Semua Bab Andai Semua Berbeda: Bab 21 - Bab 30
237 Bab
21. Keputusan Fea, Tekat Irvan
Fea berjalan ke arah Irvan yang menunggu dia di taman kota. Suasana cukup lengang, hanya ada beberapa orang yang mengunjungi taman ini. Tempat yang nyaman untuk bicara. Irvan memandang Fea dengan rasa rindu yang besar. Beberapa bulan terakhir adalah hari-hari penuh kegembiraan karena dia bisa bersama wanita yang dia idamkan. Hari ini Irvan tidak tahu apa yang akan terjadi antara dia dan Fea. Dia sedikit banyak ada bayangan kira-kira yang Fea akan utarakan. Namun, lebih baik Irvan menunggu hingga Fea menjelaskan semuanya. "Hai, Ir." Fea cantik sekali dengan kaos putih dan jeans biru gelap. Ingin sekali Irvan memeluk kekasihnya itu. "Fea ..." Irvan melangkah mendekat. Fea memeluk tas yang dia pegang. Dengan itu Fea memberi kode dia tidak mau dipeluk. Irvan mundur, dia duduk di kursi taman, menghadap ke kolam di depannya. Fea ikut duduk, tepat di sebelah Irvan. "Aku, aku benar-benar minta maaf, Ir." Fea memulai pembicaraan mereka. Hati Fea tidak tenang. Tapi tetap lebih cepat dia bic
Baca selengkapnya
22. Kecurigaan Rania
"Tuan dan Nyonya?" Fea melihat Arnon. Tiba-tiba saja tangannya terasa dingin. "Iya, Fea. Aku sudah janji akan segera mengenalkan calon istriku pada mereka." Arnon tersenyum lebar. Mereka hampir tiba di rumah besar. Debaran di dada Fea makin tak menentu. Tapi dia tak bisa mundur. Arnon adalah cintanya. Selama ini dia berdoa agar Tuhan nyatakan kebenaran. Ini yang dia terima. Cintanya buat Arnon tak pernah mati, itu berarti Tuhan mau dia dan Arnon bersama. Ya, Fea harus siap berhadapan dengan orang tua Arnon. "Secepat itu?" Fea hanya memastikan bahwa tidak sesegera itu dia harus bertemu Nyonya Arnella. Apalagi terakhir dia bersama nyonya ketiga, Fea mendapat dua gaun cantik untuk dia kenakan saat pergi bersama Irvan. Apa yang Nyonya Arnella akan katakan kemudian jika ternyata Fea muncul di hadapannya dengan status sebagai calon istri putra semata wayangnya? "Kenapa? Cepat atau lambat apa bedanya? Kita sudah bersama sejak kecil. Tinggal dan besar di rumah yang sama. Hanya aku tidak p
Baca selengkapnya
23. Kejutan Tak Menyenangkan
Mata Fea melirik ke jam dinding di ruangannya. Baru sejam kerja sejak selesai makan siang. Dan Arnon menghubungi dia, membuat gadis cantik itu terkejut lagi. "Kamu mau aku ikut kamu?" Fea bertanya memastikan apa yang Arnon maksud. Rania yang mendengar kata-kata Fea menoleh, penasaran mau apa lagi Arnon kali ini. "Iya, Fea. Jam empat opening. Kamu temani aku." Armon meminta Fea mendampingi dia di acara opening resto. "Aku harus kerja, Arnon." Fea menolak. Bukan tidak suka tapi waktunya tidak tepat. Mendadak dan di hari kerja. "Tenang saja. Aku urus izin kamu. Aku sudah di depan kantor kamu, Sayang." Arnon menutup telpon. "Arnon," panggil Fea, tapi telpon tidak nyambung lagi. "Mau apa dia?" tanya Rania. "Dia ajak aku ikut opening resto. Sekarang." Fea menjawab Rania dengan tatapan tidak lega. "Ahhh ..." Rania mengangkat kedua alisnya. Mulai lagi Arnon mau seenaknya. "Fea?!" Ada yang memanggil Fea dari depan ruangannya. Fea dan Rania menoleh. Isti ada di sana. "Dipanggil Pak I
