Semua Bab Apple of My Eye: Bab 11 - Bab 20
39 Bab
Bab 11 Pengalaman 17+
Pagi yang ngantuk setelah semalaman aku gondok sendiri. Iyalah gara-gara sibuk menyangkal hati sendiri, aku jadi tidur jam 12 malam. Selain itu, aku sibuk memeluk dinding untuk kepo apa aktivitas Mas Dru. Apa dia ngorok pas bobok? Suka kentut juga gak kayak Bang Ranu? Hasilnya apa? Senyap Pemirsa. Dia sangat tenang seperti vampire. Mungkin suara kentut dan dengkurannya dalam mode silent, who knows? Hahaha.Walau ngantuk, aku tak boleh malas. Iyalah ini kan hari bersejarah dalam hidup Alana, dimana selama 2 hari aku akan menemaninya. Iya, si lelaki peluk-able dengan suara nyes itu. Kami bakalan menjelajah Kota Malang. Aku bakalan bisa memeluknya dari belakang dan memuaskan fantasi liarku, hiii jijay! Cewek genit amat, Lana! Ya gak mungkinlah, aku masih punya malu kali. Kabarnya Mas Dru bakalan bawa motor Scoopy milik ayah.
Baca selengkapnya
Bab 12 2 Hari Untuk Selamanya
Fyuh, aku melap keringat dingin setelah seorang polisi akhirnya mendatangi mobil Mas Dru yang dipinggirkan. Polisi di kota ini juga tergolong cepat dan cekatan loh, mereka bisa datang secepat kilat kalau kita buat salah. Well, pada akhirnya Mas Dru mengikuti prosedur yang berlaku, menunjukkan identitas, surat kendaraan dan SIM-nya. Dengan tegas, ia menceritakan kronologis kejadian dengan detail hingga pak polisinya cuma angguk-angguk aja, gak pake geleng-geleng.“Baik saya mengerti. Selamat melanjutkan perjalanan dan hati-hati,” simpul pak polisi itu sambil memberikan hormat.Mas Dru juga membalasnya dengan santun dan senyum. Tuh kan, pak polisinya aja juga jatuh cinta sama Mas Dru. Ya gak gitu Alana, itu karena Mas Dru patuh sama prosedur makanya lempeng aja, duh!
Baca selengkapnya
Bab 13 Berteman? Teman Tapi Mesra Yuk!
Berteman adalah status baru yang tersemat di antara aku dan Mas Drupada yang ehem itu. Kami kini bukanlah orang asing lagi, yeay! Asyik sekali kan bisa berteman sama cowok model dia. Mas-mas tentara yang keren, peluk-able, disiplin, semua perilakunya tertata, baik dalam memperlakukan wanita, dan lain sebagainya. Kalau dijabarin mah, semalam suntuk gak cukup kali. Jadi, sementara itu doang aja, hehe.Paling gak sekarang aku bisa punya modusan baru, alias orang yang bisa dimodusin tanpa sadar, hwahaha. Iyalah, secara aku gak pernah deket sama orang asing, lalu kemudian sekarang punya teman. Otomatis aku bisa punya tempat curhat baru, mana dia dewasa sekali. Sesekali aku juga bisa sentil hatinya dengan manja, wkwkw. Iyalah, cara memandang Mas Dru itu beda banget. Gak tahu sih, apa emang dia baik sama semua orang atau gimana. Yang jelas dia baik banget sama aku.
Baca selengkapnya
Bab 14 Surprise!
