Semua Bab Siluet Cinta Olive : Bab 11 - Bab 20
114 Bab
Bab XI
Konsultasi Penasihat Kekacauan Ranjang Setelah menunggu keluarnya hasil investigasi team agen paparazzi selama dua pekan, para paparazzi melaporkan bahwa kuntilanak itu telah resign dari tempat kerjanya sejak enam bulan lalu. Refan masih bertandang ke club itu, hanya mengantar atasannya, seorang pria bule. Tidak ada aroma perselingkuhan atau kedekatan dengan perempuan lain di club itu. Pasangan selingkuh Refan juga tidak pernah lagi mangkal di diskotek bekas tempat kerjanya. Kini Olive bingung, upaya menggali lebih jauh sepak terjang kuntilanak itupun mentok.Sedangkan menyerahkan nomer kontak WA dan HP suaminya ke polisi, kata Bagus, itu berisiko. ’Itu sama halnya, membeberkan hal-hal pribadi, termasuk sepak terjang suami kamu ke polisi. Apa kamu nggak takut, kamu bisa kebawa-bawa juga? Pertimbangkan baik-baik, Non,’’Kata Bagus menasehati.Meski telah diwanti-wanti, Olive merasa enggak paham juga. Bagaimanapun, r
Baca selengkapnya
Bab XII
Training Service Ranjang Sepuluh menit berselang, Mba Widya akhirnya kembali. Olive makin penasaran dengan apa yang dituturkan konsultan ini. Seumur-umur baru ia dengar sekarang.Pensiunan penari erotis ini, melanjutkan kisahnya. Ia mengaku pernah punya side job sebagai LC (lady companion/ yang bertugas nemenin tamu) dan therapist. Untuk pekerjaan side job sebagai therapist,  ia bekerja sebagai tenaga pemijit di spa plus-plus. Ia membenarkan terkenal sebagai therapist sekwilda lantaran daya tariknya ada di sekitar wilayah dada. Mendengar penuturan panjang lebar Widya, Olive merasa begitu plain alias tawar, bloon, lantaran tak punya pegangan apapun untuk memuaskan suaminya di ranjang.‘’Pelanggan saya, hampir semua tipe pelanggan setia. Kalau saya enggak masuk kerja, yang mereka cari tetap saya dan tidak mau digantikan LC atau penari lain, atau therapist lain,’’jelasnya.Ia menjelaskan se
Baca selengkapnya
Bab XIII
Gulana Yang Menyulut Petaka   Mau dibawa ke mana rumah tangga kita? Kalimat itu menjadi pijakan Olive dalam menetapkan keputusan. Sikap apa yang akan ia kemukakan di hadapan Refan. Ia masih mempertimbangkan nasihat Tubagus, agar ia tak perlu melangkah jauh untuk menyadap percakapan telfon maupun WA. Sebab, konsultan IT yang Tubagus tawarkan adalah seorang polisi. Jika ia tak yakin Refan bersih, sebaiknya ia menahan diri. Olive mengingat nasihat itu. Makanya, ia memilih diam di enam bulan terakhir ini, mungkin sampai satu setengah tahun ke depan. Sampai joint project yang ia kepalai mencapai tahap penutupan. Kendati, ia menyadari, makin lama tidak ada lagi yang perlu dinanti dari pernikahannya ini. Menunggu jabang bayi, menurutnya itu jauh asap dari api. Ia tak kunjung digauli. Sudah setahun enam bulan. Ia menganggap pengabaian hak-haknya selaku istri, menjadi sepi omongan, sepi keributan, juga tidak ada mekanisme
Baca selengkapnya
BAB XIV