Baca selengkapnya
24. Dia Calon Istriku
Tangan Fea terasa dingin dan berkeringat. Berada di sisi Arnon adalah hal yang dia sukai. Tetapi jika di dekat Arnon juga ada para wanita yang biasa bersama pria itu, membuat Fea tidak senang. Namun begitu, Fea berusaha tetap tenang. Dia harus bersikap dengan benar. "Kapan kamu akan membawaku jalan lagi, Sayang? Kamu terlalu sibuk dengan resto kamu atau dengan yang lain?" Gladys menyentuh pundak Arnon dengan jari-jari digerakkan di sana, mulai merayu. Widya pun tak kalah ingin mengambil hati Arnon. "Terakhir bersama, kamu sedang galau. Apa kamu tidak ingin mengulang malam menyenangkan, Arnon?" Arnon tersenyum, tipis. Dia melepas tangan wanita-wanita yang biasanya memuaskan dirinya itu. "Bisa kalian kembali duduk? Acara belum selesai." Arnon melihat ke kiri kanannya, pada Gladys dan Widya bergantian. Fea melirik ke arah Arnon, lalu mengalihkan pandangan melihat biduan yang sedang menyanyi sepenuh jiwa di depan seluruh tamu. Widya menoleh pada Fea. Dia bisa melihat Fea sedikit gugu
Baca selengkapnya
25. Di Depan Tuan dan Nyonya Hendrawan
Terus terang saja, Fea tersinggung dengan kata-kata Arnon. Apa Arnon tidak kenal Fea, sehingga berpikiran seburuk itu tentang Fea? "Hei, Honey, Sayang, bukan ... bukan itu maksudku." Arnon dengan cepat menangkap kedua tangan Fea. "Aku tahu kamu ga mungkin akan mengkhianati apa yang kamu yakini, kalau kamu menjaga dirimu utuh untuk pria yang akan menjadi pendamping kamu. Aku ga akan lupa." Cepat Arnon meralat perkataannya. Fea tidak bergeming, masih menatap Arnon lurus dengan pandangan tajam. "Maksudku, bahkan jika dia memberikan kecupan di pipi kamu, aku merasa marah." Arnon mengatakan apa yang dia pikirkan. Fea sedikit lega. Dan juga senang. Jika Arnon cemburu, berarti dia sungguh cinta pada Fea. "Jangan marah lagi. Aku yang harus berjuang sekarang, membuktikan aku bisa menjaga diriku. Aku menyiapkan diri untuk menjadi pria yang hanya akan di sisi kamu, ga lagi bersama siapapun. Maaf." Arnon mengusap lembut pipi Fea. "Oke." Fea menyunggingkan senyum tipis di bibirnya. Arnon kem
Baca selengkapnya
26. Ini Hanya Permainan?
Arnon lari mengejar Fea. Gadis itu berlari menuju kamarnya. Marah. Fea sangat marah. Jadi ini yang sebenarnya? Arnon mendekati dia karena ada persyaratan yang harus Arnon penuhi untuk mendapat warisan papanya? Sampai di kamar, Fea menarik kopernya. Dia akan pergi. Secpeat mungkin! Cukup semua permainan ini. Fea tidak mau terlibat lebih jauh. "Fea!" Arnon di depan pintu. Dia menatap pada Fea dengan wajah merah dan pandangan sangat gelisah. "Terima kasih, Arnon. Untuk semuanya. Aku pamit. Semoga kamu akan menemukan wanita yang tepat buat menjadi bahan permainan kamu." Fea merasa dadanya bergemuruh. Dia ingin berteriak dan memukul Arnon. "Fea, kamu salah paham." Arnon maju dan mendekat. Dia memegang tangan Fea melepaskan tangan gadis itu dari kopernya. "Salah paham?" Fea menatap tajam pada Arnon. "Benar, ada persyaratan yang Papa dan Mama beri buatku. Ya, untuk perusahaan Papa. Tapi tidak begitu, Fea. Aku tidak butuh perusahaan itu. Tidak. Mama yang mendesak aku. Jadi, aku ..."