Hidup seorang Alana mendadak jadi indah semenjak kedatangan manusia Tuhan paling seksi bernama Dru Sadika Djati. Namanya yang indah dan berfilosofi, wajahnya yang kueren dan terus membayangiku, serta suara nyess yang sanggup membiusku. Dia berhasil mengalihkan dunia Alana yang acak kadul hanya karena lelaki bernama Dika. Ah, sudahlah membahas Dika bikin suntuk. Gak tahu dan gak mau tahu dia lagi ada di belahan bumi mana.Rupanya kehadiran Mas Dru di bulan ini bukanlah satu-satunya kejutan dalam hidup Alana. Kehidupan Bang Ranu yang selama ini adem ayem seperti triplek mendadak jadi berwarna juga. Kukira selama ini Bang Ranu itu gak suka sama cewek, abisnya dia super sadis sama aku. Ternyata dan ternyata, tak dinyana serta disangka, Bang Ranu sudah punya pacar. Serius? Iyalah, cowok ganteng macam dia pasti banyak disukai sama cewek. Mulai dari mbok jamu sampai anak SD juga suka sama dia, asal gak tahu sifatnya aja.Da
Baca selengkapnya
Bab 15 Jalan Bareng yang Berujung Kepo
Pernah gak sih kamu ngerasa kalau waktu makin lama pas kita nunggu? Sumpah ya, ini jam dinding lelet amat! Bukan cuma jam dinding doang sih, tapi jam tangan dan jam HP juga. Dari tadi masih bertengger di jam 13.30 siang. Lama bener ini kuliahnya Prof. Hedi. Berasa lumutan aku nunggu dari tadi. Mana materinya memusingkan lagi, bikin bosen banget. Padahal biasanya aku masih bisa ngilangin gabut pake coret-coret buku. Tapi, kali ini gak! Mungkin karena aku sedang nunggu pertemuan indah bersama Mas Dru.14.00 tet! Selesai! Akhirnyaaaaaa kuliah ini selesai, setelah aku hampir berubah jadi tanaman pakis. Yes, begitu Prof Hedi keluar kelas, aku langsung tancap gas. Menuruni anak tangga gak pake ngos-ngosan menuju lantai satu. Keluar gedung dan menyaksikan siapa yang sedang menungguku. Ihir, berasa ketemu sama siapa aja sih aku nih! Padahal yang akan kutemui adalah … OM PAUPAU! Iyalah, ajudan ayah berbaju loreng itu sudah setia
Baca selengkapnya
Bab 16 Jangan Ajak-ajak Dia!
Gitaloka, Traveloka, Gigit, Gito, Gentong, apapun namanya yang jelas aku kesel sama dia. Kesel banget. Dia udah rebut perhatian Mas Dru semenjak bertemu tadi. Demi apaan sih, hari yang awalnya indah ini jadi segabut ini? Kayaknya tadi yang punya acara aku dan Mas Dru deh. Kok jadi mereka gini? Dari rencana awal kami yang pengen makan bakso jadi ketunda karena Gitaloka itu minta ke pantai. Sumpah bete! Akhirnya, Mas Dru terpaksa cancel acara makan bakso karena pukul udah menunjukkan 9 malam. Katanya dia sungkan melanggar jam malamku.Bodoh amat! Mana aku ingat tentang jam malamku, ayah bunda lagi di Jakarta seminggu. Lagian, Bang Ranu juga lagi di Surabaya. Besok pagi baru pulang. Maka dari itu, aku gak kepikiran tidur di rumah malam ini? Lantas aku mau kemana gitu? Jawabnya, aku mau ngajak Mas Dru piknik dadakan di mobilnya. Mungkin menunggu sunrise dimana gitu. Gak masalah tidur semalaman
Baca selengkapnya
Bab 17 Semua Lelaki Sama
Mataku masih terpejam, tapi suara-suara berisik itu mulai masuk ke telingaku. Sesaat kudengar gemericik hujan yang turun dari genteng menuju tanah, menyejukkan. Sepertinya, aku sedang ada dimana gitu. Perlahan kutata pikiran yang acak kadul karena kepala ini terasa sakit. Aku habis bentur apaan sih tadi? Meteor ya, sakit amat! Tunggu, kayaknya aku tadi lagi jalan sama manusia ganteng dan parasit gengges deh. Kok sekarang aku jadi ada di atas kasur, WHAT KASUR!Iyaaa, ini di atas kasur ranjang di kamar kesayanganku. Buktinya ada aroma bebungaan mawar putih yang sedang mekar manja di atas meja itu. Mekarnya juga baru tadi pagi, ingat betul kok. Jadi, sejak kapan dan gimana bisa aku berpindah tempat dari hadapan manusia ganteng menuju kamar princess kembang gini? Jangan bilang kalau tadi aku itu pingsan! Malu-maluin aja! Pikiran kepo dan cerdasku mulai mencari tahu.
