All Chapters of My Part-Time Girlfriend: Chapter 141 - Chapter 150
166 Chapters
BAB 140 - TERJEBAK BERDUA UNTUK SELAMANYA
Hari demi hari dijalani oleh tyaga dan bianca dengan banyak sekali hal baru. Mereka benar - benar bagaikan perangko dan amplop yang tidak bisa terpisahkan karena selalu berdua. Banyak sekali kebiasaan yang baru diketahui satu sama lain saat ini. Walaupun mungkin belum semua, setidaknya keduanya sama - sama adaptasi dengan kebiasaan baru mereka. Dan ternyata hal itu pun terbawa sampai ke urusan kampus mereka. Takdir seolah memang tidak akan membiarkan keduanya terpisah hingga mereka akhirnya duduk dikelas yang sama.Sebuah kejutan yang cukup mengejutkan saat mereka ternyata juga berada dalam satu tim yang sama untuk tugas pertama di salah satu mata kuliah mereka.Bianca duduk dengan tenang disebelah tyaga yang juga bersikap sama. Untung saja pria itu sudah kembali menjadi dirinya sendiri yang dulu. Bagaimana tidak akhir - akhir ini bianca dibuat sakit kepala ketika melihat sikap tunangannya yang sangat ajaib. Tyaga menunjukkan sisi jahilnya didepan bianca ketika mereka sedang berdua,
Read more
BAB 141 - KEPERGIAN SENNA DAN USAHA TYAGA
“Ada apa, ray?” tanya bianca dengan wajah yang kini sudah berubah serius. Begitu pula dengan tyaga yang menampilkan wajah yang sama. Keduanya saling menatap dengan tatapan saling menelisik.Untuk beberapa saat keduanya bertahan dengan posisi seperti ini. “Ray?” panggil bianca yang sudah merasa tidak sabar lagi.“Hm…”“Apa yang ingin kau sampaikan?”“Ingat janjimu, ya?” seolah tak ingin bianca ingkar janji hingga tyaga kembali mempertanyakannya lagi.“Iya, aku janji.”“Jadi… sebenarnya…” kalimat tyaga menggantung tak diselesaikan.“Apa?” nada suara bianca sudah mulai berubah tidak sabaran. Mendengar hal itu tyaga hanya bisa menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal itu.“Sejujurnya ini sedikit memancing kemarahan, bi.”“Memangnya hal apa?”“Itu….”“RAY!!!” dengan tegas bianca meninggikan suaranya agar tunangannya itu segera mengatakan hal yang memang akan disampaikan sejak tadi.“Kemarilah, bi.” ajak tyaga sambil menarik pergelangan tangan tunangannya itu menuju ke arah dapur. K
Read more
BAB 142 - AKHIRNYA CEMBURU LAGI
“Ray, dia kan…” tyaga hanya menganggukan kepalanya ketika bianca melihat wajah yoshua di layar ponsel milik tunangannya.‘Hai, bi!!’ terdengar sapaan yang diucapkan yoshua.‘Selamat ulang tahun ya, bi!’ katanya lagi.‘Makasih, kak. Dimana senna?’ tanya bianca tanpa bisa menunggu lagi. Beberapa detik kemudian yoshua mengarahkan ponselnya ke arah senna yang kini sedang tersenyum.‘Bi…’ panggilnya.‘Kau baik - baik saja, sen?’ tanya bianca.‘Aku baik - baik saja. Apa kabarmu disana, bi?’Setelah itu ponsel milik tyaga diambil alih oleh bianca yang sekarang terlihat menjauh ke arah balkon. Begitu pun dengan senna. Sedangkan kedua pria itu hanya menggelengkan kepalanya karena justru tidak dipedulikan lagi setelah mempertemukan kedua gadis itu. Tapi ada juga rasa bahagia yang mereka rasakan karena pertemuan kedua gadis ini lagi walaupun secara virtual. Setidaknya ini bisa mengobati rasa rindu mereka.Sedangkan bianca kini merasa aman karena bisa berbicara berdua dengan senna. Dia duduk di k
Read more
BAB 143 - MERAYAKAN RASA CEMBURU
