All Chapters of Toxic Boss: Chapter 71 - Chapter 80
106 Chapters
70. Cemburu yang Panas
Chapter 70 "Hai, Lin!" sapa Ibnu saat melihat Delina di kantor. "Hai, gimana kerjaan kamu di sini?" Kamu betah?" tanya Delina. "Lumayan. Eh, kita makan siang bareng, yuk!" ajak Ibnu. Awalnya Delina ragu, tetapi tak ada salahnya dia menerima ajakan makan siang dari Ibnu. Bukan untuk hari itu saja, melainkan hari-hari selanjutnya Ibnu dan Delina kerap terlihat makan siang bahkan pergi bersama. Apalagi keduanya merupakan mantan kekasih. Banyak di antara karyawan lainnya yang yakin kalau keduanya menjalin hubungan kembali. Namun sayangnya, kedekatan Delina dan  Ibnu tak sengaja dilihat oleh Abi. Awalnya, Abi tak mau mengakui kalau dia merasa cemburu. Akan
Read more
71. Mengingat Kencan Pertama
Chapter 71 Pagi itu, Delina meminta izin cuti pada Abi. Dia pergi untuk datang ke sebuah reuni teman-teman kuliahnya yang sedang menyelenggarakan acara amal bagi anak-anak yang terkena kanker. Di sana dia bertemu dengan Ibnu. Dulu saat berkeluliah, Ibnu merupakan seorang ketua senat di kampus. Dia juga kerap menjadi idola dan pria idaman selain berwajah tampan dia juga pintar. Delina terlibat perbincangan seru dengan Ibnu kala berada di tempat reuni kala itu. Mereka berada bangku taman setelah memilih barang-barang lelang yang hasil penjualannya akan disumbangkan bagi anak-anak.  "Aku nggak nyangka kamu masih suka banget acara donasi seperti ini. Aku salut sama kamu, Lin," ucap Ibnu. "Ah, jangan puji aku terus.
Read more
72. Cinta Lama
Chapter 72   "Heh, katakan yang jujur pada ku. Kau main curang, ya?" bentak Ibnu sampai membuat kehebohan dengan meneriaki si pemilik stand permainan yang bertampang sinis pada pemuda itu.   "Enak saja kamu kalau ngomong. Memang kamu sendiri kok yang tak bisa main!" bentak si pemilik kedai.   "Aku yakin kamu curang," ucap Ibnu mengayunkan tangannya untuk memukul si pemilik stand tapi Delina langsung menahannya.   Banyak pengunjung yang melihat kejadian tersebut juga merasa tertipu dan menyerang si pemilik stand permainan tersebut menuntut ganti rugi.   "Biar tau rasa kau! Kalian yang merasa dirugikan ayo buruan minta uang kalian kembali sini!" seru Ibnu.
Read more
73. Kemarahan Abi
Chapter 73 "Ibnu!" teriak Delina yang langsung meminta tolong pada warga sekitar. Pengendara motor itu turun dari motornya lalu mendekat. Dia membuka helm penutup kepalanya. "Bos Abi? Apa yang kamu lakukan barusan?" pekik Delina. "Jadi kamu mengajukan cuti hanya untuk ini? Kamu lupa ya kalau kamu itu siapa? Kamu itu is–"  "Kita satu almamater. Wajar kalau aku sama dia ketemu pas di reuni!" Delina langsung menoleh pada salah satu warga yang sedang menggunakan ponsel. "Tolong telepon ambulans sekarang!" seru Delina pada pria itu. 
Read more
74. Delina Hamil
Chapter 74 Delina terbangun di sebuah ruangan pemeriksaan. Dokter bernama Helena, seorang dokter ginekolog ternama di Rumah Sakit Ibukota sedang menatap gadis itu lekat. Tak jauh dari ranjang Delina, ada Abi yang terlihat cemas sambil bergerak mondar-mandir. “Apa yang terjadi, apa darah rendah ku kambuh lagi?” tanya Delina.  “Kau bodoh ya sampai tak tahu sedang berada di mana, hah?!" Abi menunjuk ke arah Delina. “I-iya, aku tahu sih. Tapi, kenapa aku ada di sini?”  “Kau itu pingsan tau. Indra meminta ku untuk membawamu ke sini dan melakukan pemeriksaan sampel darah milikmu. Dan kau tahu hasilnya apa?
