Semua Bab Jessica, Luka yang Terpendam: Bab 11 - Bab 20
62 Bab
Musuh Bebuyutan Bertemu
“Mau datang kok nggak ngasih kabar dulu, sih? Aku sebentar lagi mau pergi,” jawab sang nona rumah sebal sembari membuka gembok pagar. Dibukanya pagar itu sedikit sehingga leluasa berbicara dengan tamunya yang datang tanpa pemberitahuan ini.           “Aku kebetulan habis antar klien survey rumah di dekat sini. Sekalian aja mampir kemari. Mau pergi ke mana? Kuantar, yuk.”           “Ehm…, “ jawab Jessica kebingungan. “Aku nanti dijemput teman.”           “Oya? Siapa?”           “Yah…teman.”           Moses menatapnya lekat-lekat. “Teman spesial?” tanyanya
Baca selengkapnya
Tommy Melamar Jessica
“Lihatlah, Ma. Sica masih rendah hati sekali seperti dulu, tidak suka menonjolkan diri,” cetus Tommy membangga-banggakan gadis pujaannya di depan ibunya.           Wanda manggut-manggut dan  memaksakan dirinya untuk tersenyum. Tiba-tiba seorang perempuan berusia sekitar tiga puluhan yang mengenakan seragam perawat muncul dan berkata lirih, “Makan malamnya sudah siap, Bu Wanda.”           Sang nyonya rumah mengangguk dan kemudian mengajak putra serta tamunya menikmati  makan malam bersama. “Mari Sica, kita makan malam sama-sama.”           “Baik, Tante. Terima kasih,” jawab tamunya sopan. Sorot matanya begitu dingin dan membuat hati Wanda agak mengerut melihatnya. Tommy yang tak menyadari ketegangan yang terjadi diant
Baca selengkapnya
Moses Menyatakan Perasaannya
“Suara tawamu terdengar mengerikan. Lihat, bulu kuduk Kakak sampai berdiri.”           Jessica menatap kakaknya dengan wajah berseri-seri. “Tuhan sedang berpihak kepadaku, Kak. Tentu saja takkan kulewatkan kesempatan ini. Suatu saat Kakak akan mengerti apa yang kumaksud. Sekarang sudah malam. Tidur, yuk. Besok pagi aku mesti pergi ke kantor notaris untuk melakukan transaksi sewa-menyewa ruko.”           Jenny mengangguk dan kemudian meninggalkan kamar tidur adiknya dengan berbagai pertanyaan berkecamuk dalam benaknya. Semoga adikku tidak nekad melakukan hal-hal yang berisiko, batinnya was-was. Kami sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Kalau sampai terjadi apa-apa dengannya, aku takkan bisa memaafkan diriku sendiri. *** Keesokkan paginya tanpa sengaja Jessica bertemu
Baca selengkapnya
Moses Ngambek
Moses menatapnya getir. “Aku memang bukan laki-laki alim, Jess. Tapi kamu juga tahu bahwa perempuan-perempuan itu juga sama halnya dengan diriku. Gadis-gadis lajang yang sekedar suka bermain-main dan tak peduli akan komitmen. Atau janda-janda muda  yang kesepian dan butuh kenikmatan sesaat. Sama sekali tak ada pihak yang dirugikan dalam hubungan kami.”           “Berarti kamu sangat menikmatinya, kan?”           “Aku berusaha menikmati apa yang tersedia di depanku karena gadis yang kucintai tak pernah menghiraukan perasaanku.”           Jessica terdiam seketika. Perasaannya kini campur-aduk tak karuan. Ia tak ingin menyakiti hati pria yang selalu bersikap baik padanya ini. Dirinya percaya cinta Moses sangat tulus dan jauh lebih layak diperjuangkan daripada c
Baca selengkapnya
Masa Lalu Moses
Sahabatnya itu mengangguk dan langsung menghilang ke kamar mandi. Jessica duduk menunggu di sofa ruang tamu. Gadis itu lalu memeriksa pesan-pesan WA yang masuk dalam ponselnya. Ada pesan dari Tommy, batinnya ingin tahu. Dia menyuruhku menunggu dua hari terhitung sejak kemarin. Katanya akan membawakan sesuatu yang dapat membuatku percaya bahwa dia takkan meninggalkanku lagi. Hmm…apa itu, ya? pikirnya penasaran.             Gadis itu lalu membuka chat WA Tommy dan membacanya dalam hati.             Sica, apakah jam 5 sore besok kita bisa bertemu di rumahmu? Ada sesuatu yang perlu kutunjukkan padamu. Semoga hal itu akan membuatmu yakin bahwa aku setulus hati bermaksud menikahimu dan takkan meninggalkanmu lagi.             Jessica tersenyum getir dan membalas
Baca selengkapnya
Jenny Merestui Moses dan Jessica
