All Chapters of THE DUKE WILLIAM ( 9 ISTRI ): Chapter 81 - Chapter 90
106 Chapters
RENCANA
"Awas, kamu!" ancam Laurice tak bisa terima diperlakukan seperti ini.Masih dengan napas yang tersengal-sengal. Wanita cantik itu menaiki anak tangga menuju lantai dua. Sesaat dia menghentikan langkahnya, dan mengurungkan niat menuju kamar dirinya."Sepertinya aku harus memberitahukan hal ini pada Jill. Dia harus tahu, kelakuan buruk William!" desis Laurice. Dug dug dug!"Jilll ... buka!"Tiba-tiba Aster sudah berdiri di sampingnya."Ada apa Nyonya Lau? Kurasa Nyonya Jill sudah tidur.""Tidak mungkin. Baru saja aku bertemu dengannya tadi." Protes Laurice dengan angkuh.Tak indahkan peringatan Ester. Laurice terus mengetuk pintu kamar Jill Anne. Tak lama, dia bisa mendengar derap langkah kaki kian mendekat. Benar saja, pintu kamar pun terbuka sedikit.Seraut wajah Jill yang terlihat mengantuk, tampak enggan begitu melihat Laurice di hadapannya."Ada apa kamu ke sini?""Aku ingin bicara sama kamu. Penti
Read more
TERLUKA
"Ayolah, Lau! Lupakan William! Dia bukan satu-satunya lelaki yang ada di dunia ini. Yang benar adalah dia lelaki paling brengsek yang pernah aku temui. Kamu paham?"Merasa hatinya hancur. Laurice pun menangis tergugu. Dia tidak bisa terima dengan semua ini."Apakah aset yang aku titipkan padanya, bisa aku ambil lagi?" "Itu yang tengah aku lakukan. Aku ingin mengambil semuanya," bisik Jill Anne. Membuat Laurice semakin terperanjat. Laurice memandang dnegan sorot mata yang tajam, tanpa jeda."Bagaimana caranya?"Jill Anne hanya menyeringai. "Hanya aku yang tahu. Takutnya kamu mmebocorkan hal ini pada William. Mengingat rasa cintamu yang besar padanya, Lau.""Walau aku cinta, tidak mungkin aku akan mengatakan hal ini padanya.""Ivy pun bilang yang sama. Kenyataannya di hadapan William dia tidak berkutik. Membuka semua hal yang aku bicarakan padanya.""Hemmm ...."Jill Anne berjalan menuju pintu kamar.&nbs
Read more
AKAL BULUS WILLIAM
Brianna pun melangkah masuk. Dibalik selambu yang menutupi ranjang William. Dia melihat samar, bayangan dua orang yang tengah memadu kasih, dengan desah dan erangan penuh kenikmatan."William!" sentak Brianna dengan mata yang melotot.Sontak dua insan itu, terhenyak saat mendengar suara Brianna yang setengahnya berteriak."Kamu, memanggil aku ke sini hanya untuk melihat kalian bercumbu? Sudah gila kamu William!" Seketika Brianna berbalik dan berjalan cepat ingin pergi dari kamar William. Dengan gerak cepat, William melompat dan menarik pinggang Brianna. Hingga wanita dengan luka di pipi, menghadap ke arahnya."Kamu jangan pergi dulu! Periksa luka Heidi dulu, Brianna.""Memeriksa dia tanpa pakaian seperti ini?" tanya Brianna dengan wajah kesal."Memangnya kenapa kalau aku tanpa pakaian?" Seketika Heidi menyambar outer untuk pakaian tidur. Walau pun begitu masih saja terlihat lekuk tubuhnya yang menawan."Siapa kamu?"
