All Chapters of WARUNG TENGAH MALAM: Chapter 231 - Chapter 240
271 Chapters
231-KELUAR DARI CELAH
Srattttt Sebuah garis tipis terlihat di wajah Kala, garis luka sayatan yang membentuk luka di wajah dan panjang hingga membelah telinga Kala menjadi dua bagian. Dan tak lama, sebuah asap hitam keluar dari bekas luka tersebut dan membuat Kala seperti kesakitan meskipun dia berusaha menahannya agar tidak berteriak atas rasa sakit yang dia rasakan. “UJAAAAANNNGGGGGG!!!!” Rasa sakit yang dia rasakan membuatnya berteriak ketika aku yang kini melompat ke arahnya, berdiri tak jauh dibelakangnya. Dengan tanganku yang sedang memegang sesuatu benda yang bercahaya berwarna emas kebiru-biruan. Sebuah senjata gaib yang diberikan oleh Ki Ba’a ketika aku datang kesana dengan kondisi yang putus asa, dan aku juga hampir meregang nyawa ketika benda ini bisa dipegang olehku. Karena aku harus bisa menahan napas untuk bisa berenang mengambil benda ini di lautan selatan yang terkenal sangat ganas dengan para makhluk air yang sangat berbeda yang mengujiku agar layak
Read more
232-KALIKI
Kaliki, Kapragan, Kamali, dan Weta adalah empat makhluk yang pernah berjuang bersama-sama dengan Kala. Namun mereka tidak bisa memenuhi tugas yang diberikan tuannya dan berakhir dengan kekalahan. Meskipun begitu, kekuatan mereka di atas rata-rata. Anggaplah salah satu mereka muncul di Kampung Parigi yang penduduknya jauh lebih banyak dari Kampung Sepuh. Maka, mungkin saja hanya dalam waktu kurang dari seminggu, akan banyak kematian secara tiba-tiba di Kampung Parigi dengan kondisi mengenaskan, dengan mata yang melotot seperti ketakutan dan tubuhnya kaku namun dengan keadaan jiwa mereka sudah terenggut oleh makhluk tersebut. Dan menyisakan tubuh tanpa jiwa yang dengan wajah ketakutan di saat-saat terakhirnya. Mereka terlalu liar untuk Kala lepaskan sendiri, sehingga Kala menyimpannya di dalam gua dan tidak pernah sekalipun Kala membiarkan mereka untuk turun ke Kampung Sepuh. Bahkan Kala membuat mahkota khusus agar mereka tidak semena-mena keluar dari gunugn. A
Read more
233-KAPRAGAN
DUMM DUMM DUMM Suara-suara seperti benda-benda yang saling bertabrakan masih terdengar sangat keras, bahkan saking kerasnya. Dinding-dinding bangunan yang tampak kokoh itu bergetar hebat bahkan beberapa bagiannya jatuh dan hancur ke tanah. HAHAHAHA “Si Gob*og, langsung miheulaan wae. Abong pang gancangna maneh teh siah Kaliki (Si Gob*og, Langsung ngeduluin aja. Mentang-mentang paling cepat kamu Kaliki. )” HAHAHAHA Kamali yang masih berdiri bersamaan dengan Kapragan dan Weta tertawa berbahak-bahak sambil sesekali mengejek Kaliki yang melesat duluan menghadapi Sima di depan sana. “Nyai, kita mau berdiam diri aja di sini?” “Gak akan mau mengikuti jejak Kaliki di sana? ” Kata Ki Bajra, sesosok kepala manusia yang dipegang oleh salah satu tangan dari Kapragan. “Hmmm.” Kapragan terlihat sedang berpikir sambil memegang tongkat yang panjang dengan ujung yang sangat tajam, tongkat tersebut dipegang oleh s
Read more
234-KAMALI
