All Chapters of Mencintaimu Kesalahan Terbesarku: Chapter 61 - Chapter 70
96 Chapters
episode 61
“Sekarang lagi sibuk skripsi, Mom. Ntar, kalau skripsinya beres, Ara main kesana,” ucap Ara.“Kalau skripsinya sudah selesai, ntar kamu pindah saja sekalian kerumah Mom,” ucap Audelina sambil tertawa pelan.Sedangkan Ara malah menatap Bunda dengan penuh tanda tanya karena tidak mengerti dengan maksud ucapan Audelina barusan.“Sudah sampai dimana skripsinya?” tanya Bunda tanpa menjawab sinyal yang dilemparkan oleh Ara.“Tinggal Bab akhir, Bunda. Mudah mudahan selesai minggu ini,” ucap Ara.Selanjutnya yang terdengar adalah cerita ibuk ibuk yang jika sudah berkumpul pasti ada saja yang menjadi topic pembicaraan. Ara meninggalkan ruang tamu dan pindah duduk ke ruang keluarga.Terdengar ketukan di pintu depan saat Ara tengah menonton film kesukaannya. Ara berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang.Deg! Jantung Ara berpacu dengan sangat cepat saat melihat siapa yang datang.
Read more
episode 62
Setelah mendapatkan informasi tentang semuanya Gilang kembali ke apartemennya. Dia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu setelah seharian penuh menjalankan aktivitas dan tubuhnya terasa sangat lengket oleh keringat.Selesai mandi, Gilang merebahkan tubuhnya di kasur dengan pikiran menerawang jauh sambil memikirkan langkah apa yang akan dilakukannya besok untuk menyelamatkan hubungannya dengan Kiara.Gilang memperhatikan layar hapenya sambil membayangkan Kiara. Sudah sebulan mereka tidak saling menghubungi. Selain karena hubungan mereka yang menuju kehancuran, Gilang juga disibukkan oleh pekerjaan yang dikejar dateline.Gilang membuka ruang chat dengan Kiara.Gilang : Malam sayang. Apa kabar sekarang? Miss you…Setelah menekan tombol sent, Gilang meletakkan hapenya kembali karena sudah sangat yakin chatnya tidak akan dibalas oleh Kiara seperti yang sudah sudah. Jangankan dibalas, dibaca saja juga enggak.Gilang menatap langit langit k
Read more
episode 63
“Ya enggak lah. Ngapain juga aku menemui dia. Aku ada janji dengan seseorang,” jawab Gilang.“Perlu aku temani?”“Tidak usah. Aku bisa sendirian. Lagian setelah itu aku juga mau kerumah Kiara,” sahut Gilang.“Ngapain kesana?” tanya David sambil menyimpan barang barangnya.“Sesuai dengan saran kamu maka, aku akan melamarnya malam ini,” ucap Gilang mantap.“Semoga sukses dan lamarannya diterima,” ucap David dengan tertawa pelan.“Kalau ditolak bagaimana?” tanya Gilang yang merasa sedikit ragu.“Itu resiko namanya. Berarti tidak ada jodoh diantara kalian. Masih banyak yang lain kok,” ucap David sambil mengusap punggung Gilang.“Ya sudah. Aku pulang duluan, ya?” ucap David setelah semuanya beres dan mejanya telah bersih kembali.Setelah kepergian David, Gilang segera membereskan mejanya dan menyusun kertas yang bersera
Read more
episode 64
Pagi ini, Ara akan berangkat ke kampus dengan cepat karena ada jadwal ujian dengan mahasiswanya.“Berangkat pagi, Ra?” tanya Carista saat melihat Ara yang sudah bersiap dengan setelah kantornya.“Iya, Car. Ada ujian,” ucap Ara.“Bagaimana yang kemarin? Sudah menghubungi Gilang?” tanyanya penasaran.“Belum,” jawab Ara dengan santai tanpa beban.Carista hanya diam saja mendengarkan jawaban Ara tanpa berniat membantah lagi karena hari masih pagi untuk saling aku argument.Ara berangkat ke kampus setelah mengantarkan Carista.Ara langsung menuju ruangannya untuk meletakkan barang barangnya. Selanjutnya menuju ruangan kuliah untuk memberikan ujian sesuai dengan pengumuman yang telah disampaikannya semalam di grup kelas.Drt!Hape Ara bergetar saat dia tengah mengawasi ujian. Ara hanya membiarkannya saja tanpa melihat siapa yang menghubunginya karena dia sedang di dalam ruangan k
Read more
episode 65
“Aku takut, kedepannya akan kecewa karena perbedaan kita yang terlalu jauh. Aku tidak seperti wanita lainnya yang berada di sekeliling kamu.”“Apa aku salah karena telah mencintaimu?” ucap Gilang dengan perasaan yang terluka karena Ara yang selalu menolaknya.“Lupakanlah aku, Lang,” bisik Ara dengan mata yang berkaca. Tidak tega rasanya melihat Gilang dalam keadaan yang seperti ini.  Akan tetapi, perasaannya juga tidak aman.“Aku minta maaf jika memang ada salah. Tetapi, aku juga tidak mengetahui salah aku apa,” ucap Gilang.“Mungkin salah aku adalah telah berani jatuh cinta kepada kamu,” ujar Gilang seraya meraba wajah pujaan hatinya. ‘Sesakit inikah rasanya kehilangan?’ monolog Gilang dalam kesunyian yang tercipta di antara mereka.“Berikan aku kesempatan satu kali saja untuk bisa memperbaiki semuanya,” pinta Gilang.“Lang, apa kamu tidak akan me
