Semua Bab TERPAKSA NIKAH SMA: Bab 21 - Bab 30
73 Bab
PUPUS
Pupus?Bima menaiki mobil sport merahnya, tadi Nakula baru saja meneleponnya. Meminta Bima membawakan flashdis ke apartemen sang kapten, Bima bersiul-siul ria. Rencananya setelah pulang dari rumah sang kapten Bima akan mengajak Mila jalan-jalan. Membayangkan wajah ceria Mila membuat Bima menyunggingkan senyum manis, tidak peduli masa lalu apa yang Mila alami Bima akan tetap mencintai Mila Hauri Aditama dengan segenap jiwa dan raganya.Suara bel membawa langkah kaki panjang Arjuna menuju pintu, di sana Bima tengah berdiri menghadapnya sambil tersenyum. Mereka melakukan hingtfive ria, kemudian Arjuna selaku pemilik rumah mempersilahkan juniornya untuk masuk ke dalam. Bima mendudukkan dirinya di atas Sofa."Bang, ini flashdis dari bang Nakula."Arjuna menerima flashdis dari tangan Bima, Kemudian menyimpannya benda pipih kecil itu di atas meja di samping laptopnya yang menyala."Tinggal beberapa hari menuju pertandingan, kita masih latihan bang?" Bima mengamati
Baca selengkapnya
BERUBAH
BerubahMila tersenyum cerah, hari ini Mila menepati janjinya memasakan sesuatu untuk sahabatnya Bima. mengingat waktu. Mila hanya membuatkan Bima nasi goreng spesial, Mila sampai tidak memedulikan Arjuna yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan tak terbaca.Seperti biasa Mila akan turun dari mobil Arjuna saat mencapai jarak sepuluh meter dari sekolah, tentu saja demi menjaga rahasia mereka tetap tersimpan rapi. Terlebih lagi perut Mila yang makin membesar membuatnya harus terus berhati-hati. Pagi ini Mila memakai jaket kebesaran untuk menutupi kehamilannya, Mila berjalan dengan riang sambil menenteng paperbang berukuran sedang, paperbang itu berisi nasi goreng buatannya untuk Bima."Mila!" Aina berlari menghampiri Mila yang sedang berdiri tak jauh dari gerbang sekolah."Eh, Na, kenapa kamu buru-buru gitu?”Aina tak menjawab, Ia malah memeluk Mila kencang, Aina sungguh rindu. Belakangan ini Cafe Blackdemon benar-benar ramai pengunjung apala
Baca selengkapnya
BARATA YUDA VS PELITA
 Baratayuda VS PelitaMila bangkit dari tidurnya, aroma lejat masakan tercium panca indranya. Aroma itu berasal dari arah dapur, Mila buru-buru membasuh wajah di dalam kamar mandi. Matanya melirik jam dinding pukul 05. 57, Apa mungkin Arjuna tengah memasak di dapur? ranjang sebelahnya sudah kosong saat Mila bangun, itu artinya yang ada di dapur memang Arjuna.Mila mengikat asal rambutnya, membiarkan beberapa helai anak-anak rambut jatuh menutupi matanya. Apa yang Mila pikirkan memang benar, Arjuna lelaki itu sedang sibuk mengutak atik alat dapur, Mila mendudukkan dirinya di atas kursi Pantry sambil menopang dagu. Pandangannya tertuju kepada Arjuna, tangan besar Arjuna terlihat lihai memotong-motong bawang, apalagi celemek yang ia pakai menambah kesan imut di mata Mila.Arjuna sadar sedari tadi ia di perhatikan Mila, ia hanya tersenyum tipis. Arjuna membawa dua piring nasi goreng terhilang di meja. Ia memberikan satu piring untuk Mila dan satunya lagi untu
Baca selengkapnya
HARAPAN YANG HILANG
