All Chapters of Perjuangan Cinta Surga: Chapter 1 - Chapter 10
100 Chapters
Part 1 Melaksanakan Tugas - Prolog
Di sebuah bangunan mewah yang tak terawat dan dipenuhi beberapa barang rongsokan yang tak layak pakai. Disana, terlihat seorang pria yang mengenakan pakaian lengkap TNI AU. Pria itu bernama Diki Reandi adalah seorang anggota TNI AU internasional, memiliki sikap dingin dan irit bicara. Berkat, jiwa pantang menyerahnya untuk mendapatkan yang diinginkan ia harus berjuang mati-matian tanpa dukungan dari kedua orang tuanya. Diki berumur 28 tahun dan ia tinggal di apartemen sederhana tetapi ia cukup bersyukur untuk hidupnya yang dijalaninya.   Tap... Tap... Tap   Diki Reandi berjalan melewati lorong ruangan.   "Ketika aku masih kecil, aku pikir orang seperti apa aku ini tidak pantas dipilih dan dipercayai sepenuhnya untuk menjadi seorang TNI AU Internasional. Aku bukanlah berasal dari keluarga terpandang dan jangankan mendapatkan kasih sayang, aku tidak mengetahui siapa kedua orang tuaku?" kata Diki dalam hati.
Read more
Part 2 Kabar Mengejutkan
"Kenzo," ucap Criss dan ia langsung melayangkan pistol di hadapannya dan berhasil di tahan lagi oleh Kenzo. Terjadilah baku hantam, dengan lihaynya Kenzo mengalahkan Criss.   Criss menghindari pukulan dari Kenzo, ternyata dewa fortuna tidak berpihak padanya. Pistol Criss berhasil diambil alih oleh Kenzo dan Kenzo langsung mendorong tubuh Criss hingga terjatuh.   Dor! Dor! Dor!   Kenzo menembaki tubuh Criss, Criss menahan rasa sakit di tubuhnya.   "Terima kasih kepadamu, sekarang aku bisa pindah bisnis," ucap Kenzo berdiri membelakangi Kenzo yang terbaring lemah.   Criss berusaha bangun tetapi ia menahan rasa sakit di tubuhnya. "Kau bajingan!" sahut Criss.   "Ayolah, aku pengusaha. aku menawarkan produk yang baik kepada siapapun yang ingin membelinya. Harganya pun terjangkau dan sebagai contohnya. Inilah temuan terbaruku," jelas Kenzo
Read more
Part 3 Bertemu Virus Baru
Damian berjalan menelusuri lorong rumah sakit. Disana, suasana terlihat sepi dikarenakan hanya dokter spesialis yang boleh memasuki ruangan itu. Saat Damian berjalan, ia melihat sebuah pembuka aliran kotoran ruangan. Ia menghentikan langkah kakinya dan menatap fokus ke arah itu.   Tap! Tap! Tap!   Seorang wanita cantik berambut pendek berjalan menuju Nick dan ia menarik kepala Damian hingga terjatuh.   Sementara di sebuah ruangan Laboratorium, Jesika sedang menatap layar besar pada komputer.   Komplit 100% Selesai.   Jesika menoleh ke arah belakang, ia merasakan sesuatu yang aneh. Jesika berdiri dari duduknya dan menatap layar komputer yang berada di belakangnya.   Protokol Vaksin Lengkap! Dua jarum unit penyuntikan siap digunakan   Setelah membaca isi layar komputer, Jesika ter
Read more
Part 4 Rencana Evaluasi
Jesika berjalan menuju laptopnya dan membuka kembali petunjuk peta yang dibukanya tadi. "Apakah itu data dari laboratorium?" tanya Criss yang berdiri di sebelah Jesika.   "Iya, sekarang kita tahu substansi uji vaksin. Kita harus segera mengirimkan ke laboratorium lain. Semakin cepat vaksin itu di produksi secara massal, semakin banyak hidup yang kita selamatkan." jelas Jesika panjang lebar di depan Criss.   "Iya, mungkin begitulah," ucap Criss singkat seraya menundukkan diri di atas kasur Jesika.   Jesika duduk di atas kursi yang berhadapan dengan Criss. Ia menyimpangkan kedua tangannya di dadanya. "Ada alasan, kenapa kamu datang kesini? Kau pasti sedang mencari seseorang," imbuh Jesika.   "Iya, seorang pria bernama Kenzo Albert," balas Criss singkat.   "Siapa dia?" tanya Jesika.   "Dia mengambil alih semua perusahaan beserta toko yang berada di kota
Read more
Part 5 Mendapatkan Penawaran Kerjasama
Hari ini, Diki berniat menenangkan dirinya untuk pergi ke sebuah kafe yang tidak jauh dari kediamannya. Ia menaiki mobil kesayangannya, saat ia memarkirkan mobil di area parkiran, ia mendengar suara seorang wanita yang berteriak meminta tolong.   "Ada apa lagi ini!" gumam Diki yang sudah mengerti dengan situasi di kota ini. Ia membuka bagasi mobil dengan menggunakan remote kunci mobil yang digenggamnya.   Bip! Bip!   Bagasi mobil terbuka secara otomatis, ia mulai mengambil beberapa peralatan senjata api pistol dan menaruhnya di samping celananya. Diki menutup bagasi itu dan ia melangkahkan kaki menuju sumber suara yang snagat familiar di dengarnya.   "Tolong! Tolong aku!" teriak suara seorang wanita yang dikenalnya.   Diki berlari dari tempat dan mendapati 4 bodyguard di serang oleh 10 mayat hidup yang ingin memangsanya, Diki menembaki 10 mayat hidup itu
Read more
Part 6 Perdebatan Yang Memilukan