Jessica tercenung mendengar cerita Moses. Tak pernah disangkanya lelaki don juan itu telah menjadi seorang ayah. Diakah jodoh yang Kau peruntukkan bagiku, Tuhan? jerit gadis itu dalam hati. Terus terang tak terpikir olehnya untuk menjalin hubungan lagi dengan lelaki manapun. Ia lebih suka sendirian. Hingga Tommy tiba-tiba hadir kembali dalam kehidupanya dan menghendaki mereka berdua bersatu kembali.           Tapi aku sudah tidak mempunyai perasaan cinta padanya, cetus gadis itu jujur dalam hati. Aku hanya ingin menyakiti hati Tante Wanda dengan menyiksa batinnya secara perlahan-lahan sebelum meninggal dunia akibat penyakit kankernya.           “Bagaimana, Cantik? Kamu sudah percaya bahwa aku tidak menuntutmu memberikanku keturunan? Seorang William bagiku sudah cukup.”          &nbs
Baca selengkapnya
Wanda Menyerahkan Seluruh Aset Keluarga
Moses sampai melongo dibuatnya. Jenny cuma cengengesan dan berkata ringan, “Ya begitulah adikku kalau sedang galau, Ses. Pikir-pikir aja dulu. Kamu kuat nggak seumur hidup menghadapi sikapnya yang cuek bebek itu.”             Pria tampan itu nyengir sambil menyahut ringan, “Saya sudah menunggu selama lima tahun, Kak. Sudah nggak bisa mundur lagi. Hehehe….”             Jenny mengangguk senang. Mudah-mudahan kamu menepati janjimu untuk tidak mundur, Ses. Adikku butuh pria yang kuat seperti dirimu, cetusnya dalam hati. Sesaat kemudian pria itu berpamitan dan melangkah keluar rumah menyusul Jessica yang sudah membuka pintu pagar.   ***   “Silakan Bu Wanda membubuhkan tanda tangan di bagian-bagian yang sudah saya beri tanda,” ujar sang pengacara penuh hormat. Wanda, Tommy, pengacara, dan asisten pengacara s
Baca selengkapnya
Tommy dan Jessica Berciuman
Dipandanginya Moses yang masuk ke dalam mobil dengan tatapan tidak suka. Jenny yang menyadarinya segera mengajak laki-laki itu dan Jessica masuk ke dalam rumah. Sesampainya di ruang tamu, dimintanya Tommy duduk menunggu di ruang tamu sementara dia masuk untuk membuatkan minuman.             “Nggak usah repot-repot, Kak,” sahut pemuda itu sungkan.             “Nggak apa-apa, kok. Tunggu sebentar, ya. Jes, kamu temani Tommy di sini,” ujar Jenny seraya menatap tajam adiknya seakan-akan memberi ultimatum yang wajib dipatuhi.             Yang ditatap mengangguk acuh tak acuh seperti biasanya. Setelah sosok kakaknya menghilang, gadis itu lalu membuka mulutnya, “Katanya besok baru datang untuk menunjukkan sesuatu padaku. Kok sekarang udah muncul?”     &
Baca selengkapnya
Pilihlah Asetku yang Kau Suka
Tommy benar-benar terkejut kali ini. Bagaimana mungkin penerus bisnis keluarga Saputra menikah secara sederhana di tempat ibadah tanpa perayaan yang meriah?!             Jessica tersenyum sinis melihat pemuda itu tertegun mendengar permintaannya. Tapi sepertinya Tommy tak berani menolaknya karena takut gadis itu akan berubah pikiran. Sungguh perjuangan yang tak mudah hingga akhirnya ia berhasil menyematkan cincin pengikat cintanya di jari manis Jessica. Masa segala upayanya harus berakhir sia-sia hanya karena ia bersikeras merayakan pernikahan mereka secara besar-besaran seperti tradisi keluarganya selama ini?!             “Baiklah,” jawab Tommy mengalah. “Kita akan menikah secara sederhana sesuai kehendakmu. Tapi tidak apa-apa kan, kalau aku bersikeras mengajakmu bulan madu keliling Eropa selama tiga minggu?”     &
Baca selengkapnya
Wanda Terkejut Mendengar Rumahnya Dipilih Jessica
“Apa Jessi nggak salah dengar, Kak?” tanya gadis itu meminta penjelasan.           Sang kakak menggeleng. “Mas Yakob ternyata ditipu oleh kekasih gelapnya itu. Janin yang dikandungnya ternyata benih laki-laki lain. Teman baik Mas Yakob pernah tak sengaja melihat perempuan itu keluar dari supermarket bergandengan tangan dengan pria lain. Dia langsung memotret mereka dengan ponsel dan mengirimkannya pada Mas Yakob. Akhirnya Mas Yakob memaksa kekasihnya untuk melakukan tes DNA pada janin yang dikandungnya. Hasilnya sudah keluar dan ditunjukkannya padaku tadi siang sewaktu aku pergi membeli bahan-bahan kue….”           Jessica terbelalak. “Jadi selama ini Kak Jenny diam-diam masih menjalin hubungan dengan orang itu di luar sepengetahuanku?! Hebat sekali!” ucap gadis itu ketus seraya bertepuk tangan.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status