Baca selengkapnya
Perjalanan Hidup yang Tak Terduga
Thank you buat setiap reader dari tulisan ini. Yang teruang di kisah Fea dan Arnon hanyalah sekelumit cerita dua anak manusia. Ada terlalu banyak kisah lain yang bisa ditulis dan diceritakan.  Berikut mungkin hal yang perlu kita renungkan, tentang kehidupan.  Setiap orang tidak bisa memilih kapan dia akan lahir, kapan dia akan meninggalkan semesta.  Tidak juga bisa memilih pada orang tua mana dia akan menjadi anaknya, menjadi bagian hidup mereka hingga akhir hayatnya.  Yang terjadi, semua itu kedaulatan Sang Khalik menetapkan yang sesuai dengan setiap orang menurut pemandangan-Nya.  Begitu pun perjalanan hidup yang dilalui setiap insan. Terlalu sering mendapati hal yang tak terduga datang, tiba-tiba ada di depan mata. Ada kalanya dengan mudah diatasi. Tidak menutup kemungkinan situasi begitu rumit tidak bisa dihindari, hanya harus dihadapi.  Pernahkah menanyakan pada Sang Pemberi Hidup, mengapa jalan ini y
Baca selengkapnya
27. Kepedihan Hati
Pagi datang. Hari telah berganti. Fea membuka matanya. Dia memandang langit-langit di atasnya. Dia di mana? Astaga! Ini kamar kos. Ini bukan kamar tempat dia tinggal di rumah besar Hendrawan. Ingatan Fea segera berhenti pada kejadian malam sebelumnya. Hatinya kembali perih. Air mata tak bisa dia tahan, mulai membasahi pipinya. Dia usap dengan telapak tangannya. Dia duduk dan menekuk kedua lututnya. Dia menoleh ke sisi kanan, Rania tidur miring membelakangi Fea. Rania begitu sayang Fea. Dia sampai memilih menginap, menemani Fea, meninggalkan suaminya sendirian. "Maafkan aku, Rania. Aku membuat kamu ikut susah." Fea merasa bersalah juga pada Rania karena apa yang dia alami. Terdengar dering dari ponsel Rania. Segera Rania terbangun dan meraih ponselnya. Jaka yang menghubungi. "Hah? Mas Jaka di depan? Oh, ok. Bentar ya, Mas." Rania turu dari ranjang. Dia ke kamar mandi. Fea hanya memperhatikan saja Rania sampai hilang di balik pintu kamar mandi. Beberapa menit Rania kembal
Baca selengkapnya
28. Kemarahan Arnon
Mobil Arnon masuk ke halaman luas rumah besar itu. Dia memarkirnya di tempat biasa, lalu segera dia masuk ke dalam rumah. Satu yang akan dia lakukan, menghadapi Nyonya Arnella, mamanya sendiri. Arnon sangat kesal dan marah karena wanita itu yang justru merusak hidupnya. Seorang ibu yang seharusnya mendukung anaknya, memberikan hal terbaik yang diperlukan, tetapi Arnella berbeda. Apa yang dia lakukan hanya untuk kesenangannya sendiri. "Mama!" Arnon berteriak memanggil Arnella. Dia menuju ke kamar mamanya, tapi kosong. Jam segini kadang wanita itu hanya bermain ponsel sambil rebahan di kamarnya. Arnon keluar dan mencari ke ruangan lain. Dia melihat seorang pelayan di ruang besar dan bertanya di mana Nyonya Arnella. Arnella sedang ada di ruang olahraga di sisi agak belakang rumah. Dengan cepat Arnon menuju ke ruangan itu. Di dalam, Arnella sedang senam mengikuti video yang dia lihat di layar besar di depannya. Arnon mematikan video dan membuat Arnella sontak menoleh padanya. Wanita i
Baca selengkapnya
29. Mengejar Hati Kekasih
Pagi itu, sebelum jam delapan Arnon sudah memarkir mobil di depan kantor Fea. Dia sengaja datang pagi sekali, agar bisa melihat Fea datang. Ternyata Irvan yang datang lebih dulu. Irvan langsung melihat mobil mewah Arnon yang terparkir manis di halaman kantor. Irvan yakin Arnon mengantar Fea. Tapi sepagi ini? Arnon yang bersandar di pintu mobil memandang Irvan yang berdiri melihat ke arahnya. Irvan merasa ini saat yang bagus dia bicara dengan Tuan Muda. Irvan mendekati Arnon. "Pagi sekali Tuan Muda mengantar Fea." Irvan menyapa Arnon. Arnon menatap Irvan. "Apa kabar?" Ternyata Arnon tidak memberi respon atas perkataan Irvan. "Tentu saja tidak baik. Kekasihku, berjalan menjauh. Dia melepaskan aku, untuk seseorang yang aku tidak yakin sungguh-sungguh sayang padanya." Irvan membalas tatapan Arnon. "Kamu terlalu yakin dengan pikiran kamu. Kekasihmu tidak cinta padamu. Itu kenyataannya. Dia memaksa dirinya ada di sisi kamu. Dia kembali pada rumah yang tepat untuk tinggal." Arnon m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
24
DMCA.com Protection Status