Brak Brak Brak Hahahaha “Maneh teh sabenerna mah leuwih kuat tibatan para makhluk anu nyieun perjanjian jeung jelema di Gunung Sepuh, make kaelmuan anu aya dimaneh ayeuna teh sabenerna mah bisa jang nyieun maneh leuwih kuat. (Kamu itu sebenarnya lebih kuat daripada para makhluk yang melakukan perjanjian dengan manusia di Gunung Sepuh, dengan keilmuanmu yang sekarang sebenarnya bisa membuatmu lebih kuat. )” “Tapi naha malah ngabela tangkorak-tangkorak anu euweuh hargana kitu, tangkorak anu sabenerna mah eta jin qorin jelema anu teu bisa nanaon pas eta jelema anu ku manehna tuturkeun paeh jeung di kubur dina taneuh. (Tapi kenapa malah membela tengkorak-tengkorak yang tidak harganya itu, tengkorak yang sebenarnya adalah jin qorin manusia yang tidak bisa berbuat apa-apa ketika manusia yang dia ikuti mati dan di kubur di tanah. )” Kapragan yang mencekik leher Asri Manik dan membanting-bantingkan tubuhnya ke arah pepohonan yang terbakar hang
Read more
235-WUJUD ASLI
Sosok makhluk raksasa kini berada tepat di depanku, dengan wujud, rupa, tubuh, dan aura yang lebih menyeramkan dari Kala apabila dilihat lebih dekat. Mungkin baru kali ini aku melihat makhluk menyeramkan seperti ini, matanya melotot, gigi taringnya menonjol keluar dan sikapnya yang semena-mena. Bahkan Kala sendiri pun agak sedikit acuh untuk mengatur salah satu makhluk ini, dari tadi dia tampak diam. Dan tidak melakukan apa-apa ketika dia bertindak sendiri dan muncul di depanku dengan tangannya yang sangat besar itu. DUG DUG Kedua tangan Kamali di hentakan ke tanah, dia kini terlihat seperti sedang merangkak dengan kepala yang di dekatkan kepadaku. Wajahnya terlihat sedang memperhatikanku dengan sangat teliti, sehingga wajahnya yang sangat menyeramkan terlihat sangat jelas di depanku. “SAHA NGARAN MANEH TEH, UJANG? (SIAPA NAMA KAMU, UJANG? )” Kata Kamali yang berkata kepadaku dengan hembusan nafasnya yang terasa perih bagiku. “URANG TE
Read more
236-BERDUA
Sosok Ki Mandala yang aku kenal seketika berubah, Ki Mandala yang selalu datang ke warung dengan wujud kakek-kakek dengan jubah yang putih, bahkan sempat mewujudkan dirinya menjadi cahaya ketika aku terjebak di dalam gua Nyi Laras bersamaan dengan A Wawan dan Indah. Rupanya itu semua bukanlah wujud aslinya. Ada sesuatu wujud yang dia sembunyikan dariku, dan wujud tersebut dia perlihatkan pertama kali kepadaku setelah beberapa kali aku melihatnya dengan wujud kakek-kakek tua berjubah putih dengan gaya dan karasteristik nya yang bijak. Tubuhnya yang sangat besar, bahkan saking besarnya, tubuhnya hampir menyerupai Kamali yang menjadi makhluk yang paling besar di tempat itu, seluruh tubuhnya dilapisi oleh baju berwarna hitam dengan corak-corak emas di setiap ujung baju tersebut. Tubuhnya berwarna coklat tua, seperti layaknya manusia namun dengan kulit yang pucat. Dan dia memakai kain sarung yang menutupi sebagian kakinya, hanya dari lutut hingga ke arah pinggang
Read more
237-TERPUKUL
WUUUSH WUUUSH WUUUSH Aura yang berbenturan itu saling melahap satu sama lain, keduanya sama-sama dengan terlihat buas seperti saling menyerang dan tidak ada yang akan mengalah sehingga menghancurkan segala sesuatu yang ada di dekatnya. Aura biru yang berbenturan dengan aura yang berwarna hitam pekat seperti asap sangat kontras terlihat hingga dari kejauhan. Aku yang berlari dan membenturkan senjata ku yang bercahaya, kini ditahan oleh kedua tangan Kala. Kami saling mengeluarkan seluruh tenaga. Untungnya aura biru ini membantuku dan membuat aku beberapa puluh kali lebih kuat dari sebelumnya. Karena, apabila aku masih menjadi sosok Ujang yang penuh akan rasa takut dan tidak mengetahui apapun atas apa yang terjadi. Mungkin saja, tubuhku tidak akan kuat untuk menahannya. Treaaaaaaak Aku dan Kala tiba-tiba terpental ke arah yang berlawanan. Akibat benturan yang terjadi beberapa saat yang lalu, aku berguling beberapa meter hingga ke