“Sayang, kau tidak sedang cemburu kan?” pertanyaan tyaga sontak membuat bianca yang tadinya ingin merajuk jadi menolehkan kepala bahkan tubuhnya. “Aku? Cemburu? Pada wanita itu?” ulang bianca sembari menunjuk dirinya sendiri. Dia terlalu kesal ketika tunangannya itu justru menuduhnya cemburu. Padahal memang jelas terlihat seperti itu, hanya bianca saja yang tidak menyadarinya.“Memangnya kenapa jika kau cemburu, bi? Aku tidak keberatan dengan kenyataan itu.” tyaga masih terus membahas hal yang membuat bianca semakin kesal.“Tapi aku yang KEBERATAN, ray!!” jawab bianca sambil menekan dengan jelas kata ‘keberatan’.“Kenapa? Jika kau keberatan, berarti memang benar adanya, bi.”“DIAMLAH, RAY!!” entah kenapa tyaga semakin yakin jika tunangannya itu memang sedang cemburu karena sikap yang ditunjukkannya barusan. Bila boleh jujur, tentu saja dia sangat menyukai kenyataan rasa cemburu bianca. Apalagi jika gadis itu mengakuinya, bisa dibayangkan seperti apa kebahagiaan seorang tyaga rayshiva
Read more
BAB 144 - MEMICU KEMBALINYA TRAUMA
“Kalau begitu kita resmikan saja secepatnya!!” Bianca benar - benar tak bisa menyahuti kata - kata tyaga barusan. Sesaat setelah mendengar ajakan itu dia jadi teringat akan janjinya pada dirinya sendiri. Dia akan menyetujui tanpa banyak pertimbangan dan berpikir lagi. Hanya saja tidak mendadak seperti ini. Sekarang kan dia sedang cemburu, jadi dia belum sempat memikirkan kemungkinan ini akan terjadi lebih cepat.“Bi? Jangan pura - pura nggak denger, ya.” sindir tyaga lagi.“Aku dengar, ray!”“Lalu?”“Lalu?”“Bagaimana dengan ajakanku barusan?” ulang tyaga lagi.“Begini caramu melamarku, ray?” bianca membalik keadaan dengan memberikan pertanyaan lain pada tyaga.“Benar juga.” respon tyaga juga cukup membuat bianca lega.“Nah kan… seharusnya kau lebih mempersiapkannya, ray!”“OKE!! Tunggu saja, bi.” bianca langsung menanggukkan kepala sambil menghembuskan nafasnya lega. Dia berhasil menyelamatkan dirinya dengan mengulur waktu agar tunangannya itu memikirkan cara yang tepat untuk melama
Read more
BAB 145 - AKU TERLALU PENGECUT UNTUK MENGAKUINYA
Keesokan harinya, bianca terbangun karena sinar matahari mulai menerobos masuk ke sela - sela gorden. Dia membuka matanya perlahan karena silau, kemudian bianca baru menyadari bahwa tangan sebelah kanannya masih berada dalam genggaman tyaga. Ternyata selama semalaman tangan mereka saling bergandengan. Keduanya tidur bersama di ruang tengah dengan posisi tyaga tidur di bawah dan bianca diatas sofa, jadi bisa dibayangkan bukan tangan yang saling bertaut itu seperti apa ?Ketika bianca ingin melepaskan tangannya dari genggaman tangan tyaga ternyata semakin membuat pria itu menarik tangannya ke dalam pelukannya. Bianca jadi tidak bisa melepaskan karena tidak tega. Apalagi wajah tyaga terlihat sangat tenang dan damai saat tidur seperti ini.Akhirnya bianca memilih menyangga kepalanya dengan sebelah tangannya yang masih bebas untuk memperhatikan wajah sang tunangan tercinta. Kejadian semalam membuatnya teringat dengan cerita oma lisa saat mereka liburan ke Bali bersama saat itu. Bianca jadi
Read more
BAB 146 - POSISI SEIMBANG
“Bianca?” panggil seorang pria yang kini sedang berdiri tepat di samping bianca. Bahkan pria itu sampai menggoyangkan lengan bianca yang sedang menggantung dan menyangga kepalanya.Ternyata gadis itu sudah mabuk setelah menghabiskan gelas keduanya. Benar - benar mabuk sampai tak sadarkan diri. Bianca tertidur di meja beralaskan lengan tangannya sendiri. Pipinya pun sudah merona, untungnya hari ini dia tidak menggunakan pakaian kurang bahan seperti sebelumnya. Pria itu tidak berhasil menyadarkan bianca, dia juga bingung karena bertemu dengan gadis itu dalam kondisi seperti ini. Padahal ini masih siang hari, apa alasan yang membuat bianca jadi seperti ini? Terlebih mereka bertemu tidak seperti sebelumnya. Jika pertemuan awal mereka di Amsterdam, sekarang mereka bertemu di Paris. Karena sangat khawatir akhirnya pria yang tak lain adalah erik ini memilih untuk duduk saja. Dia memperhatikan wajah cantik bianca yang sedang tertidur karena pengaruh alkohol. Kesan pertama erik saat melihat
