All Chapters of Istri Kedua CEO: Chapter 71 - Chapter 80
227 Chapters
71. Apa Salah Kalau Aku Menciummu?
Alexandra menggigit kuku jari cemas karena pikirannya mendadak tidak tenang. Wajah gadis yang dijumpainya bersama Dio di taman tadi terus melintas di ingatan.Benarkah gadis yang dia lihat di taman bersama Dio tadi adalah Caramell?Alexandra masih ingat dengan jelas bagaimana wajah Cara karena setahun yang lalu Jafier pernah menunjukkan foto gadis itu pada dirinya. Di foto tersebut Cara terlihat sangat manis dan menggemaskan. Namun, Cara yang baru saja dia lihat sangat berbeda. Gadis itu sekarang terlihat semakin cantik dan dewasa.Ada satu hal yang membuat Alexandra sangat terkejut. Perut Cara terlihat membesar. Apa gadis itu hamil?Alexandra tanpa sadar terus menggigit kuku jari tangannya. Apa Cara sudah menikah?"Ah, semua ini membuat kepal
Read more
72. Desahan Dari Dalam Kamar
Angela segera mengeluarkan ponselnya dari saku celana untuk menelepon Allendra karena Alvaro sedang mengambil minum di dapur. Senyum model seksi itu mengembang sempurna saat teleponnya diterima oleh Allendra. 'Kenapa kau baru meneleponku? Kau pasti sedang asyik menghabiskan waktu dengan Alvaro, kan?' berondong Allendra di seberang sana. Angela malah terkikik geli mendengarnya. "Apa kau merindukanku, Allend?" Allendra mendesah panjang. 'Kenapa kau masih bertanya, Baby? Tentu saja aku sangat merindukanmu.' Angela kembali terkekeh. Padahal baru satu minggu mereka berpisah, tapi Allendra sudah merindukan dirinya. "Aku juga merindukanmu, Allend. Tapi—" 'Kau pasti ingin mengatakan, aku terpaksa tinggal lumayan lama karena tidak ingin membuat Alvaro curiga. Begitu, kan?' "Astaga, Allend. Kenapa kau menggemaskan sekali?" pekik Angela tanpa sadar. W
Read more
73. Jangan Membuatku Khawatir!
"Kamu dari mana?"Alvaro berjingkat kaget mendengar suara Angela begitu memasuki kamar. Istri pertamanya itu sedang bersandar di ujung tempat tidur sambil memainkan ponselnya."A-aku tadi habis ngambil minum di dapur," jawab Alvaro terdengar gugup. Semoga saja Angela percaya dengan ucapannya padahal dia baru saja melihat Cara.Angela hanya ber'oh' ria menanggapi jawaban Alvaro. Wanita itu sebenarnya tidak percaya dengan apa yang Alvaro katakan. Namun, Angela dia tidak mau ambil pusing."Kenapa kamu bangun, Sayang?" tanya Alvaro sambil naik ke atas tempat tidur. Dia sengaja mengalihkan perhatian Angela agar tidak berpikir yang macam-macam."Mama baru saja meneleponku, Al."Kedua alis Alvaro menyatu. "M
Read more
74. We Meet Again, Caramell
Cara dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Selama itu pula Alvaro tidak pernah beranjak pergi dari sisi gadis itu. Dia bahkan rela meninggalkan pekerjaannya di kantor demi menjaga Cara 24 jam. Cara berulang kali mengembuskan napas panjang. Ruangan serba putih ini seolah-olah membuat lehernya seolah-olah tercekik. Dia merasa sangat bosan dan butuh udara segar. "Tuan, saya bosan," keluhnya. Alvaro sontak berhenti mengupas sebuah apel merah yang berada di dalam genggamannya untuk Cara. "Terus kamu mau apa?" "Saya ingin jalan-jalan ke taman. Boleh, ya?" Cara memasang puppy eyes andalannya. Semoga saja dengan cara ini Alvaro mau menuruti keinginannya. Alvaro mendesah panjang. Bagaimana mungkin gadis yang berusia dua puluh tahunan itu masih terlihat menggemaskan. Rasanya
Read more
75. Permainan Takdir Yang Mengerikan
Tidak ada yang membuka suara sejak tiga puluh menit yang lalu. Cara dan Jafier hanya duduk diam sambil memandangi kupu-kupu yang hinggap dari satu bunga ke bunga yang lainnya.Sedikit pun Cara benar-benar tidak pernah menyangka Tuhan akan mempertemukannya lagi dengan mantan kekasih yang sudah tega mencampakkannya begitu saja.Sedih, amarah, juga kekecewaan tergambar jelas di wajah cantiknya.Cara benar-benar sedih karena Jafier tega mencampakkannya begitu saja.Cara benar-benar marah karena Jafier tega meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.Cara benar-benar kecewa karena Jafier baru muncul sekarang. Ke mana saja Jafier selama ini? Kenapa lelaki itu baru muncul sekarang?Andai saja Jafier tidak pergi, dia tidak akan menjadi istri kedua Alvaro agar mendapatkan uang untuk biaya operasi sang ibu.Namun, percuma saja Cara menyesali semuanya karena keadaan tid