Tertangkap BasahDunia tak selebar daun kelor. Suatu siang esok hari di hypermart Plaza Semanggi. Olive menggunakan jam makan siangnya yang sempit itu membeli bingkisan untuk Om Alex, rekan kerja yang adalah atasan Bagus. Om Alex baru mengkhitankan anaknya. Pikirnya, ia yang tak sempat datang ke acaran khitanan kemarin, akan menyerahkan bingkisan itu sebelum bubaran kantor.Namun sial, ia memergoki Refan tengah mendorong troli belanja menemani  seorang perempuan muda yang ia tahu itu adalah si Kuntilanak Rita. Ia berpapasan di belokan salah satu lorong rak display pempers bayi. Moncong ketemu moncong. Refan tak bisa mengelak lagi.‘’Eh, Live. Aku nemenin pacar si Bos, belanja bentar. Tolong, kenalin ini Rita,’’jelas Refan yang sangat percaya diri memperkenalkan perempuan selingkuhannya itu sebagai pacar Jason, atasannya. Dalihnya, Bos Jason memang mengoleksi banyak wanita yang disebut teman kencan.‘&rsq
Baca selengkapnya
Bab XV
Istri Vs PiaraanRefan merasa istrinya begitu polos untuk memahami perselingkuhan tingkat tinggi yang ia ciptakan skenarionya. Olive dianggapnya tidak update terhadap Rita yang begitu nerimo setahun terakhir ini hanya dinafkahinya Rp 1 juta sebulan tanpa embel-embel pemberian lain-lain. Rita yang sangat nrimo itu mengalami penyusutan kucuran tunjangan pensiun lantaran keuangan Refan terkonsentrasi untuk pembayaran angsuran  cash keras tiga unit apartemennya.Namun Refan memaklumi dan menghargai kepedulian istrinya dengan mengatakan ia cukup hati-hati dengan perempuan itu, termasuk mengantisipasi  dampak perempuan itu terhadap keuangannya. Refan menjamin perempuan itu tak akan bisa merugikannya secara finansial.”Rita sangat mandiri. Bahkan tanpa aku kasih apa apapun, dia tetap bisa hidup cukup bahkan hidup mewah. Dasar Olive, kamu ini ngomong apa. Memangnya kamu tahu apa. Ah udah deh, kamu nggak tahu apa-apa.” Guma
Baca selengkapnya
Bab XVI
Berkaca di Cermin Pecah                                                       Olive mengamati bayi mungil hasil perselingkuhan suaminya, bak berkaca di cermin pecah. Bayi itu sangat mirip Refan. Rambut lurus, hidung mancung namun agak mendongak, mata agak lancip bak mata kucing, juga dagu bawahnya belah. Tapi warna kulitnya persis  Rita, coklat gelap. “”Siapa namanya?””Tanya Olive ke bayi yang belum bisa bicara itu. ”Fanta Anatasia, Bu,’’Jawab Rita. Hmmmm....Fanta, artinya apa? Olive berspekulasi memikirkan perkara kecil, hanya sebuah nama bayi, namun menjadi cikal bakal besar penyebab stressnya hari ini. Perkara kecil, ia besar-besarkan. Coba aku cari di mesin pencaria
Baca selengkapnya
Bab XVII
Dendam Terbalas Hutang Budi, Belum Impas ‘’Ehm” Olive berdehem membangunkan Rita dari lamunannya. Dengan gelagepan, Rita terhenyak.  ‘’Oh iya, saya bisa carikan baby sitter, kalau Ibu mau. Cuman buat Ibu aja. Bukan atas nama yayasan saya, ya Bu. Saya bantu Ibu. Ibu tidak usah bayar biaya admin. Gajinya ibu bayar langsung ke yang bersangkutan. Nanti Ibu saya kabari kalau saya sudah ada yang untuk baby sitter. ‘’jelasnya sebelum berpamitan dengan rivalnya itu. Mendengar penjelasan Rita menjalankan bisnis outsourcing tenaga pembantu rumah tangga dan punya yayasan, Olive berusaha mencerna penjelasan itu. Jangan-jangan, memang benar begitu. Apa iya itu benar bisnis ART. Sebab yang datang ke apartemennya dari segala umur. Ada yang tua 60 tahun ke atas, ada yang ABG, yang dewasa juga lebih sering. Namun kedatangan mereka hampir berpasang-pasangan seperti pasangan kekasih, kecuali yang nenek-nenek. Kedua pasang mata yang saling beradu si
