All Chapters of Sang Penata Rias: Chapter 31 - Chapter 40
55 Chapters
BAB 31 - GEJALA POST - TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD)
Jaeryn Salim Sebuah suara yang tak asing membisik perlahan di telingaku, dan suara itu membangunkanku.“Kamu harus mengungkap siapa pembunuhku yang sebenarnya,” bisik seorang pria.Kusadari, suara itu adalah suara milik Mas Rudi.“Kamu harus mengungkap siapa pembunuhku yang sebenarnya.” Suara Mas Rudi kembali terngiang, semakin keras, dan terdengar begitu nyata. Seakan-akan ia berada di sampingku.Aku pun membuka perlahan mataku, dan menelan pelan ludahku. Kurasakan punggungku pegal dan panas, mungkin karena aku sudah terlalu lama terbaring dengan posisi lurus. Kudaparti semua yang ada di depanku terlihat samar. Mataku berkedip lemah selama beberapa kali, berusaha menelaah apa yang sedang terjadi kepadaku.Aku mengambil napas sejenak, kemudian menatap kosong ke arah sesosok yang ada di hadapanku; Bunda.“Bund ….” Aku memanggil dengan suara yang sangat lemah.
Read more
BAB 32 - KESADARAN YANG KEMBALI
“Kamu harus mengungkap siapa pembunuhku yang sebenarnya,” Suara Mas Rudi kembali terdengar. Aku pun kembali mencoba membuka mataku.Kudapati wajah Mas Rudi mendekat ke arahku, mata kami saling menatap.“Mas Rudi?” Panggilku.Tanpa menjawab,  tiba-tiba saja Mas Rudi mencekikku keras. Aku sontak tercekat dan memukul keras kedua tangannya. Kupukul tangannya terus menerus, sebab aku mulai merasa kehabisan nafas.“Jaeryn ...” Terdengar seorang pria dengan suara berat memanggil namaku di saat yang bersamaan.“Jaeryn ...” Pria itu kembali memanggil namaku.Dan karena panggilan itu, sosok Mas Rudi perlahan menghilang di sela-sela aku berusaha melepaskan diri dari cekikan. Setelahnya kurasakan udara mulai lancar masuk melalui hidungku. Kurasakan pula, sebuah tangan hangat memegangi sepasang tanganku. Seakan berusaha menghentikan gerikku.Aku mencoba mengedip beberapa kali, berusaha memastika
Read more
BAB 33 - KLARIFIKASI DARI BUNDA
“Terus kenapa Bunda nggak nanyak ke aku kalau tahu aku hamil?”“Emangnya kamu bakalan jujur? Bunda tahu kamu nggak bakalan jujur. Kalau mau jujur pasti udah langsung cerita ke Bunda. Bunda takut kamu bakalan gugurin janin itu. Dan janin itu tidak berdosa.”“Aku sendiri aja nggak tahu kalau aku hamil, Bund. Jangan ngaco, deh!” Aku terus membatah pernyataan Bunda.Bunda mengeluarkan sebuah hasil USG dan menunjukkannya kepadaku. Aku pun mengambil cepat hasil itu, serta langsung memeriksanya. Dan memang, tertera namaku di sana; Jaeryn Salim.Tanganku melemas seketika, aku menghembuskan napas dengan kasar. Air mata kembali jatuh tak terbendung.“Fiuh ….” Keluhku.Melihat reaksiku itu, Bunda malah memukul pelan lenganku dan berkata, “Bisa-bisanya kamu nggak tahu kalau kamu hamil padahal pernah nganu sama laki-laki!”“Kamu belajar hal itu dari siapa? Bunda udah selalu i
Read more
BAB 34 - MENURUTI PERKATAAN BUNDA
“Arghhh ...” Aku mengerang putus asa.“Hal ini perihal menyelamatkan diri sendiri atau orang lain, Jaeryn. Dan kamu nggak perlu menyelamatkan orang yang sudah merusak kamu. Lagipula dia sudah mati,” ucap Bunda sembari memegangi pelan kedua lenganku.“Jika detik ini Rudi tidak menghamili kamu, maka kamu boleh berdiri di garda depan untuk mengungkap kasus pembunuhan itu. Harus malah! Tapi sekarang, dia menghamili kamu. Anggap saja hal ini adalah hukuman buat dia. Menurut Bunda, semua ini setimpal. Lagipula kamu nggak melakukannya buat iseng-isengan. Ini di antara hidup dan mati.”“Jaeryn, kita sudah terlalu jauh. Ingat juga apa yang sudah Geraldy korbankan.” Bunda berusaha keras untuk menyakinkan aku.“Geraldy ... cowok itu! Aish!” Ucapku kesal sembari memukul kasur.“Kenapa malah menyalahkan Geraldy? Dia sudah bantuin kita sampai sejauh ini, Nak.” Bunda terus membela Geraldy.