Read more
76. Ini Tidak Lucu Sama Sekali!
Jafier mengusap sudut matanya yang berair lalu mengeluarkan dompetnya dari dalam saku celana dan menunjukkan sebuah foto usang yang tersimpan rapi di dalam dompetnya selain foto Cara. Fotonya bersama sang ibu dan mendiang ayahnya saat masih kecil. "Kamu lihat ini?" Jafier menunjukkan foto tersebut ke Cara. Cara memalingkan wajahnya ke arah lain karena tidak ingin melihat foto usang yang ada di dalam dompet Jafier. Namun, hati kecilnya seolah-olah menyuruhnya untuk melihat foto tersebut. "Dia Jullian Mahendra. Ayah kandung kita." Cara tidak ingin percaya dengan apa yang Jafier tunjukkan. Namun, kristal bening itu malah jatuh semakin deras membasahi pipinya. Sialan! Kata-kata yang keluar dari mulut Jafier selanjutnya bagai bom atom yang meluluh lantakkan hati Cara. Jafier mengatakan jika sang ibu diam-diam menjalin hubungan dengan Jullian—mendiang aya
Read more
77. Berusaha Menerima Kenyataan
Alvaro berulang kali mengembuskan napas panjang karena Cara tidak mau berhenti menangis setelah bertemu lagi dengan Jafier di rumah sakit. Bahkan ketika tiba di rumah pun Cara masih tetap saja menangis.Alvaro benar-benar muak melihatnya.Alvaro bukan pria bodoh. Sepenuhnya dia tahu alasan yang membuat Cara menangis. Gadis itu pasti merasa sangat terkejut sekaligus terpukul setelah tahu jika Jafier ternyata kakak kandungnya.Namun, tidak bisakah Cara berhenti menangis agar tidak membuatnya khawatir."Sudahlah, berhentilah menangis, Caramell!"Cara tidak menghiraukan ucapan Alvaro sama sekali. Gadis itu memilih larut dalam kesedihannya karena ucapan Jafier beberapa jam yang lalu terus berputar di otaknya.
Read more
78. Jangan Mengabaikan Aku!
Cara mengerjabkan mata perlahan karena cahaya matahari yang masuk melalui celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah cantiknya. Gadis itu tertidur setelah lelah menangisi kenyataan pahit jika dirinya ternyata adik kandung Jafier. Cara sulit sekali menerima kenyataan jika dirinya ternyata bersaudara dengan Jafier. Dia masih butuh waktu untuk menerima semuanya. Namun, mau tidak mau dia harus menerima kenyataan tersebut. Lagi pula dia tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan karena ada hal yang harus diproritaskan. Yaitu bayi yang berada di dalam kandungannya. Cara pun beranjak dari tempat tidurnya. Dia ingin menemui Alvaro untuk meminta maaf karena kemarin sudah bersikap kurang baik pada lelaki itu. Cara merasa amat sangat menyesal dan bersalah, padahal Alvaro hanya ingin menunjukkan rasa k
Read more
79. Berusaha Mengambil Hatimu
Cara sengaja bangun lebih awal karena ingin menyiapkan sarapan untuk Alvaro sebab selama satu minggu ini lelaki itu yang menyiapkan sarapan untuknya. Walaupun hanya setangkup roti bakar dan segelas susu tapi entah kenapa rasanya begitu istimewa.Alvaro sangat terkejut melihat Cara sudah duduk manis di meja makan. Padahal dia sengaja bangun lebih pagi karena ingin membuat roti bakar dan segelas susu untuk gadis itu."Selamat pagi, Tuan," sapa Cara dengan senyum lebar. Padahal kesedihan masih tergambar jelas di wajah cantiknya.Alvaro mendesah panjang, lalu cepat-cepat berbalik meninggalkan ruang makan, tapi Cara malah mencekal pergelangan tangannya."Hari ini saya memasak nasi goreng kesukaan, Tuan. Apa Tuan tidak ingin sarapan dulu sebelum berangkat ke kantor?"Alvaro melepas tangannya dari genggaman Cara. "Aku tidak lapar," jawabnya terd
Read more
80. Bangkai Itu Mulai Tercium
Cara berjingkat. Gadis itu begitu terkejut karena Alvaro membanting pintu ruangannya dengan cukup keras. Cara yakin sekali Alvaro pasti baru saja melihat hal yang membuatnya marah.Tapi apa?Cara tidak tahu.Cara segera beranjak dari tempat duduknya karena ingin mengejar Alvaro. "Tuan, tunggu!" teriaknya.Namun, Alvaro terus saja berjalan tanpa menghiraukan panggilannya. Isi pesan tersebut membuat darah di dalam tubuhnya seketika mendidih. Alvaro sangat marah hingga ingin menghancurkan benda apa pun yang berada di sekitarnya.Namun, dia berusaha keras menahan amarahnya karena sedang berada di kantor.Cara akhirnya berlari kecil agar bisa menyusul Alvaro. "Tuan, tunggu!"Alvaro sontak berhenti melangkah karena Cara menghadang jalannya. Napas lelaki itu tampak terengah. Amarah tergambar jelas di wajah tampannya."Tu
Read more
PREV
1
...
678910
...
23
DMCA.com Protection Status