Semua Bab Pelayan cantik mencari cinta: Bab 11 - Bab 20
36 Bab
Bab 11 menggemaskan
El dan Kiara duduk satu meja yang sama dengan saling berhadapan. El terus memperhatikan Kiara dan mencuri-curi pandang pada Kiara, tanpa Kiara ketahui. Sesekali El mengusap wajahnya pelan, berdekatan dan berhadapan dengan Kiara seperti ini membuat jantung El berdebar tidak karuan, baru kali ini El merasakan perasaan seperti ini, tak bosan rasanya menatap wajah cantik gadis di hadapannya itu. Ada keinginan dan dorongan yang kuat saat ini yaitu ingin selalu berdekatan, memeluk dan ingin memiliki dia seutuhnya.   Seorang pelayan datang dan tersenyum ramah kepada El, namun tidak pada Kiara yang terlihat seperti orang biasa, apalagi Kiara yang masih memakai seragam kerja nya. Kiara menyadari ji
Baca selengkapnya
Bab 12 Barang ORI
"Saya sudah selesai." Ucap El seraya mengelap mulutnya dengan tisu.   "Tuan makanan ini masih banyak, mubajir jika tidak di habiskan." Kiara pun sangat menyayangkan.   "Kalau merasa sayang, ya sudah kamu saja habiskan makanan ini semua." Titah El dengan santai.   "Mana mungkin saya bisa menghabiskan makanan ini, perut saya sudah merasa kenyang sekali saya sudah tidak kuat. Apa anda ingin saya muntah di sini." Ujar Kiara tak mampu.   "Menjijikkan sekali, pokoknya saya tidak mau ada makanan tersisa di sini, terserah kamu mau apakan makanan ini!" Titah El tak mau terbantahkan.   "Tuan." Lirih Kiara. 'ya ampun aku harus bagaimana menghabiskan semua makanan ini, aku s
Baca selengkapnya
Bab 13 Ikat rambut
Setelah sampai di depan yang Kiara maksud, Kiara pun memesan ojol di sana dengan tujuan yang sudah di berikan alamat oleh El sebelum nya saat kemarin dia di antar pulang olehnya.   Sesampainya di depan gedung apartemen, Kiara pun menghampiri dua security yang tengah berjaga di sana.   "Permisi pak, saya mau tanya apa tuan Rafael Dirgantara tinggal di apartemen ini?" Tanya Kiara ingin memastikan jika alamat yang ia datangi tidak salah.    "Tuan Rafael Dirgantara? Iya beliau tinggal di sini. Apa kamu sudah memiliki janji dengan nya? Apa hubungan kamu dengan tuan Rafael?" Dua security itu pun menatap Kiara dan memberikan rentetan pertanyaan pada nya.   "Emh saya pelayan nya tuan El." Jawab Kiara dengan sangat yakin.
Baca selengkapnya
Bab 14 sebuah kejutan
Di dalam perjalanan menuju kampus, Kiara yang tengah kesal dengan El mencoba menelpon teman kuliah nya, ia akan mengabarkan jika dirinya akan datang terlambat, namun alasan Kiara tidak memberi tahu karena gara-gara tuan El menyebalkan itu.   10 menit waktu Kiara terlambat datang ke kampus dan melihat jika teman-teman nya sudah berkumpul di sana dan itu membuat Kiara tidak enak hati.   "Maaf teman-teman aku telat." Ucap Kiara dengan nafas ngos-ngosan karena tadi ia berlari-lari saat menuju ke kampus.   "Gak apa-apa Kiara, kita juga baru kumpul, tenang saja." Teman nya pun tidak masalah dengan keterlambatan Kiara.   "Ya sudah, karena kita sudah kumpul semua ayok kita kerjakan tugas kita supaya cepat selesai." Ajak teman nya itu.
