Semua Bab Perjuangan Cinta Surga: Bab 51 - Bab 60
100 Bab
Part 51 Makan Malam Bersama
Novi menikmati hidangan makanan yang dibuatkan oleh Mama Raya. Saat ia menoleh ke arah Mama Raya, ia menyerhitkan keningnya menatap aneh wajah Mama Raya menahan tawa."Kenapa Ma?" tanya Novi heran."Eh-emmm... Tidak, wajahmu terlihat belepotan dan sini biar mama bantu membersihkan sisa makananmu." jawab Raya seraya berdiri dari duduknya dan ia berjalan mendekati ke arah Novi. Sebelum menghentikan langkah kakinya, Raya mengambil tisu untuk menghapus sisa makanan di pipi cantik Novi."Sudah bersih dan tidak cemong lagi," ucap Raya dengan menampilkan sederet gigi putihnya."Terima kasih, Ma." Novi menatap Mama Raya  yang sedang berdiri di hadapannya."Hahaha..." gelak tawa seorang pria dan wanita yang berjalan menuju ke arah ruang dapur.Novi dan Raya mengalihkan pandangannya menuju ke arah dua orang yang berjalan santay menuju ke arah ruang dapur. Namun, ruang dapur harus melewati ruang makan dan kebetulan Novi dan Raya sedang menikmati m
Baca selengkapnya
Part 52 Novi Mengundurkan Diri
Keesokan harinya, Novi bersiap-siap melakukan aktivitas di pagi harinya hingga sore hari untuk mengais rezeki. Walaupun, selama ini ia selalu mengurusi Diki dari keadaan koma hingga saat ini. Ia tak pernah mengeluh dan ia bersyukur karena mau membantu meluntasi hutangnya kepada rentenir. Meskipun, itu tidak gratis dan ia harus setuju menikah dengan Diki. Novi tetap semangat dan banyak bersyukur ya setidaknya kedua orang tuanya dan adiknya mau menerima kehadirannya.Setelah memarkirkan motornya di area parkiran pegawai rumah sakit. Novi berjalan menuju ke arah pintu rumah sakit."Huft! Tetap semangat Novi." gumam Novi menyemangati dirinya sendiri.Novi berjalan menelusuri setiap lorong ruangan rumah sakit dan selalu saja ada sapaan yang ia terima oleh para pengagum pasiennya. Langkah kaki jenjangnya terhenti di depan ruangan yang akan ia tempati. Novi mengatur ritme nafasnya dan ia mulai mengangkatkan tangannya untuk mengetuk pintu itu.Tok! Tok! Tok!
Baca selengkapnya
Part 53 Menemui Diki
Saat ini, Novi berada di ruang pimpinan rumah sakit dan pria paruh baya yang terlihat tetap tampan dengan wajah menuanya itu, sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri."Pak, saya yakin dengan keputusan saya dan saya bersedia terima konsekuensi dari keputusan saya. Keputusan saya tidak bersangkut paut dengan masalah apapun yang saya hadapi," ucap Novi berusaha tersenyum di depan Reyhan.Reyhan menghela nafasnya sejenak, dan ia menatap sendu ke arah Novi. "Baiklah, jika itu memang keputusanmu tapi ingatlah, mencari pekerjaan itu susah dan perjuanganmu dari nol hingga sampai di titik sekarang itu butuh proses yang sangat panjang. Semoga keputusanmu selalu terbaik untukmu," ucap Reyhan panjang lebar."Tanda tangan di sebelah ini." lanjut Reyhan mengarahkan Novi agar mendatang tangani bagian surat mengundurkan diri."Iya Pak." balas Novi mengambil pena yang diberikan oleh Reyhan, ia mulai mengarahkan tangannya untuk mendatang-tangani bagian surat itu. Tangan No
Baca selengkapnya
Part 54 Novi Hamil
