All Chapters of Gadis Penebus Hutang: Chapter 21 - Chapter 30
72 Chapters
Cinta Pada Pandangan Pertama
I-ini gu-gue bilang sama Om Firas kalo gue suka sama Hegar. Tapi Hegar sukanya sama lo," sahut Anggi memberi alasan. "Oh jadi gini. Lo lebih milih cerita sama Om Firas daripada sama gue, sahabat lo sendiri. Apa jangan-jangan lo takut gue marah karena lo suka sama Hegar?" tanya Prita menebak-nebak dengan nada kecewa sambil melipat kedua tangannya di dada. "Bukannya gitu. Gue cuman ngga enak aja sama lo," sahut Anggi bangkit berdiri dan menghampiri Prita. Anggi mendekat menyentuh tangan Prita. Ia tahu bahwa sahabatnya merasa diabaikan dan tidak dianggap. Namun baru beberapa menit Anggi bergelayut di lengan Prita. Tangannya sudah dihempaskan begitu saja oleh sang empu. "Lepasin!" bentak Prita menghempaskan tangan Anggi. Bentakan Prita sontak membuat Anggi dan Firas terkejut. Sebesar itukah kesalahan Anggi sehingga membuat Prita marah besar? "Lo marah, Ta sama gue? Serius deh, gue ngga ada niatan buat ngga cerita sama lo. Gue cuman ngga en
Read more
Film Horor
"Udah ikut aja. Lebih enak di atas tau. Bisa sekalian tidur kalo udah ngantuk," sahut Firas.Sebenarnya kamar Firas bukan di lantai bawah. Karena waktu itu ia berpura-pura lumpuh. Jadi ia pindah di kamar lantai bawah. Dan sekarang, ia berencana untuk memboyong Prita ke kamarnya di lantai dua. Karena di sana jauh lebih besar dibandingkan kamar yang sekarang."Oh gitu," kata Prita mengikuti Firas dari belakang.Setelah sampai di depan kamar dan Firas membuka pintu. Prita menutup mulutnya yang terbuka lebar. Ia membelalakkan matanya terkejut melihat kamar Firas yang sangat luas."Waaaw... ini kamar apa hotel Om?" tanya Prita berdecak kagum setelah masuk ke dalam."Kamar lah. Ini kamar aku sebelum akhirnya pindah ke bawah. Kamu mau ngga pindah ke kamar ini?" sahut Firas bertanya balik."Mau, Om mau banget," sahut Prita menatap setiap sudut ruangan. Kamar itu jelas jauh lebih besar tiga kali lipat dibandingkan dengan kamar sebelumnya
Read more
Balas Dendam
"Ampun Om, ampun!" teriak Prita kegelian karena Firas menggelitikinya."Ngga ada ampun ampunan. Pokoknya kamu harus terima hukuman kamu," balas Firas semakin bersemangat menggelitiki Prita."Om, seriusan aku udah ngga kuat geli banget. Plis, Om plisss!" kata Prita memohon.Akhirnya Firas menghentikan aktivitasnya dan membalikkan tubuh Prita menghadap ke arahnya. Ia menatap Prita lekat dan langsung menariknya dalam dekapan. Tidak hanya itu saja, setelah itu ia juga mengecup puncak kepala Prita."Nih Om-om nyebelin kenapa yah? Aneh banget," bisik Prita dalam hati. Meskipun demikian, ia tidak menolak dan hanya diam.Firas mencoba meresapi apa yang ia rasakan saat ini. Apakah benar yang Anggi katakan bahwa ia jatuh cinta pada Prita. Makanya saat ini ia mencoba untuk memastikannya."Aduh... " pekik Firas mengaduh kesakitan. Ia melepaskan pelukannya dan menyentuh perutnya."Kenapa, Om?" tanya Prita."Perut aku sakit. Kayanya gara-gar
Read more
Memperjuangkan Cinta