Baca selengkapnya
Bab XVIII
Benteng Pertahanan Rapuh Si ManipulatifCita-cita yang dibangun bersama, terkadang tak sesuai dengan capaian. Impian yang tak sesuai dengan kenyataan. Refan-Olive, sepasang muda-mudi ini dulunya mencita-citakan membangun keluarga bahagia. Dari tunangan, sampai berhasil nikahan. Namun di tengah jalan, ada aral menghadang, membelokkan cita-cita itu berantakan. Ikatan perjalanan hidup bersama yang mereka ikrarkan dalam janji pernikahan, terancam rantas, saat pernikahan memasuki tahun ketiga. Oleh orang ketiga.Olive menjulukinya  si Kuntilanak. Perempuan bekas pekerja malam  itu menjadi pelaku utama, perusak mental psikis Refan. Dengan apa ? Dengan tawaran kebahagiaan versi kuntilanak, Refan merasakan kebahagiaan hidup bersama si kuntilanak. Bahagia rekayasa akibat konsumsi narkoba. Perlahan, executive muda itu menghancurkan pernikahannya berbarengan dengan usaha merusak dirinya sendiri.             &nb
Baca selengkapnya
Bab XIX
Tes Forensik Folikel Rambut Ketahuan Pakai Narkoba Olive yang dibingungkan oleh perilaku aneh suaminya berharap esok, atau lusa, suaminya akan kembali baik, emosinya stabil, tidak cemas dan bisa tidur nyenyak di rumah. Ia pelajari ada  pola kambuh, sembuh dan kambuh lagi dari perilaku suaminya. Ia juga tidak menampik fakta bahwa pasca Refan bermalam satu dua malam di tempat kuntilanak itu, suaminya bisa pulang ke apartemennya dalam keadaan sehat mental, sembuh dari uring-uringan dan bahkan sembuh dari insomnia. Beberapa bulan setelah menikah hingga kini masa pernikahan mereka menginjak tahun ketiga,  ia mengetahui suaminya menderita insomnia dan gangguan kepribadian. Meski telah mengkonsumsi obat penenang dari dokter psikhiater, Refan tetap sulit tidur,dengan gejala anxiety (kecemasan) yang terus meningkat. Refan juga menderita depresi, kebingungan, serta kelelahan meski tidak beraktivitas berat. Ketika suam
Baca selengkapnya
Bab XX
Naik Pitam Jam makan siang hari itu, Tubagus membawa Olive ke Komdag, alias Polda Metro Jaya.  Unit 4 Subdirektorat 5, Direktorat Reserse kriminal  Umum Polda Metro Jaya, tempat teman sekampung Tubagus berdinas. ‘’Pak Romi. Selamat siang, Ndan.’’ Sapa Bagus sambil mengetuk pintu ruangan Iptu Romi. Pria berkulit coklat gelap, mengenakan hem putih lengan panjang dilipat tiga perempat berdasi coklat motif, mengenakan celana panjang kain hitam, bangkit dari tempat kerjanya.  Pria berpostur tegap dan berambut cepak itu kira-kira seumuran dengan Tubagus, mempersilakan tamunya masuk. ‘’Silakan-silakan. Wah, Apa kabar? Anak sudah berapa, Gus? Ini istri kamu?’’ tanya Pak Kanit menyapa teman sekampungnya yang  lama tak jumpa. ‘’Bukan, Ndan. Ini teman sekantor. Saya, masih bujangan, Ndan. Belum laku,’’jelas Bagus berkelakar. Bagus memperkenalkan Olive ke pak Kanit. ‘’Ini teman saya yang pernah saya ceritakan s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status