamar itu ia semakin sering memimpikan hal yang tak pernah ia jalani. Dan anehnya, ia selalu merasa seperti dirinya lah yang menjadi tokoh dalam cerita di mimpinya. Perlahan wanita itu segera bangkit dan duduk sejenak di atas kasurnya. Ia memandangi jendela yang masih terhalang oleh tirai. Ia tahu hari masih gelap. Pagi enggan menjemput harinya sedini mungkin. Tanpa tahu pukul berapa sekarang, harinya akan selalu ditandai dengan tingginya jarak matahari dan diakhir oleh datangnya sang senja. Maria, entah apakah nama itu masih diingat oleh orang-orang yang dulu mengaku kerabatnya. Sampai detik ini ia belum berani untuk mencari tahu apakah mereka semua yang pernah mengaku kenal dengannya sibuk mencarinya. Atau mungkin m
Read more
Bab 95
“Katakan.. jika memang ini bukanlah seperti yang aku pikirkan, lalu hubungan apa yang sedang kita jalani?” Aku menuntut. Namun aku cukup bersikap tak mendesaknya terlalu berlebihan. Cukup menyadari fakta bahwa selain menjadi orang asing dalam hidupnya, aku bukanlah apa-apa. “Mayya..”Tidak. Bukan itu jawabannya. Aku tak butuh dia yang memanggil namaku dengan begitu pelan. Aku bukanlah beban. Pertemuan kami memang bukanlah sebuah beban bagiku, tapi aku tak tahu apa ini baginya. Aku hanya sebuah beban atau memang aku bukanlah apa-apa. “Maaf.” Pria itu menundukkan kepalanya, seolah menyembunyikan sesuatu hal yang amat menyakitkan dariku. Aku mulai ketakutan sekarang. “Katakan..” Meski dengan nada lirih, aku sadar ahwa serbuan rasa keingintahuanku benar-benar mendesakku untuk lebih menuntutnya. Pria itu meraih tanganku. Ia membawa punggung tanganku hingga menyentuh bibirnya. Bibirn
Read more
Bab 96
Perjalanan yang ditempuh membutuhkan waktu selama satu setengah jam. Ketika sampai disana, Mayya sudah jatuh terlelap dalam tidurnya. Rowman yang menyadari itu hanya bisa memandangi wajah tenang milik Mayya. Ada rasa hangat kala ia melihat wajah mungil itu. Mayya, dengan segala kesederhanaannya malam ini berhasil membiusnya. Siapa yang menyangka dengan sedikit polesan diwajahnya gadis itu berubah menjadi sangat cantik. Dan kini harus ia akui gadis itu memang memiliki kecantikan yang luar biasa, bahkan ketika sedang terlelap sekalipun.    “Kita sudah sampai.” Ucapnya. Meski pelan, ternyata suara itu cukup membuat gadis itu terbangung dari tidurnya. Dengan lemas, Mayya beranjak bangun dan sedikit menyingkirkan selimut yang membungkus tubuhnya.    “Sudah sampai, ya.”    Rowman mengangguk pelan. Lalu pria itu meringsu
Read more
Bab 97
"AKu harus mengatakan ini padamu, Son."  Jackson tak merubah ekspresi wajahnya terlalu banyak. Pria muda itu masih menunggu maksud panggilan ayahnya secara pribadi ini. Biasanya ayahnya pasti akan memanggilnya berbarengan dengan kedua saudara kembarnya yang suka mengikuti kemana pun ia melangkah.  "Lalu ?" Pria itu berjalan mendekati Jackson yang telah dewasa ini. Ia tak menyangka jika anak yang ia sudah anggap seperti darah dagingnya sendiri telah dewasa secepat ini. Anak yang membawa Mayya ke dalam hidupnya, yang tak pernah ia bedakan dengan lainnya. Jika Tatiana adalah kesayangannya, si kembar adalah anugerah untuknya, maka Jackson adalah berkah baginya. Tanpa bayi Jackson dulu, mungin Mayya takkan sampai ke depan rumahnya dan mengemis untuk tinggal.  Jackson adalah berkah dalam hidupnya. Mayya meninggalkan Jackson kepadanya sebagai penanda bahwa wanita i
Read more
Bab 98
Jari-jari mungil itu dengan telaten menyatukan untaian benang dan benang lainnya agar terkumpul dan terangkai menjadi satu. Mata hazel milik wanita yang tengah melakukannya itu nampak serius memandangi hasil rajutannya yang membentuk sebuah kaos kaki mungil berwarna biru.    Diterangi dengan sinar matahari senja, gadis itu tetap duduk tenang dengan rajutan yang hampir setengah jadi ditangannya. Setidaknya untuk hari ini ia bisa menyelesaikan rencananya untuk membuat sesuatu saat kedua bayinya lahir.    Setiap kali Mayya mengingat tentang bayi, mau tak mau ia pun tak bisa menahan senyumannya. Dalam hitungan bulan ia akan resmi menjadi seorang ibu. Ia yakin anaknya akan tumbuh dengan baik. Namun ia sedikit ragu dengan anggapanya bahwa ia akan menjadi ibu dalam hitungan bulan. Pasalnya terhitung baru menginjak sebulan setelah kehamilannya, perutnya sudah membesa
Read more
Bab 99
Seorang wanita tampak berjalan dalam kegelapan seusai ia melihat sebuah adegan demi adegan yang kali ini bisa ia ingat bahkan ketika ia belum terbangun sekali pun. Wanita itu berjalan pelan sembari mencari penerangan. Tangannya pun bergerak mencoba meraba apapun yang bisa menuntunnya berjalan menuju cahaya apa saja untuk menerangi jalannya. "Mayya, sudah saatnya kau sadar bahwa kau sudah dibangkitkan kembali."Suara itu terdengar dari arah belakang. Wanita itu pun segera menoleh ke sumber suara dan menemukan sosok wanita yang sangat terang di belakangnya. Wanita dengan rambut pirang bak dewi yang sangat asing baginya, namun tidak membuatnya takut sama sekali. "Kau sudah berada di tempat yang tepat, Nak." Wanita itu pun terheran-heran. Ingin rasanya mendekat tapi dirinya pun sedikit takut jika hal itu malah membahayakan dirinya. "S
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status