"Kamu panggil aku Diki." sahut Diki menatap intens ke arah Novi."Iya Diki, apakah ada yang sakit?" tanya Novi memulai percakapan."Tidak." jawab Diki singkat."Baiklah, kalau begitu." balas Novi."Kenapa kamu mau menyetujui perjanjian untuk menikah denganku? Apakah kamu berniat merampas harta keluargaku?" tanya Diki menatap dingin ke arah Novi."Aku tidak begitu, aku hanya..." ucapan Novi dipotong oleh Diki."Hanya ingin mengangkat derajat keluargamu menjadi tinggi dimata orang." ucap Diki asal.Novi yang mendengar ucapan dari Diki, ia merasa kaget dengan kata tajam yang dilontarkan dari mulut Diki. "Cukup Tuan, saya tahu anda merupakan lelaki kaya raya dan penerus pemilik perusahaan terkaya kedua di dunia, tapi saya bukan tipikal wanita gila harta," ucap Novi berdiri dari duduknya dan ia berdiri di depan Diki. "Saya sadar bukan terlahir dari keluarga terkaya di dunia dan saya menerima penawaran perjanjian itu karena saya harus meneb
Baca selengkapnya
Part 55 Pakaian Muslim
Setelah kepulangan Diki dari rumah sakit, Diki tetap dirawat oleh Novi dari mensionnya. Setiap hari, Novi tak henti-hentinya memantau kondisi Diki yang semakin hari semakin bertambah baik. Novi senang karena Diki memperlakukannya dengan baik dan ia rasa sudah mulai tumbuh benih-benih cinta diantara mereka. Saat Novi, memberikan makanan kepada Diki. Ia mendengar ada suara keributan kecil di ruang keluarga, ia yang tak ingin ikut campur dengan urusan orang lain. Akhirnya, Novi melanjutkan aktivitasnya untuk merawat Diki. Saat ini, Diki sedang asyik membaca beberapa berkas laporan perusahaan keluarganya. "Tuan," ucap Novi seraya membuka pintu ruang kerjanya. Diki mengalihkan pandangannya dari berkas laporan menuju ke arah Novi."Wanita ini tidak ada akhlak, beraninya gak ketuk dulu sebelum masuk." kata Diki dalam hati. "Bisakah kamu mengetuk pintu terlebih dahulu," ucap Diki dengan wajah datarnya. Novi yang berdiri di depan pintu, ia h
Baca selengkapnya
Part 56 Perhatian Diki Terhadap Novi
Diki menatap punggung mulus Novi yang telah pamit undur diri di hadapannya. Diki mengambil ponsel dari sakunya dan ia mencari nomor telepon seseorang.Tut! Tut!Diki : "Assalamualaikum, bisakah kamu membantuku, Pak?"Pak : Wa'alaikumsalam, insyaallah aku bisa membantumu, Dik."Diki : "Baguslah, tolong cari tahu dokter yang menangani Dissa dan ajak dia untuk bekerja sama agar Daniel merasa frustasi."Pak : "Maksudnya, tolong jelaskan secara detail, Diki."Diki : "Bapak ini pasti belum paham maksud dari rencanaku. Maksud saya, cari dokter yang menangani Dissa dan jika sudah bertemu maka ajak dia agar Dissa terjadi sesuatu dan buat itu seolah-oleh nyata. Beri dia uang tutup mulut dan ancam dia jika tidak mau ikut bekerja sama dengan kita."Pak : "Baiklah, saya akan memanggil anak buah saya untuk mencari informasi itu dan jika sudah ketemu maka saya turun tangan dalam ikut andil rencana ini."Diki : "Terima kasih, senang bekerja sa
Baca selengkapnya
Part 57 Menjenguk Dissa di Rumah Sakit
"Haduh... Kepalaku terasa sakit sekali. Pasti setelah ini tumbuh benjol kepalaku." kata Novi dalam hati.Diki mengalihkan pandangannya menuju ke arah Novi, ia menyerhitkan keningnya menatap Novi yang masih mengusapkan keningnya."Pasti terasa sakit dan aku akan mengobatinya." batin Diki.Diki menghela nafas kasar dan ia menatap intens ke arah Novi. "Kenapa masih disini, cepat masuk atau aku tinggal," ucap Diki cetus dan Novi langsung berjalan cepat menuju ke arah pintu masuk mobil.Diki menyunggingkan senyum kecil di pinggir bibirnya, ia menutup pintu mobilnya.Novi masuk ke dalam mobil milik Diki, ia memilih duduk di kursi penumpang yang bersebelahan dengan Diki. Novi mengambil ponsel dari tas selempangnya dan ia mengirim pesan kepada Criss agar janjinya untuk menjengguk Dissa nanti dibatalkan. Setelah dilihatnya pesan itu terkirim, ia langsung menyimpan ponsel itu dengan cepat, sebelum dilihat oleh Diki yang nanti akan jadi perang dunia.Dik
