All Chapters of Wanara: Chapter 111 - Chapter 120
125 Chapters
Pertempuran di Markas Pemberontak
Menjelang tengah hari, Senapati Jomara dan kedua pengawalnya sudah tiba di tempat para prajurit pasukan khusus yang kala itu hendak melakukan serangan terhadap para pemberontak yang bermukim di sebuah desa yang ada di pesisir pantai utara wilayah kuta utama."Bagaimana dengan para prajurit kita? Apakah sudah siap semuanya?" tanya Senapati Jomara mengarah kepada para prajurit seniornya."Sudah, Gusti Senapati." Prajurit itu menjura sambil membungkukkan badan seraya memberi salam hormat kepada sang pemimpinnya."Perintahkan kepada semuanya untuk segera bergerak sekarang!" kata sang senapati. Lantas, ia pun segera naik ke atas kudanya sambil mengamati barisan prajurit khusus yang berjumlah sekitar seratus orang itu.Dengan demikian, salah seorang prajurit senior langsung memerintahkan kepada seluruh prajurit untuk segera bergerak menuju markas para pemberontak yang jaraknya tidak jauh dari lokasi tersebut.Setibanya di lokasi yang dituju, Senapati Jomara langsu
Read more
Kemenangan Senapati Jomara dan Pasukannya
Sesaat kemudian, Senapati Jomara berhasil melumpuhkan Ranggasetya dengan sebuah sabetan pedang yang mengenai pundak Ranggasetya. Disusul dengan sebuah tendangan keras menghantam wajah lawannya itu, hingga menyebabkan Ranggasetya jatuh mengerang kesakitan."Apakah kau akan melanjutkan pertarungan ini?" bentak Senapati Jomara meluruskan pandangannya ke arah Ranggasetya yang sudah terpuruk di hadapannya.Ranggasetya meringis menahan rasa pedih dan sakit di sekujur tubuhnya. Ia hanya diam saja tidak dapat menjawab pertanyaan dari lawannya itu. "Senapati Jomara benar-benar telah menyerangku dengan kekuatan yang sangat dahsyat, aku tidak mungkin bisa bangkit lagi untuk melawannya," desis Ranggasetya berkata dalam hati.Sebuah jurus yang dikerahkan oleh Senapati Jomara memang dapat membingungkan lawannya. Bahkan, jika dirinya berkehendak, maka dengan sangat mudah ia akan membinasakan Ranggasetya. Namun hal tersebut tidak ia lakukan, karena sang senapati ma
Read more
Air Terjun Gurusetra
Raja Wanara hari itu menetapkan posisi kedudukan para pejabat kerajaan yang akan bertugas di berbagai kepatihan yang ada di seluruh wilayah kedaulatan kerajaan Bumi."Hari ini aku akan memindahkan tugas Patih Sumadra untuk memimpin wilayah kuta utama Rawamerta dengan gelar Senapati Bumi Bagakasa. Sementara yang akan menggantikan posisinya di kepatihan Waraya barat yakni Patih Jomara dengan gelar Senapati Waraya Jaya Diningrat!" tutur sang raja mengukuhkan dua senapati andalannya.Sementara itu, untuk wilayah kepatihan Waraya timur, sang raja mempercayakan jabatan patih di wilayah kepatihan tersebut kepada Panglima Burma. Namun. Panglima Burma tampak ragu dan tidak percaya dengan kemampuan dirinya sendiri dalam menerima mandat tersebut. Ia merasa bahwa dirinya masih belum cukup pengalaman dalam memimpin sebuah daerah. Apalagi suatu wilayah yang berkedudukan tinggi sebagai kepatihan."Maaf, Baginda Raja. Bukan hamba menolak titah Baginda, Tapi, hamba merasa ba
Read more
Berburu Rusa