Read more
KEDATANGAN ABEL GRIFFIN
"Aku butuh investasi untuk membeli  sebuah lahan pertanian, ladang anggur dan gandum, di kota Northy Wenter." "Bukan kah itu berdekatan dengan kastil ini?" "Karenanya aku ingin membeli ladang itu, untuk semakin membuat kastil ini punya nama. Kamu bisa mengerti maksudku, Heidi?" Heidi hanya bisa tercengang, saat mendengar permintaan William yang begitu mahal baginya. "Kenapa kamu seperti terkejut begitu?" "I-iya, aku memang terkejut. Ini mahal sekali William." "Bagimu ini hanya seujung kuku, Heidi. Bagimana bisa bilang mahal. Pikirkanlah lagi investasi berharga ini. Pastinya ini kan milik kamu, belum lagi keuntungan yang dibagi." "Entahlah William, menurutku itu akan menghabiskan banyak hartaku. Aku akan pikirkan dulu." "Baiklah, kurasa kamu harus mengambilnya." _Tiga hari berlalu_ Entah mengapa perasaan Sherley gelisah. Ada keinginan untuk mengatakan perihal mantel dan topi merah itu pada Abel Griff
Read more
MENGATAKAN YANG SEBENARNYA
"Hai!" sapa Sherley dengan senyum yang dipaksa."Ohhh, Sherley. Bisa kita bicara dengan berkeliling kastil ini?""Bisa. Kamu lebih menyukai taman atau pantai?""Mana yang buat kamu nyaman saja.""Baiklah, kita jalan di taman tulip saja ya?""Iya, Sherley."Mereka berdua pun meninggalkan kastil menuju taman. Sherley mengajak Abel menuju sebuah kursi taman. Tanpa sepengetahuan keduanya, William terus memperhatikan dari lantai atas. Hingga sebuah tepukan mengejutkan William."Lagi mengintip atau sedang mematai seseorang?"Suara Jill terdengar dekat di telinga. William hanya menyeringai tipis, dengan sikap acuh dan dingin."Kamu sepertinya takut William.""Atas alasan apa?""Aku tidak tahu. Hanya kamu yang bisa menjawab." Seraya Jill meninggalkan William sendiri. "Oh, ya William. Apa kamu sudah mendapatkan investasi baru?"Kedua mata mereka saling beradu. Jill Anne tersenyum sinis, dan akhirnya pergi men
Read more
WILLIAM CURIGA
"Aku sama sekali tidak melihat wajah orang itu. Dia berlari sangat cepat, di antara pepohonan.""Terus ada lagi yang kamu ingat?""Ada!"Kali ini Abel pun melihat ke arah Sherley dengan pandangan yang serius."Apa itu yang kamu ingat?""Mantel yang dia pakai, serta topi merah.""Hemmm, itu berulang kali kamu sebutkan Sherley.""Dengarkan aku dulu!" sela Sherley, seraya menutup bibir Abel dengan ujung jarinya. "Ada yang ingin aku ceritakan padamu.""Katakan!" Saat Sherley hendak menarik tangannya. Abel mencegah dan membiarkan tangan Sherley terus membekap mulutnya."Abel, kamu?""Tersulah bercerita!" Sembari dia melirik ke lantai atas. Abel tahu ada seseorang yang sedang mengintai mereka berdua."Aku menemukan mantel dan topi yang dipakai si penembak itu."Sontak Abel terkajut. Dia langsung melepaskan tangan Sherley spontan."Di mana kamu menemukannya?"Sherley terlihat ragu dan bimbang.