"Apa yang kalian inginkan?" tanya Diki tanpa basa basi menatap mereka secara bergantian.   "Kami membutuhkan bantuanmu." jawab Criss singkat.   "Aku akan terus mengambil cuti libur," ucap Diki cetus.   "Mari kita bicara tentang virus mematikan ini. Ingat jenis B.O.V vaksin yang mereka gunakan?" celetuk Daniel.   "Ini sudah sangat lama dan aku lupa itu." imbuh Diki memegang minuman yang hampir abis yang diminumnya. Sementara makanan nasi goreng yang berada di atas meja sudah ia makan tanpa sisa.   "Jadi, apa kamu hanya ingin duduk di sini selama berminggu-minggu dan tidak melakukan apapun?" tanya Criss.   "Sejauh ini, aku tidak memiliki rencana." jawab Diki cuek.   "Hey! Bawakan aku minuman baru." perintah Diki menatap pelayan wanita yang berlalu lalang.   "Batalkan pesanan!" ucap Criss cetus.   "H
Read more
Part 7 Dissa Diculik
"Itu bukan kalian! Atau apakah itu kalian?" tanya Dissa berdiri di hadapan mereka dan berjalan keluar dari ruangan itu.   Criss, Daniel dan Budi terdiam saat mendengarkan semua keluh kesah Dissa yang disampaikan di hadapan mereka.   Sementara di tempat lain, Dissa sedang membersihkan tangannya di westalfel toilet. Ia menatap pantulan dirinya di depan kaca toilet.   "Itu bukanlah hal yang baik dari diriku," gumam Dissa pada diri sendiri.   Dissa mematikan kran wastafel dan membersihkan sisa air di tangannya menggunakan tisu kering.   Brak!   Dissa mendengar suara dari dalam kamar toilet dan ia membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju salah satu kamar toilet itu. Ia memegang gagang pintu dan membukanya. saat ia ingin membukanya, ia melihat ada darah segar yang mengalir dari bawah kamar toilet, Dissa menghela nafas sejenak, ia membuka p
Read more
Part 8 Bertemu Kenzo
"Aku tahu yang orang yang pandai menyakiti, dia adalah Kenzo." ucap Diki berdiri dari tempat duduknya.   Daniel berjalan mendekati Diki. "Apa yang akan Kenzo lakukan dengan Dissa?" tanya Daniel berdiri di depan Diki.   "Aku tidak tahu, aku hanya ingin dia kembali. Aku bisa pergi liburan lagi." jawab Diki frustasi menghadapi situasi yang dialaminya saat ini.   Drt! Drt!   Criss menoleh ke arah sebelahnya terdapat sebuah ponsel milik Kornelius. Ia mengambil ponsel itu dan memberikan layar ponsel yang di genggamnya di hadapan Diki dan Daniel. Criss menerima panggilan masuk dari ponsel di genggamnya.   "Hey sayang, ini aku. Apakah orang itu akan membantu kita?" tanya seorang wanita dari panggilan masuk di ponselnya.   "Aku sangat takut, Selena merindukan dirimu. Kornelius? Hallo?" lanjut wanita itu dan disambut oleh suara anak kecil. "Ma
Read more
Part 9 Dissa Bertemu Sarah
Kenzo menghela nafas panjang dan tetap menatap fokus ke arah depan. "Aku minta maaf telah mengatakannya, tetapi penelitian kau tidak lengkap. Kau menemukan obatnya, tetapi kau tidak diserang setelah mengambilnya. Tapi itu kau, bukan?" tanya Kenzo menoleh ke arah Dissa yang duduk di sebelahnya. "Bukan hal yang penting. Tidak, kau dan vaksin kau segera terlambat. Besok dunia akan menjadi tempat yang berbeda." jawab Kenzo dibalas tatapan penuh arti oleh Dissa. *** "Kenzo sedang merencanakan sesuatu yang besar. Kornelius tahu terlalu banyak tentang hal itu," ucap Diki membuka memori eksternal pada ponsel di genggamannya. "Oleh karena itu, ia dibunuh." jawab Criss menatap wajah tampan Diki. Diki memegang memori eksternal ponsel yang menampilkan satu merek dari memori tersebut. *** "Aku tahu, apa yang terjadi padamu? Mereka datang untuk membunuhmu, tapi membunuh orang yang kau cintai. Itu hari pernikahanmu," ucap Dissa dan Kenzo pun
Read more
Part 10 POV Kenzo - Flashback
Kenzo terus memantau kondisi kota dari arah balkon apartemennya."Keadaan dunia akan berubah dengan semestinya, sebentar lagi rencanaku akan berhasil. Sayangku, kau disana pasti akan bahagia. Lihatlah, aku bisa membalaskan dendam lama yang hampir fana." gumam Kenzo dengan senyuman miringnya. Setelah puas, melihat kekacauan yang terjadi di kotanya. Kenzo melangkahkan kakinya menuju pintu masuk kamar apartemennya. Saat ini, ia tinggal di Apartemen di ujung kota U dan apartemennya paling tinggi dan menjulang dengan tingkatan lantai 30. Kenzo berjalan menuju tempat tidurnya. Ia menduduki diri di pinggir tempat tidur dan diambilnya sebuah bingkai foto yang tertata rapi di atas meja sebelah tempat tidurnya. Kenzo menatap sebuah foto yang menampilkan foto pernikahan dirinya bersama sang istri tercintanya. "Sayang, aku merindukanmu," gumam Kenzo dengan menitikkan buliran kristal yang membahasi wajah tampannya. "Andai waktu itu tidak terjadi, kita pasti hid
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status