Ketika sang raja dan permaisuri sedang beristirahat. Senapati Jasena dan enam orang prajurtnya langsung bersiap hendak berangkat berburu rusa sesuai permintaan Ratu Sekar Widuri dan Ratu Santika. Kedua permaisuri menginginkan rusa panggang, sehingga ia meminta kepada sang senapati untuk melakukan perburuan di hutan tersebut."Radika!" panggil sang senapati kepada seorang prajurit senior."Iya, Gusti Senapati," sahut Radika melangkah menghampiri."Aku dan enam prajurit hendak melakukan pemburuan di hutan ini. Sebaiknya kau perintahkan kepada para prajurit lain, agar mereka tidak lengah dalam berjaga!" titah sang senapati kepada prajurit seniornya itu."Baik, Gusti Senapati. Hamba akan melaksanakan tugas ini dengan baik. Hamba akan memperketat pengawasan terhadap perkemahan ini!" tegas Radika menjura hormat kepada Senapati Jasena.Dengan demikian, Senapati Jasena dan enam orang prajurit pilihan langsung bergerak menuju ke arah timur dari lokasi perke
Read more
Panglima Yandradipa dan Pasukannya
Setibanya di perkemahan, Senapati Jasena dan enam orang prajuritnya langsung menyerahkan empat ekor rusa hasil buruannya itu, kepada para pelayan untuk segera di masak sesuai keinginan dua permaisuri raja."Ratu meminta rusa ini untuk dipanggang guling dengan bumbu rempah di dalamnya!" kata sang senapati."Baik, Gusti Senapati," jawab salah seorang kepala pelayan yang ada di tenda tersebut.Setelah itu, Senapati Jasena langsung memerintahkan enam prajuritnya untuk beristirahat sejenak."Kalian boleh istirahat!" kata sang senapati mengarah kepada enam prajuritnya."Baik, Gusti Senapati. Kami akan segera beristirahat, setelah itu kami akan kembali berjaga," sahut salah seorang prajurit tersebut menjura kepada sang senapati.Setelah para prajurit itu berlalu dari hadapannya, maka sang senapati pun langsung berlalu dari tempat para pelayan yang tengah menyembelih rusa hasil buruan tersebut.Tiba di perkemahannya, Senapati Jasena meminta Radit
Read more
Keberhasilan Yandradipa dan Yamadaka
Beberapa orang pemimpin dari kelompok prajurit pemberontak tersebut, tampak seperti ragu-ragu menghadapi keganasan Yamadaka dan Panglima Yandradipa yang bertarung dengan begitu cepatnya. Seakan-akan, setiap gerakan yang mereka peragakan memiliki kekuatan yang luar biasa.Di antara gerakan jurus yang mereka kerahkan, maka terlihat jelas kemampuan yang dimiliki oleh Panglima Yandradipa dan Yamadaka sangat menentukan keberhasilan pasukannya dalam memenangkan pertempuran tersebut.Ditambah lagi dengan hadirnya Yanadak yang memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Ia merupakan seorang prajurit senior yang memiliki kesaktian cukup tinggi, dan mempunyai ketangguhan dalam melakukan pertempuran. Sudah barang tentu menjadi sebuah bobot bagi kekuatan pasukannya dan sangat berpengaruh bagi peta kekuatan pasukan yang dipimpinnya itu.“Mereka itu sangat yakin dengan kemampuan para prajuritnya. Tetapi bagaimana dengan prajurit kita?” desis  seorang pimpi
Read more
Dua Pengawal Baru Sang Raja
Pagi itu, Panglima Yandradipa dan Yamadaka sudah berada di ruang utama istana kerajaan Bumi. Mereka datang memenuhi undangan dari sang raja, bahkan dijemput langsung oleh utusan istana yang diperintahkan oleh sang raja menjemput kedua punggawanya ke istana kepatihan Waraya timur."Aku sangat senang mendapat kabar tentang keberhasilan kalian," ujar sang raja tampak semringah. "Oleh sebab itu, kalian aku minta untuk datang ke istana ini. Karena, sang guru sepuh memintaku untuk menganugerahkan gelar kepada kalian berdua," sambung sang raja menyampaikan maksud dan tujuannya dalam mengundang kedua punggawanya tersebut.Panglima Yandradipa dan Yamadaka saling berpandangan, raut wajah mereka tampak semringah. Dengan kompaknya mereka menjura kepada Raja Wanara dan Maha Patih Ramanggala."Terima kasih, Baginda Raja. Ini merupakan bentuk penghormatan Baginda terhadap kami berdua," sahut Panglima Yandradipa sambil membungkukkan badan di hadapan sang raja.Raja Wan