 Mila kira sikap Arjuna kemarin adalah awal yang baik untuk hubungan mereka, Mila kira Arjuna sudah menerima kehadirannya. Namun nyatanya Arjuna masih sama, sebenarnya yang salah di sini bukan Arjuna Mila sendiri yang terlalu berharap.Mata Mila kembali menangkap kemesraan antara Arjuna dan kekasihnya Saras. Mereka sedang bercanda tawa bersama, Arjuna tertawa lepas, bahkan Mila tidak pernah melihat Arjuna tertawa sebelumnya. Mila sadar apa yang ia harapkan tidak mungkin dapat terwujud, sebenarnya apa yang bisa di harapkan dari pernikahan karena kesalahan? seharusnya sedari dulu Mila sadar pernikahan itu jelas-jelas hanya sementara, tapi kenapa Mila terimaji akan selamanya bersama laki-laki itu, kenapa hati Mila lancang mencintainya. Laki-laki yang telah menghancurkan hidupnya, masa depanya, bahkan keluarganya pun menjauhinya karena Laki-laki itu. Kenapa Mila tidak bisa membencinya, kenapa jantung  Mila selalu berdetak saat mengingatnya, kenapa semua itu bisa
Baca selengkapnya
MENCARI SANG KEKASIH
     “Kak Kevin,  kakak mau ke mana?  Boleh aku pulang bareng kamu? “ tanya Mona saat Kevin baru saja menstater motor Ninja miliknya. Kevin mengangguk dan memberikan helm kepada Mona. Mona meraihnya dengan senang hati,  mimpi apa dia semalam sampai bisa pulang bareng dengan Kevin. Sebuah ide brilian terlintas di benak Mona, ia sengaja berpura-pura kesusahan memasang helm.     “Kak,  maaf ya ngerepotin.  Aku ngga bisa masang helmnya,” ujar Mona tersenyum kikuk.  Sungguh akting yang sempurna,  Kevin langsung memasangkan kaitan helm Mona yang katanya tidak bisa gadis itu masukkan. Setelah Mona duduk di jok belakang,  Kevin langsung menyalakan motornya.  Saat ini ia tengah kalang kabut memikirkan Mila, makan tidak semangat, sekolah tidak semangat bahkan beberapa hari ini Kevin merasa harus mengundurkan diri dari tim basket. Berhari-hari Kevin menunggu kabar Mila,  namun wanita itu tak kunjung ber
Baca selengkapnya
TERSURAT
Hari ini Bima mengajak Mila bermain ke timezon, mereka memainkan banyak permainan mulai dari lempar basket, memukul tikus, balap mobil, dan terakhir mereka bermain tebak-tebakan. Sesekali mereka tertawa lepas tanpa menghiraukan orang-orang yang menatap mereka aneh.  Bima menarik tangan Mila, membawa wanita itu mengikuti langkah kakinya. Bima mengajak Mila ke tempat karaoke, mereka berdua sama-sama duduk di atas sofa menunggu lagu yang sebentar lagi akan di putar. Mila bangkit dari duduknya memegangi mikrofon ia menarik napas dalam-dalam, lalu mulai bernyanyi," aku tlah tau kita memang tak mungkin, tapi mengapa kita slalu bertemu. Aku tlah tau hati ini harus menghindar Namun kenyataanya ku tidak bisa...maafkan aku, terlanjur mencinta."  Bima diam ia tahu untuk siapa lagu itu, lagu itu untuk Arjuna. Bima sadar selama ini Mila sudah memendam rasa pada Arjuna seniornya, selama ini Bima hanya berpura-pura tidak tahu sambil meyakinkan dirinya bahwa Mila tak perna
Baca selengkapnya
BAIKAN
Mila memegang ganggang pintu, entah siapa yang berkunjung pagi-pagi begini. Mila menatap  jam di pergelangan tangannya baru jam 06.15, sedari tadi Mila sibuk memasukkan buku-buku pelajaran dalam tasnya.  Pintu terbuka menampikan sepasang orang dewasa, dia Gilbran dan istrinya Rosa orang tua dari Mila. Mila terdiam di depan pintu Apartemen, masih memegang ganggang pintu, ia terkejut apakah ini hanya ilusi? "Sayang Mama kangen" Rosa memeluk Mila tiba-tiba, ia mendekap kuat putrinya yang sudah tiga bulan ini tidak pernah matanya lihat. Ia rindu sungguh rindu, egonya selalu mengalahkan perasaannya. Namun kali ini Rosa melawan egonya karna rasa cinta yang ia miliki untuk putri satu-satunya Mila. Mila masih diam mematung, tidak bersuara atau membalas pelukan dari orang tuanya. Gilbran berdehem pelan. "Ekhem, Papa sama Mama gak di suruh Masuk Mil?" Mila tersadar kala mendengar suara Gilbran pria yang sangat Mila cintai. "Ah iya Pah-Mah sila