Read more
episode 66
“Bagaimana dengan meetingnya tadi, Ra?” Terdengar pertanyaan dari Carista saat Ara melangkahkan kaki memasuki apartemen. Belum juga masuk seluruh tubuhnya, sudah ditanyain sama Carista.“Aku dikerjai sama ayah!” jawab Ara lesu tanpa menoleh kepada Carista yang menatapnya dengan tatapan bingung.“Maksudnya?” tanyanya kemudian, saat tidak terdengar penjelasan dari Ara.“Meeting hanyalah alasan ayah saja, agar kami bisa bertemu dan menyelesaikan masalah yang terjadi.” Terdengar desahan panjang keluar dari mulut Ara karena kepalanya terasa berdenyut setelah pertemuannya dengan Gilang tadi.“Hahaha.” Terdengar suara tawa Carista dengan lepas saat mendengar jawaban dari Ara.“Orang lagi rusuh malah di ketawain. Dasar!” Ara melemparkan sendok yang dipegangnya kepada Carista.“Wait, Ra! Aku salut banget sama ayah karena paling jago untuk ngerjai kamu,” ucap Carista d
Read more
episode 67
“Kenapa enggak ganti kostum dulu?” tanya Carista heran karena biasanya Ara akan berkemas dahulu sebelum keluar rumah. Apalagi ini janjian sama Gilang.“Lagi malas. Sekali sekali seperti ini keluar kan tidak ada salahnya,” jawab Ara enteng tanpa beban.“Ketemu di mana, Ra?” tanya Carista saat mereka telah di jalan menuju tempat yang diucapkan oleh Gilang.“Tempat biasa, Car,” jawab Ara yang tampak fokus dengan kemudinya.“Ya sudah, aku mau belanja keperluan sementara nungguin kamu selesai,” ucap Carista.“Okey.”Perlahan mobil yang dikemudikan oleh Ara memasuki pelataran parkir gedung pusat perbelanjaan yang ada di sana. Ya, mereka berjanji bertemu di restoran yang ada di pusat perbelanjaan itu. Setelah turun dari mobil, Ara segera keluar dari mobil untuk menemui Gilang.Saat tengah berjalan memasuki mall dan masih di area parkir, Ara menghentikan langkah kakinya s
Read more
episode 68
“Tidak usah minta maaf. Yang akan menanggung resikonya adalah kamu bukan aku,” dengus Ara kesal.“Pastinya kamu juga ikut menanggungnya jika aku sakit nantinya.”Mereka terus membalas ucapan masing masing hingga pelayan restoran datang membawakan menu yang telah dipesan tadi. Selanjutnya, mereka makan dalam diam hingga selesai.“Aku sudah menemui ayah tadi,” sahut Gilang memulai pembicaraan.“Benarkah?” tanya Ara dengan suara yang sedikit bergetar. Perasaannya berdebar debar saat mendengar ucapan Gilang.“Pulang kantor tadi aku langsung kesana. Dan jawaban ayah seperti yang kamu sampaikan,” ujar Gilang dengan menatap Ara dengan pandangan yang sulit diartikan. Sedangkan Ara yang mendengarkan ucapan Gilang, langsung berubah lesu. Kerongkongannya terasa pahit dan sulit untuk menelan makanan.“Trus?” hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Ara saat menunggu kelanjutan dar
Read more
episode 69
Seketika perasaan Ara menjadi tidak tenang, tangannya yang sedang memegang sendok tampak bergetar. Ayah dan Bunda yang melihat hal itu langsung berkata “Kamu sehat kan? Kok gemetar gitu?” tanya ayah.“Kalau lagi enggak enak badan jangan dipaksakan ke kampus, istirahat saja dulu.” Bunda menambahkan.“Eh, enggak kok, Bunda. Ara baik baik saja.”“Jadi gimana? Bisa gantiin ayah?” tanya ayah lagi.“Bi-bisa, yah. Jam berapa meeting nya?” sahut Ara terbata. Pikirannya kacau. Apa yang akan dikatakannya kepada Gilang nantinya.Sedangkan orang tuanya yang melihat ekspresi anaknya malah menahan tawa. Sekali sekali mengerjai putrinya menjadi hal yang membahagiakan juga. Fenna juga menahan tawa saat melihat kegundahan putrinya.“Jam sepuluh nanti. Kalau gitu enggak usah saja ke kampus. Kesana saja langsung.” Ara mengangguk. Berusaha untuk menerima kenyataan yang ada di depan mata.
Read more
episode 70
“Baguslah. Kapan pernikahannya?” tanya Ara seraya menatap Gilang.“Secepatnya. Karena aku tidak ingin larut di dalam masalah kita. Agar kita sama sama bebas nantinya. Jangan pernah menghubungi aku lagi setelah ini. Karena akan menimbulkan kesalahpahaman nantinya,” ucap Gilang.“Baiklah. Terima kasih untuk semuanya, Lang,” ucap Ara seraya berdiri dari duduknya.“Terima kasih, Kia. Karena telah memberikan kebahagiaan selama ini, meskipun pada akhirnya kita tidak bisa bersama. Tetapi, aku cukup bahagia dengan semuanya.”Ara melangkahkan kakinya menuju pintu ruangan Gilang. Hari ini adalah hari paling menyedihkan di dalam hidupnya. Perasaannya hancur berkeping keping. Ditambah lagi dengan kemunculan seseorang yang secara tiba tiba di ruangan Gilang, seakan menambah rasa sakit di hatinya. Kehadiran wanita tersebut membuat lengkap sudah penderitaannya.“Halo sayang,” ucap Gilang seraya memeluk w
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status