Baca selengkapnya
Bab 15 Tak mengerti
Di dalam mobil Kiara pun duduk di sebelah El yang memegang kemudi, setelah memasang sabuk pengaman pada Kiara El pun menyalakan mesin mobil nya. Hanya keheningan di antara mereka berdua, apalagi dengan Kiara yang setengah bingung kenapa tuan El itu menjemput nya di kampus tidak berani bertanya apapun karena ia begitu sangat canggung. Ekhemm El pun berdehem untuk mencairkan suasana di dalam mobil. "Kenapa kamu tidak membalas pesan dari saya?" Tanya El pada Kiara. Kiara pun menoleh pada El yang bertanya. " Memang itu pesan dari anda tuan, jadi tadi itu nomor anda, anda dapat nomor saya dari mana?" Rentetan pertanyaan di berikan pada El. "Jangan balik bertanya yang tanya kan saya kenapa malah kamu yang jadi bertanya." Balas El kesal dengan rentetan pertanyaan Kiara "Eh maaf tuan." Ucapnya lirih. El menarik napas nya pelan merasa tak enak melihat gadis yang ada di hadapannya seperti sedih karena ucapannya yang sedikit jutek padanya. "Iya tadi nomo
Baca selengkapnya
Bab 16 Hal yang tidak terduga
Di saat sedang merasakan makanan yang tersedia di atas meja, Kiara melirik sekilas pada El yang duduk berada di depan nya dengan santai ia menikmati makanannya. Tersadar Kiara dari tadi meliriknya terus walau sekilas El pun tersenyum, "Kenapa kamu melirik saya terus jika mau lihat, lihat saja, saya tidak akan keberatan kok, saya sadar jika wajah saya begitu tampan." Ucapnya bangga tanpa berhenti menyantap makanan nya. Uhuk Kiara terbatuk-batuk mendengar ucapan El itu dengan pedenya ia mengatakan seperti itu dan Kiara pun malu ternyata ia ketahuan melirik pada El. El pun dengan sigap memberikan air minum yang ia punya pada gadis itu, "Kalau makan pelan-pelan santai saja jangan buru-buru, tenang saya masih memiliki banyak waktu." Ucapnya tersenyum tipis seperti menggoda. Kiara hanya diam saja tidak menanggapi nya setelah ia minum air pemberian tuan El itu, memalingkan pandangannya ke arah luar cafe yang cukup bisa menghibur, namun bukan hiburan yang ia
Baca selengkapnya
Bab 17 Di pecat
"Kiara tunggu!" panggil El pada Kiara Kiara tidak memperdulikan panggilan El itu, ia terus berlari sakit hati plus malu yang kini ia rasakan, di pikiran nya saat ini adalah menjauh dan mencari tempat yang bisa membuat nya tenang. El yang melihat Kiara tidak mendengar panggilan nya ia langsung mengejar gadis itu, El membuntuti kemana gadis itu pergi ia khawatir terjadi apa-apa padanya. Masalah Amanda tunangan nya ia tak peduli pada perempuan itu. Kiara naik angkutan umum, menahan air matanya supaya tidak jatuh, banyak orang yang memperhatikan nya. Satu tujuan saat ini adalah pergi menenangkan dulu hati dan perasaan nya saat ini tak ingin pulang ia pun pergi menuju taman dimana banyak keramaian yang bisa membuat nya sedikit terhibur. El terus mengikuti Kiara dari belakang tanpa sepengetahuan gadis itu, ia memberikan waktu pada gadis itu, El takut jika ia langsung menemui nya, gadis itu akan membencinya dan menjauh dari nya. Setelah lama di taman
Baca selengkapnya
Bab 18
Hari-hari telah di lewati Kiara tanpa pekerjaan yang biasa ia kerjakan, semua sudah ia ceritakan kepada ibu dan ayahnya, mereka pun mengerti ya walaupun kedua orang tuanya tidak terima dengan alasan anaknya di pecat karena masalah seperti itu, tapi mau bagaimana lagi mereka tidak mau memperpanjang masalah dengan sebuah masalah. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan Kiara masih belum mendapatkan pekerjaan walaupun ia sudah melamar kemana-mana tapi belum ada yang memanggil nya untuk bekerja. Kuliah yang Kiara jalani masih ia jalani karena orang tuanya bilang sangat sayang jika Kiara harus berhenti kuliah. Kiara pun menuruti perkataan ibu dan ayahnya untuk terus kuliah walaupun biaya sekarang menggunakan uang ayahnya sementara, berebutan dengan biaya sekolah sang adik. Kiara pun berjanji akan mengganti uang orang tua nya nanti setelah ia bekerja. Karena Kiara berniat dari awal ingin membiayai kuliahnya sendiri. "Sore Kiara..." Sapa Wina salah satu sahabat
Baca selengkapnya
Bab 19
Di perusahaan El, ia masih sibuk seperti biasanya dengan segala pekerjaan yang tak pernah selesai, ia begitu fokus dengan berbagai laporan yang diterima nya. Tok... tok... tok suara ketukan pintu membuat El menatap pintu sejenak. "Masuk!" Seno masuk keruangan tuannya. "Permisi tuan maaf saya mengganggu anda, ini ada laporan dari pak Dito orang suruhan anda untuk mengikuti nona Kiara." Memberikan sebuah amplop coklat yang ia terima untuk tuan El. "Kiara?" Dengan senyum dan semangat El meraih amplop itu lalu membuka nya. Senyuman El semakin mengembang ketika ia melihat sebuah foto Kiara yang sedang berada di kampus lalu El pun terus membuka foto lainnya, sekilas El mengerutkan kening nya ketika ia melihat foto Kiara saat ia berjualan minuman nya. "Kiara jual minuman?" tanya El penuh selidik. "Coba kamu ceritakan bagaimana kehidupan Kiara setelah kejadian pertengkaran dengan Amanda." Pintanya. "Begini tuan, saat kejadian antara nona Amand
Baca selengkapnya
Bab 20
"Tapi berkah untuk saya mas." Lanjut Kiara seraya memasukkan handphone itu ke dalam saku nya.   "Berkah bagaimana maksudnya?" El sedikit senang saat Kiara sudah memasukkan handphone itu ke saku nya dan berbicara kepada El.   "Kalau cerah dan terik matahari panas seperti ini, suka banyak yang beli mas karena haus dan butuh kesegaran." Terang Kiara membuat El mengerti.   "Oh... Sudah lama jualan minuman ini?" El berpura-pura tidak tahu, padahal ia tahu sekali.   "Lumayan lama. Ada setahun lah." Jawab Kiara dan El mengangguk.   "Hasilnya bagaimana? Apa untungnya besar?" El pun ingin tahu karena masalah ini El tidak tahu sama sekali.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status