Read more
75. Aku Mencintaimu
Chapter 75 "Delina, Delina, buka pintunya!" Abi berusaha masuk ke dalam kamar mandi dan mengetuknya berkali-kali.  "Tinggalkan aku sendiri! Aku ingin sendirian!" seru Delina dari dalam kamar mandi, "aku tidak punya teman untuk berbagi keluh kesah, kau membuat mereka menjaga jarak denganku." Delina sengaja mengutarakan apa yang dia rasakan. Dia setengah tidak peduli dengan apa yang akan terjadi. Biarlah pembicaraan ini mengalir secepat mungkin menurutnya.  Abi sadar kalau Delina sedang merundung, dirinya disinggung oleh istrinya sendiri. Pria itu menelan salivanya dengan susah payah.  "Maafkan aku, Lin," ucap lelaki itu akhirnya. Sesuatu yang
Read more
76. Tolong Ubah Aku
Chapter 76 Bertatapan dengan sang suami, Delina mendapati sorot mata kesedihan dan putus asa yang terpancar dari manik coklat itu. Suara Abi terdengar sarat akan emosi, ditambah lagi dengan deru napas lelaki itu yang mulai memburu. Didominasi dengan rasa putus asa. "Aku menginginkanmu, Lin, aku sebenarnya sangat menginginkanmu," kata Abi mendesah samar.  "Aku tak salah dengar, kan?" Delina menegaskan. "Aku menginginkanmu hingga rasanya seluruh tubuhku remuk redam. Puas kau?!" sentak Abi. Delina mengatupkan bibir rapat-rapat. Apa yang diucapkan Abi barusan itu sangat terdengar tidak nyata, tetapi memang seperti itulah yang dapat dia tangkap dari penutur
Read more
77. Makan Siang Bersama Ibnu
Chapter 77 Delina terbangun untuk memuntahkan semua isi perutnya saat bangun tidur kala itu. Dia merasa tubuhnya terasa lemas. Namun, dia masih punya tanggung jawab pada pekerjaan. Mau tidak mau, dia harus bersemangat untuk ke kantor. Delina bergegas mandi lalu membalut tubuhnya dengan kemeja warna biru pastel. Dia juga memadukan dengan blazer dan rok hitam di bawah lutut. Make up natural juga dia poles ke wajah cantiknya. Langkahnya dia ayunkan menuju ke arah pria yang masih terbaring pulas. Sejenak Delina mengingat bahwa hari ini dirinya ada jadwal meeting bertemu dengan A-one Coorporation, itu artinya kehadiran Abi pasti sangat dibutuhkan mengingat dia lah CEO dari WE Coorporation. Akan tetapi, melihat Abi yang masih asyik dengan dunia mimpinya, Delina jadi geram dan sang
Read more
78. Masa Lalu Delina dan Ibnu
Chapter 78 "Apa kalian masih bersama?" tanya Ibu Adelia yang dipanggil Ibu Peri sejak mereka berkuliah dulu. "Uhuk... uhuk..." Delina langsung terbatuk-batuk mendengar ucapan spontan wanita paruh baya itu. "Tentu, Bu. Kami memang sempat terpisah. Tapi aku akan membuat Delina kembali bersamaku," ucap Ibnu penuh keyakinan. Garis kerut di samping kelopak mata Nyonya Adelia tercipta kala ia tersenyum bahagia melihat Ibnu dan Delina yang masih bersama. "Tapi kita kan tidak bersama, Nu?" tanya Delina mengernyitkan dahinya tak mengerti. "Ayolah, Lin … kita duduk dulu saja," kata Ibnu seraya me
Read more
79. Kisah Indra
Chapter 79 ******** "Lin, aku boleh peluk kamu? Untuk yang terakhir kalinya? Karena setelah ini, aku akan pergi dari kamu dan menghindari kamu. Aku akan cari pekerjaan lain saja agar aku tak bertemu kamu lagi di kantor itu. Sedih rasanya saat tau aku bekerja pada suamimu," ucap Ibnu. Delina agak ragu, tetapi kemudian dia mengangguk. Ibnu terlihat merentangkan kedua tangannya. Namun, sesuatu yang di luar dugaan terjadi. Sebuah kawasaki ninja warna merah menghantam tubuh Ibnu. "Ibnu!" Delina berteriak sekuat tenaga. Pengendara motor itu menghentikan laju motornya. Dia turun dari kendaraannya dan melangkah menuju ke arah Delina dan Ibnu. Pengendara motor yang
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status