Meskipun menolak, namun lama-kelamaan Prita merasa nyaman dan tanpa ia sadari sudah berpindah ke alam mimpi. "Marah-marah minta dilepasin tapi pules juga. Dasar bocah!" lirih Firas ikut memejamkan matanya dan tertidur.Keesokan harinya, Firas bangun terlebih dahulu karena Zafran datang membawa sepeda pesanannya. Ia bergegas mencuci muka dan sikat gigi. Setelah itu, ia turun ke bawah dan melihat dua sepeda baru terparkir rapi di depan rumahnya."Pagi, Za!" sapa Firas."Pagi juga, Pak," balas Zafran membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.Firas memeriksa setiap detail sepeda lipat yang Zafran beli. Dua sepeda dengan model yang sama hanya warnanya saja yang berbeda. Yang satu hitam dan yang satunya lagi pink. Cocok untuk Prita yang masih remaja."Kerja bagus! Sekarang kamu boleh pulang dan tunggu akhir bulan besok akan ada bonus untukmu," kata Firas memberi penghargaan atas kinerja Zafran hari ini. Ia merasa puas dengan sepeda yang Z
Read more
Merebut Hati Prita
Prita mengayuh sepedanya tanpa memikirkan di mana keberadaan Firas. Sepertinya ia lupa bahwa sebelumnya ia pergi bersama dengan seseorang. Ia terus saja mengayuh sepedanya dengan perasaan yang campur aduk. "Kenapa? Kenapa gue ngga seneng Pak irsyad ngajak berjuang? Kenapa jantung gue ngga dag dig dug ser lagi buat Pak Irsyad?" gumam Prita dalam hati mempertanyakan perasaannya pada Pak Irsyad.Mengayuh, terus saja mengayuh hingga entah sampai di mana. Karena hatinya sedang gundah, ia tidak memikirkan keberadaannya. Yang ia pikirkan, hanya perasaannya yang entah mengapa tak lagi sama. "Ta? Pritaaa!" teriak Hegar melihat Prita melintas di depan matanya."Itu Prita bukan, sih? Ko gue panggilin ngga nyaut-nyaut? Makin kenceng lagi naek sepedanya," bisik Hegar ragu dengan apa yang ia lihat.Meskipun begitu, ia tetap mengejar Prita untuk memastikan penglihatannya."Gue ngga mungkin salah liat. Jantung gue ngga mungkin berdetak pada oran
Read more
Mengakui Perasaannya
"Ak-aku--" sahut Firas terhenti.Prita merubah posisinya dengan menatap Firas lekat. Ia penasaran dengan apa yang akan Firas katakan. Terlebih melihat ekspresi wajah Firas yang serius. Membuat Prita mengerutkan keningnya penuh tanda tanya."Aku apa Om?" tanya Prita."Aku bakal jujur sama kamu. Tapi aku mohon sama kamu buat dengerin semuanya sampe aku selese ngomong," pinta Firas dengan nada memohon."Iya, iya. Udah buruan kasih tau. Ngga bagus bikin cewe cantik penasaran," sahut Prita sedikit bercanda.Firas tersenyum sambil mengacak rambut Prita gemas. Ia menatap ke arah luar dan mulai bercerita. Mengenai alasan ia menikahi Prita. Namun, ia hanya fokus bercerita tanpa memperhatikan ekspresi wajah seseorang yang ada di sampingnya. Semakin lama ia bercerita semakin berubah pula ekspresi wajah Prita."Aku menikahi kamu hanya karena ingin membalaskan dendamku pada mantan kekasihku," kata Firas mulai bercerita.Deg!Jantung Prita b
Read more
Maju Atau Mundur
"Ak-aku... Om Firas bisa kasih aku sedikit waktu ngga?" Prita balik bertanya meminta sedikit waktu untuk meyakinkan hatinya.Prita takut-takut dalam menjawab pertanyaan Firas. Meskipun demikian, ia tetap meminta sedikit waktu. Karena sebelum memutuskan, ia harus meyakinkan hatinya. Bahwa perasaannya pada Firas tidak salah."Tentu saja bisa. Jangan 'kan sedikit waktu, banyak waktu pun aku ngga masalah. Aku bisa menunggu kamu sampe kamu siap menerima perasaan aku," sahut Firas tidak ingin terlalu memaksakan kehendak hatinya."Makasih yah, Om," kata Prita."Sama-sama," balas Firas menarik Prita masuk ke dalam dekapannya."Perasaan Om Firas jadi sering banget meluk aku deh," kata Prita."Emang kenapa? Ngga boleh?" tanya Firas."Mmm... gimana, yah?" balas Prita sambil mengetuk-ngetuk dagunya."Harus boleh dong. 'Kan udah sah, kecuali belom baru ngga boleh," kata Firas."Bodo amat," balas Prita menjulurkan lidahnya dan menjauh