Read more
KEDATANGAN LADY ROSE
"Kamu harus cerdik menghadapi William, Sherley!" Tiba-tiba, Jill Anne sudah berdiri di sebelahnya."Kamu?""Aku sedari tadi mendengarkan perbincangan kalian. Aku ada disudut sana.""Ehmmm, pantas. Datang-datang kamu sudah langsung nimbrung."Jill Anne mengajak Sherley berjalan ke arah taman."Kamu ingin bertanya apa, Jill?""Apa saja yang kalian bicarakan?""Abel maksud kamu?"Jill Anne mengangguk cepat."Keluarga Darriel tidak terima dengan kematiannya. Mereka langsung menuduh kalau aku terlibat langsung dengan si penembak. Gila 'kan? Aku yang tak tahu apa pun bisa langsung dituduh seperti itu, Jill.""Terus, kata Abel gimana?""Dia sebenarnya juga tak percaya, dan mau memegang omongan aku. Hanya saja, soal mantel dan topi merah itu aku bilang sama dia, Jill.""Wahhhh ... terus? Apa yang akan dilakukannya?""Pastinya Abel akan menyeldiiki semuanya."Jill Anne pun manggut-m
Read more
PERMINTAAN LADY ROSE
"Kenapa kamu pergi dari ruangannya William? Siapa itu perempuan?" tanya Beatrix menyelidik."Yang jelas perempuan yang aku bawa tadi, adalah pesaing kalian. Dan siap-siaplah kalian pergi dari sini!" tegas Heidi."Hei! Tunggu sebentar!" teriak Beatrix, menahan kepergian Heidi. Yang terlihat tidak senang dengan sikap mereka."Ada apalagi?" Dengan kesal yang tidak bisa Heidi sembunyikan dari Ivy dan Beatrix."Aku yang ingin bicara sama kamu!" Dari ujung lorong muncul Laurice yang berjalan santai ke arah Heidi."Kamu baru masuk ke sini, sudah punya saingan. Kasihan sekali!" tegas Laurice. Sengaja mempermainkan emosi Heidi. Tanpa banyak bicara lagi, Heidi mengayunkan langkah cepat menuju kamar. Dia membantingting tubuhnya, yang terasa penat. Walau sebenarnya yang lelah hati dan pikirannya.Sedang di ruang pribadi William. Lelaki tampan itu terus merayu Lady Rose agar mau menanamkan investasinya."Bagaimana kalau k
Read more
CINTA YANG LALU
"Apakah aku seliar tanganmu yang bergerilya ini?"Manik mata mereka saling beradu. Kemudian, keduanya tertawa bersama."Kapan kita akan menikah?""Aku harus selesaikan urusan dengan Jill Anne dulu, Lady Rose. Maukah kamu menunggu?""Mau, asalkan pasti. Kamu keluarkan semua wanita kamu, hanya ada satu wanita di kastil ini. Yaitu AKU!" Dengan nada penuh penekanan.  "Kamu mau William?""Ya, aku setujui semua itu. Asalkan investasi yang kau tanam bukan bualan semata.""Aku tidak pernah berbohong mengenai ini William Sayang. Bukannya dulu kita sudah saling mengenal?"  "Kamu terlalu sombong waktu itu, hingga aku menganggap kamu tidak pernah ada di muka bumi ini."Lady Rose tersenyum penuh kebanggaan. Bisa menaklukkan hati William yang selalu lapar dan buas terhadap wanita. "Somboong bagaimana William sayang? Bukannya waktu itu, kita juga bercinta?""Ahhh ... sudahlah! Buktinya waktu itu kamu lebih
Read more
RENCANA JILL
"Dia baru selesai mandi, dan kurasa sudah rapi. Akan aku lihat ke kamarnya dulu. Apa anda ingin bicara dengannya Nyonya Sofia?" "Iya, bilang padanya ini adalah hal yang sangat penting Ester! Teramat sangat penting." "Baiklah, Nyonya. Tunggu sebentar!" Sofia mengangguk pelan. Masih terasa erangan dan desahan William yang tengah larut dalam buaian lady Rose. Sesekali dia mengusap tenggorokan yang bagai tercekat. "Permainan mereka tadi benar-benar liar, bikin aku jadi panas dingin seperti ini. Kenapa William tidak pernah memperlakukan aku seperti itu? Apa aku kurang liar dan menggairahkan seperi wanita tadi? Apa Nyonya Jill tahu, kalau Lady Rose pernah menjadi cinta yang lain di hati William?" "Masuklah Nyonya!" Tiba-tiba Ester mengejutkan dirinya. "Terima kasih Ester." Terlihat Jill yang sudah duduk di sudut kamar. Dia memandang ke arah Sofia tanpa ekspresi sama sekali. "Kamu ingin bicara apa Sofia?" "Ada
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status