Read more
238-GERBANG
Rupanya, apa yang terjadi ketika Aku dan Kala saling berbenturan satu sama lain. Ternyata berefek kepada Gunung Sepuh pada malam ini, meskipun Kala sudah memindahkan kita semua ke dalam alamnya. Namun tetap saja, hal itu ternyata membuat Gunung Sepuh yang awalnya sunyi dan senyap menjadi gaduh seketika dengan suara-suara gemuruh yang samar-samar terdengar hingga ke Kampung Sepuh dan kampung-kampung di sekitarnya. Bahkan, Tidak ada lagi nyanyian malam dari suara-suara hewan pada malam ini, yang biasanya menjadi penghias malam dari Gunung Sepuh tersebut, meskipun di dalam gunung selama ini banyak sekali kejadian-kejadian yang terjadi ketika aku menjaga warung. Tapi tidak sampai seperti sekarang, Gunung Sepuh tampak lebih bergemuruh dengan beberapa suara yang terdengar hingga Kampung Parigi yang letaknya jauh dari Gunung Sepuh. Meskipun tidak semua warga Kampung Parigi mendengar suara-suara gemuruh tersebut, tapi untuk beberapa orang yang masih terjaga dan belum
Read more
239-MENUNGGU
Kini, Di Depan gerbang, sebuah pintu masuk menuju Gunung Sepuh yang menjadi awal untuk para manusia yang akan masuk ke dalam lebatnya hutan, dengan segala keperluannya, banyak sekali warga yang berdiri di sana untuk menungguku pulang. Semua warga yang masih bertahan di Kampung Sepuh dan tidak melarikan diri. Mereka hanya berdiri di depan gerbang, dengan diliputi rasa takut yang mereka rasakan dari aura yang keluar dari jalanan setapak yang menjadi salah satu pintu masuk ke Gunung Sepuh. Namun dalam diam mereka, mereka memanjatkan doa-doa dengan kepercayaannya masing-masing untuk keselamatanku di dalam sana. Meskipun mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam, dan apakah aku akan berhasil atau tidak. Mereka hanya berdoa dalam ketakutan dan ke khawatirannya dan berharap, jangan sampai ketika pagi tiba mayat ku lah di temukan  di dalam Gunung Sepuh dalam keadaan yang mengenaskan. WUUUUUUSHHH WUUUUUUUUSHHHH Terdengar suara gemuruh ya
Read more
240-BABI HUTAN
Pak Ardi dan para rombongan warga seketika mengerumuni Kang Jaya dan Kang Ocin yang berlari dari dalam hutan ke arah mereka yang sedang berdiri tepat di depan gerbang pintu masuk. Wajah Kang Jaya dan Kang Ocin tampak berantakan, banyak bekas-bekas cairan yang berbau busuk di baju dan rambut mereka. Sehingga sebagian warga menutup hidungnya karena mencium bau busuk tersebut. “Tolongin kita berdua Pak, kita gak mau lagi melakukan ritual-ritual itu di dalam sana, ” Kata Kang Ocin sambil merengek ke arah Pak Ardi, bahkan dia sambil memegang baju Pak Ardi sambil terduduk di tanah. “Tolong selamatkan kita Pak, karena kita takut, kita diincar oleh para makhluk di dalam sana. Karena dianggap kita ikut dengan manusia sakti yang melintas saat kita berdua sedang ritual, Pak. ” Wajah Kang Ocin tampak memelas, usahanya yang ingin cepat kaya dengan cara yang instan kini berantakan sudah. Namun di satu sisi, dia masih bersyukur bahwa dia masih selamat. Dan atas keja
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
28
DMCA.com Protection Status