Read more
Sakit
"Om Firas ngapain yah di atas, ko ngga turun-turun? Padahal udah waktunya makan malam. Apa gue naek ke atas aja ya?" ujar Prita berjalan mondar-mandir sambil menggigit kuku jari tangannya.Prita memutuskan untuk naik ke kamar di lantai dua. Sebenarnya semenjak Firas pulang, ia sudah gusar memikirkan sikap Firas yang tiba-tiba abai akan dirinya.Tok! tok! tok!Prita mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia takut kejadian sebelumnya akan terjadi lagi. Melihat Firas dalam keadaan tidak memakai pakaian. Beberapa kali mengetuk pintu, ia tidak mendapat jawaban. Akhirnya ia memutuskan untuk langsung masuk ke dalam.Cekret!Suara pintu terbuka karena memang Prita memutar kenop pintu. Ia menjulurkan kepalanya memeriksa keadaan kamar. Kemudian, tatapan matanya tertuju pada Firas yang berada di atas ranjang dengan posisi mata terpejam."Ternyata Om Firas tidur. Gue kira lagi ngapain," bisik Prita sambil melangkahkan kakinya perlahan. Ia berjalan
Read more
Sembuh Dalam Hitungan Detik
"Jadi gimana mau ngga?" tanya Firas lagi."Mmm," jawab Prita menganggukkan kepalanya.Firas tersenyum bahagia dan langsung memeluk Prita. Ia tidak bisa membayangkan betapa bahagianya hari ini. Begitu pula dengan Prita. Ia merasakan kebahagiaan yang sama seperti yang Firas rasakan. "Makasih, makasih banyak, Sayang," ucap Firas sampai menitikkan air matanya karena terlalu bahagia.Akhirnya malam panjang pun terjadi. Malam di mana seharusnya sudah terjadi di hari pertama mereka menikah. Firas tidak lagi terlihat seperti orang sakit. Ia sembuh dalam hitungan detik. Sepertinya sakit hanya perantara baginya untuk mengikat Prita. Sampai pada keesokan harinya, justru Prita yang sakit karena tidak bisa berjalan. Firas bangun pagi dan melayani apapun yang Prita butuhkan. Ia ingin melakukan apa saja untuk wanitanya. Ia bahkan tidak mengizinkan asisten rumah tangganya untuk membantunya menyiapkan makanan untuk Prita. Semuanya benar-ben
Read more
Dianiaya
Anggi bingung apa yang harus ia lakukan. Pak Irsyad benar-benar memaksanya hingga tidak bisa menolak. "Kamu tau 'kan di mana rumah Prita?" tanya Pak Irsyad. "Ya tau lah, Pak. Masa ngga tau di mana rumah sahabat sendiri. Yang bener aja dong," sahut Anggi memutar bola matanya malas. "Baguslah kalo kamu tau. Jadi 'kan gampang ngga usah ribet-ribet nyari alamat." Pak Irsyad hanya melirik dan tetap fokus mengemudikan mobilnya. "Bodo amat lo mau ngomong apa. Liat aja, gue gerjain baru rasa lo. Jangan kira lo ganteng, terus lo bisa maenin perasaan orang seenak jidat lo aja yah." "Dulu pas dikejar sok ganteng banget. Sekarang giliran dicuekin balik ngejar. Tapi sayangnya, lo ngga bakal bisa ngedapetin Prita. Gue yang bakal jauhin lo dari dia dan gue bakal nyatuin Prita sama Om Firas," lanjut Anggi tersenyum menyeringai. Anggi memikirkan sesuatu agar Pak Irsyad tidak pergi menjenguk Prita. Dan yah, akhirnya ia menemukan ide brilian. Ia terus saja menunjukkan arah tanpa membuat Pak Irsyad
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status