Baca selengkapnya
PELAKOR BOONGAN
BANTUIN MINTA PUTUS. “Serius banget bacanya,  Kus.”“Psss,  jangan berisik.  Noh baca tulisannya.  Di larang berisik! “ tegur Mila, lalu kembali membuka halaman buku yang ia baca. “Kus, bantuin gue ya? ““Bantuin apa? “ Masih menatap bukunya.  Mila tidak menghiraukan Bima yang tengah menatapnya sambil menopang dagu. “Bantuin gue mutusin pacar gue, mau ya? ““Lo gila?! “ teriak Mila,  cepat-cepat ia membekap mulutnya, saat menyadari tatapan kesal dari penghuni perpustakaan lain. “Lo mau jadiin gue pelakor gitu?  Walau cuman boongan, “ bisik Mila. “Yaaa bukan pelakor juga kali, udah... dia baik kok.  Pasti gak akan ngejelek-jelekin elo.”Mila memiringkan kepala. Kalau pacar Bima baik, untuk apa ia ingin putus?  Memang ya lelaki.  Sudah dikasih hati malah minta j
Baca selengkapnya
JALANG TERIAK JALANG
Kembali lagiMila bangun dari tidurnya ia melangkah keluar kamar, pagi-pagi sekali ia mulai menyiapkan sarapan, membersihkan rumah, mencuci dan menata makanan di atas meja. Hari ini Mila benar-benar berhenti sekolah. Mila sedih, tapi ia harus tetap optimis, lagi pula cepat atau lambat ini memang akan terjadi.Arjuna keluar dari kamar dengan seragam yang sudah rapi, ia menyisir pelan rambutnya ke samping. Arjuna mendudukkan tubuhnya di atas kursi, mengamati Mila yang masih sibuk mencuci gelas-gelas kotor. Kemarin Nakula, Sadewa dan Yudistira mampir ke Apartemen Arjuna. Mereka datang untuk berkenalan dengan Mila. Mila begitu senang, ternyata teman-teman Arjuna menyambutnya ramah tidak memberikan provokasi dan olok-olokan terhadapnya.  Arjuna bangkit dari duduknya mengambil alih gelas kotor yang ada di tangan Mila. "Biar Aku, kamu duduk aja," ujar Arjuna. Mila mengangguk patuh, saat ini ia malas berdebat.Semua peralatan kotor telah Arjuna c
Baca selengkapnya
WANITA IBLIS BERWAJAH MALAIKAT
“Haduh...  Kenapa sih,  si Tikus pake acara berhenti sekolah segala.  gue kan jadi nggak semangat belajar.... “ Bima menjambak rambutnya frustrasi,  rasanya begitu sepi hari ini. Biasanya,  setiap saat Bima akan menjahili wanita itu. Membuat wajah wanita terkasih  nya  merah karena marah, atau kadang mencuri makanan miliknya,  sehingga Bima mendapat omelan sepanjang waktu. Sekarang rasanya begitu hampa,  bagai ditinggi satu catur wulan,  padahal ini baru setengah hari. Di depan sana, Pak Bambang --guru Biologi tengah menerangkan materi pelajaran.  Tapi otak Bima malah berkelana memikirkan sedang apa Mila?  Apa dia sudah makan?  Dengan siapa? Ternyata, dimabuk cinta itu sangat meresahkan,  baru sekarang Bima merasakan begitu rindu,  padahal ini baru setengah hari.  Lalu bagaimana dengan hari-hari berikutnya,  apa Bima akan kuat? “Bima Setiawan,  tumben sekali kamu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status