Read more
Dua Ratu Bijaksana
Satu hari menjelang keberangkatan rombongan sang raja. Maka, Senapati Jasena dan dua senapati lainnya yang hendak ikut mengawal sang raja sudah mempersiapkan segalanya yang tentu akan dibutuhkan dalam melakukan perjalanan jauh tersebut."Apakah kita perlu membawa pasukan panah, Senapati?" tanya Senapati Yandradipa mengarah kepada Senapati Jasena yang merupakan panglima senior di kerajaan Bumi."Aku rasa mereka sangat penting untuk dilibatkan dalam pengawalan ini. Kau siapkan 50 prajurit panah yang benar-benar memiliki kemampuan tinggi! Sisanya bawa saja para prajurit campuran dan jangan lupa sertakan lima orang kusir pedati yang akan membawa barang-barang keperluan logistik dan peralatan lainnya!" jawab Senapati Jasena menuturkan.Dengan demikian, Senapati Yandradipa dan Senapati Yamadaka langsung meluncur ke barak prajurit yang berada di belakang istana utama, untuk menyiapkan para prajuritnya yang akan diperintahkan untuk mengawal sang raja dan kedua perma
Read more
Sang Raja Meninggalkan Istana
Keesokan harinya, Senapati Jasena dan para prajuritnya langsung melakukan persiapan jelang keberangkatan mereka pada hari itu menuju ke wilayah kerajaan Buana Loka, dalam rangka kunjungan persahabatan dari pihak kerajaan Bumi kepada pihak kerajaan Buana Loka yang merupakan sebuah kerajaan sahabat yang kini menjadi sekutu kerajaan Bumi.Dengan gagahnya, ia melangkah menuju ke barak para pelayan yang berada di belakang barak prajurit. Sang senapati langsung menghampiri salah seorang kepala pelayan yang hendak ikut dalam rombongan Raja Wanara."Selamat datang di barak kami, Gusti Senapati," ujar seorang pria berusia sekitar 30 tahun dengan sikap ramahnya menjura kepada sang senapati.Senapati Jasena hanya tersenyum, lalu berkata, "Sebaiknya pedati yang mengangkut barang logistik kebutuhan makanan dan lainnya langsung dikeluarkan sekarang! Tunggu di depan istana, sebentar lagi kita akan segera berangkat!" perintah Senapati Jasena kepada para pelayan istana dan kusir yang
Read more
Dihadang Oleh Sekelompok Pengacau Keamanan
Ketika rombongan Raja Wanara sudah tiba di sebuah hutan yang berada di luar wilayah kerajaan Bumi. Tepatnya di sebuah alas yang masuk ke dalam wilayah kedaulatan kerajaan Bayu Urip, tenyata rombongan tersebut sudah dihadapkan dengan sebuah ancaman dari kelompok kecil yang sering melakukan teror di wilayah kerajaan Bayu Urip. Mereka berusaha untuk melakukan tindakan penghadangan terhadap rombongan Raja Wanara.Para prajurit yang mengawal sang raja tampak siap dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Karena mereka sudah diberi tugas secara langsung oleh Senapati Jasena pada setiap kelompok yang ada di bawah pimpinan panglima masing-masing. Senapati Jasena telah memerintahkan para prajuritnya untuk melawan siapa saja yang dianggap berbahaya terhadap keselamatan sang raja dan kedua permaisurinya."Siapa mereka?" tanya sang raja mengerutkan kening sambil mengamati puluhan orang bersenjatakan pedang berbaris rapi menghadang di tengah jalan.Kemudian,
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status