Baca selengkapnya
Bab 18 Starry Night
Dadakan dalam pikiran Alana tidaklah sama dengan dadakan dalam pikiran Mas Dru. Walau dia bilang piknik ini dadakan, tapi persiapannya sudah komplit plit kayak jamu pegel linu. Di jok belakang mobilnya, dia mempersiapkan makanan ringan seperti mie cup, snack, air putih, buah yang sudah dipotong-potong, jaket dan selimut tebal, kupluk imut-imut, dan lain sebagainya. Tentu saja termasuk alat salat yakni mukena untuk diriku. Entah dapat darimana itu mukena.Tak hanya itu, dia juga mengatakan bahwa tempat untuk beribadah sudah disiapkan. Tempat mandi? Ada juga dan tentu lengkap dengan alat mandinya. You know, alat mandi kami jadi satu kecuali sikat gigi. Huuuuum, berasa jadi pasangan manten baru deh gini nih. Padahal status kami apaan sih, cuman teman. Just friend yang saling mendekatkan diri. Entah gimana perasaannya ke aku, jujur hatinya luar biasa rapat.
Baca selengkapnya
Bab 19 Storm After Rainbow
Kebanyakan pepatah bilang ada pelangi sesudah badai, atau pelangi sesudah hujan atau apalah itu. Tapi, kali ini semua berasa kebalik deh. Menurutku pagi ini lebih kepada ada badai setelah pelangi. Oh God, why? Gimana gak badai kalau pelangi indah yang terangkai sejak kemarin bersama Mas Dru bergejolak gitu aja gegara kehadiran seorang manusia. Siapakah dia, Parasit itu? Salah, parasit lenyap justru mantan yang datang. Yes, DIKA mendadak muncul di tempat indah ini pas di kala sunrise menyapa bumi. Oh God whyyyy?Oh Tuhan, kenapa sih harus Dika? Kenapa sih harus muncul? Susah payah aku menghalangi Gita Parasit ke sini dan berhasil, malah sekarang ditemuin sama Dika. Kupikir dia udah hilang ditelan ikan paus di Samudera Atlantik sana. Kupikir dia sudah jadi penghuni Laut Pantai Selatan. Ternyata dia masih ada, hidup, dan sehat wal’afiat. Buktinya dengan percaya diri dia men
Baca selengkapnya
Bab 20 Tekad atau Nekat
Tampaknya aku bertemu dengan seorang pejuang baru yang penuh semangat bernama Dika. Yaps, semenjak menghancurkan pagiku saat itu, Dika terus saja hadir lagi dan lagi. Dengan cara halus, dia menyusup lagi dalam kehidupanku. Sebagai contoh, kadang ada sebuket bunga mawar teronggok di depan pagar rumah dinas ayah. Kadang dikasih bonekanya juga. Disertai dengan selembar puisi berisi cinta. Hoek, pengen vomit rasanya. Antara nekat dan tekad sih dia tuh.Kuakui aku telah mati rasa padanya. Aku tak lagi mencintai Dika, bahkan berpikir untuk mencintainya pun tidak. Di hatiku sudah ada Drupada, Drupada, dan Drupada. Ya walau aku tak tahu apa definisi hubungan kami, tapi ya sudahlah. Aku telah bangkit dari Dika dan jatuh cinta pada Mas Dru. Itu sudah terbukti dan tak perlu diteliti lagi. Yakinlah sumpah! Di suatu sisi, aku dan Mas Dru makin dekat. Tapi, di sisi lain Dika makin mendekat juga. Dia belum berani menampakka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status