Read more
BAB 147 - SAINGAN BARU UNTUK TYAGA
Keesokan paginya bianca membuka matanya dengan senyuman. Dia benar - benar tersenyum lebar dan malu sendiri jika teringat kejadian kemarin. Bagaimana tidak hampir saja mereka melakukan hal yang tidak seharusnya terjadi. Untungnya bianca bisa menahan diri begitu pun dengan tyaga yang juga melakukan hal yang sama. Tapi mengingatnya saja entah kenapa membuat bianca malu. Dia merasa jika kejadian semalam sangat lucu sekaligus juga romantis.Karena hal itu bianca jadi berguling - guling di atas ranjang hingga selimut membungkusnya seperti kepompong. Bahkan rambutnya sudah berantakan tak berbentuk, ditambah wajahnya yang merona karena malu hingga terasa panas.Namun tiba - tiba suara pintu terbuka membuat kedua mata saling bertemu dengan tatapan yang cukup aneh. Bagaimana tidak, sekarang ini tyaga sedang berdiri diambang pintu sambil memegang gagang pintu kamar bianca. Sedangkan bianca tentu saja hanya bisa membulatkan matanya karena terkejut ketika melihat tunangannya itu kini sedang berdi
Read more
BAB 148 - ERIK MERUPAKAN ANCAMAN
Bi, maaf malam ini kita tidak bisa makan malam bersama. Aku harus meluruskan semua kesalahpahaman ini. Jadi, makanlah terlebih dulu, jangan menungguku. -Ray-Sebuah catatan dari tyaga ini bukan menenangkan bianca, tapi justru membuatnya berpikiran macam - macam. Dia tidak mengetahui makna dibalik kalimat ‘meluruskan kesalahpahaman’ yang dimaksud oleh tunangannya.Saat ini yang ada dalam otak bianca adalah orang yang sedang ditemui oleh tyaga. Kemungkinannya ada dua, yaitu nancy atau erik. Ingin sekali bianca mengecek sendiri kebenarannya, namun dia tidak memiliki nomor ponsel nancy ataupun erik. “Siapa yang berselera makan setelah membaca ini. Dasar ray sialan!” maki bianca sambil meremas dan membuang asal catatan dari tyaga.Gadis itu langsung kehilangan selera makan, bahkan perutnya terasa kenyang seketika dengan banyak sekali pikiran negatifnya. Bukan salah bianca jika pada akhirnya dia merasa salah paham. Karena tyaga juga tidak menjelaskan bahwa orang yang akan ditemuinya adalah
Read more
BAB 149 - LAMARAN YANG SEDERHANA
Keesokan harinya, tyaga memutuskan untuk mengajak bianca kembali ke Amsterdam. Dia merasa semua urusannya di Paris sudah cukup. Selebihnya nanti akan tyaga urus dari jauh saja seperti sebelumnya.Sepanjang perjalanan kembali ke Amsterdam, bianca dan tyaga banyak membicarakan tentang hubungan yoshua dan senna. Mereka khawatir dengan tebakan yang yoshua katakan, tapi disisi lain dia juga bahagia karena mengetahui rencana pria itu untuk melamar senna. Terkadang hal buruk memang datang bersamaan dengan hal baik.Jika tidak begini mungkin yoshua tidak akan segera melamar senna karena banyak sekali pertimbangan.“Apa semua pria memang seperti itu, ray?” tanya bianca saat dia sedang menyandarkan kepalanya dia bahu tyaga.“Seperti itu? Apa maksudnya, bi?”“Mereka akan berjuang dan mengambil keputusan ketika ada pria lain yang mengincar pasangannya.”Tyaga tidak langsung menjawabnya, dia terdiam dan terlihat memikirkannya.“Aku benar, kan?”“Sepertinya sifat manusia saat terdesak selalu begitu
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status