Baca selengkapnya
Part 58 Kerjasama
Dila tersenyum sendu menatap ke arah Diki dan ia menoleh ke arah Novi."Kalian duduk dulu, pasti kalian capek dan butuh istirahat mari kita duduk di sana," ucap Dila menuntun Diki dan Novi agar berjalan menuju ke arah sofa ruang ICU VIP.Diki dan Novi berjalan mengikuti langkah kaki Dila, mereka memilih duduk di sofa yang berhadapan dengan Dila. Diki mendudukkan diri di atas kursi sofa dan ia menoleh ke arah Novi yang terdiam menatap ke arah Dila."Ma, tolong ceritakan yang sebenarnya apa yang terjadi. Aku tidak tahu tentang hal ini dan kenapa kalian tidak memberitahukan informasi ini kepadaku," ucap Diki dengan tatapan kecewa.Novi yang sedari tadi berdiri di sebelah Diki, ia mengelus pundak Diki agar ia sedikit lebih tenang. Diki menoleh menuju wanita yang selama ini merawat dan menjaganya. Ia tersenyum sendu menatap ke arah Novi."Tenanglah, aku yakin mama Dila ingin memberitahukan ini tetapi membutuhkan waktu yang tepat." Novi menoleh ke arah Dil
Baca selengkapnya
Part 59 Merelakan Masa Lalu
Setelah kepulangan Criss dari rumah sakit, kini ia tengah duduk termenung di teras belakang rumah minimalis milik Novi.Criss menatap kosong ke arah depan dan ia sedang menikmati pikirannya yang hanya ia dan Tuhan yang tahu apa yang diinginkannya hanya Novi."Secepat itukah kamu melupakanku? Andai waktu bisa terulang, maka aku tidak akan pulang ke negara asalku." kata Criss dalam hati. Criss mengalihkan pandangannya menuju ke arah sebuah tanaman hias bunga tulip yang berhasil menghiasi pekarangan teras rumah belakang Novi. Criss teringat kenangan itu dan seketika dirinya masuk ke dalam kenangan indah itu."Hah! Apa yang sedang terjadi?" ucap Criss menatap ke sekelilingnya. Ia melihat suasana yang begitu familiar dan ia ingat betul bahwa suasana dilihatnya sekarang ini terjadi 2 tahun yang lalu.Disana, ia melihat ada seorang wanita dan pria yang sedang asyik tertawa karena berhasil menanam tanaman hias dengan benar. Criss menghampiri mereka berdua yang po
Baca selengkapnya
Part 60 POV Kenzo - Akad Nikah
Pagi hari ini terasa berbeda, tidak seperti biasanya di rumah kecil milik Nila yang tinggal bersama neneknya. Namun, kali ini Nenek Rosa jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Walaupun semasa hidupnya, Nenek Rosa tidak menyukai kedekatan Nila yang semakin hari semakin menempel seperti lem bersama Kenzo. Tetapi, nenek itu melihat ada cinta tulus yang diberikan oleh Kenzo. Maka, sebelum meninggal dunia. Kenzo ingat saat Nenek Rosa meminta Kenzo untuk mau menerima permintaan terakhirnya. *Flashback On* "Kenzo, kemarilah," ucap Nenek Rosa menyuruh Kenzo berjalan menuju ke arahnya yang sedang terbaring di ranjang tidur rumah sakit. Kenzo yang sedang membantu Nila untuk memberikan nenek sarapan pagi, ia mengalihkan pandangannya menuju ke arah Nenek Rosa yang terlihat pucat."Iya nek." jawab Kenzo seraya melepaskan sendok yang dipegangnya untuk mengisi bubur di piring. Kenzo membalikkan tubuhnya d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status