Read more
BAB 35 - DIJENGGUK DUA PRIA
Satu minggu kemudian.“Pagi Mbak Jaeryn, selang infusnya saya lepas, ya,” ucap seorang suster dengan ramah.“Oke, sus,” jawabku dengan nada yang ramah pula.Di saat yang bersamaan, Bunda mengelus punggungku dan melemparkan sebuah senyuman tipis; senyuman menguatkan.Hari ini, adalah saat di mana aku akhirnya bisa keluar dari rumah sakit dan kembali ke apartemen Geraldy, sesuai dengan rencana bunda.Satu minggu dari kunjungan terakhir, Geraldy tak pernah menjenggukku lagi. Karena, terakhir kali aku bilang ingin berdua saja dengan Bunda. Tumben sekali dia mau mendengarkanku dan memberikan ruang untukku. Apakah mungkin dia sibuk? Rasanya agak sedikit aneh.Setahuku semua jadwalnya masih ditunda. Soalnya keadaan di luar sana belum dipastikan seratus persen aman. Lagipula, saat ini banyak berita tentang dia yang simpang siur.Meskipun cerita bohongan, kemungkinan juga ada netizen yang menyudutkan Geraldy ka
Read more
BAB 36 - NYATA ATAU HALUSINASI?
  Dengan spontan aku meraih kembali lengan seseorang yang saat ini sedang memegangiku, dan tak pernah sebelumnya aku memegang lengan seorang pria seerat ini. Lebih tepatnya, tak pernah aku mencengkram lengan berotot tebal seorang Geraldy.   Setelah mencengkram erat lengan Geraldy, aku akhirnya berhasil mengeluarkan napas yang kutahan karena ketegangan menguasaiku. Keberadaannya membuatku merasa sedikit lebih lega. Namun, disaat yang bersamaan aku juga bertanya-tanya, apakah sosok Geraldy ini nyata ataukah hanya halusinasi?   Semenjak tersadar minggu lalu, aku mendadak tak pandai membedakan kenyataan dengan halusinasi. Sepertinya aku masih trauma dengan kejadian malam itu.   Sembari berusaha mengatur napasku lagi, aku mengajak Geraldy berbicara dengan suara bergetar,  
Read more
BAB 37 – ARWAH YANG PUNYA DENDAM
“Ah, yasudahlah! Nggak usah dipikirin. Nggak usah heran, Geraldy memang seperti itu,” batinku sambil memijat pelan lenganku yang baru terasa pegal setelah mencengkram lengan Geraldy selama lebih dari lima menit.Saat panik tadi, aku tak bisa merasakan sensasi apapun pada tubuhku. Setelah mulai tenang, aku baru bisa menyadari rasa pegal pada lenganku. Ah ... sepertinya Geraldy juga kesakitan tadi karena cengkramanku.Lagian, kenapa juga Geraldy membiarkan aku mencengkram lama lengannya itu? Seharusnya dari awal dia tepis aja, kan? Dasar pria aneh! Aku tak mampu memahaminya sampai detik ini.“Kemarin dia mencaciku miskin, tapi habis itu bilang ke Bunda dia bersedia menerima kondisi kehamilanku dan mau bertanggung-jawab juga. Dan hari ini dia bilang aku lemah, tapi tetap aja membiarkan aku mencengkram lengannya. Memang bukan Geraldy namanya kalau sikapnya nggak konsisten!” Aku kembali larut dalam pikiranku sembari menoleh t
Read more
BAB 38 - PERPADUAN ANTARA PEMBUNUH DENGAN PENYELAMAT
SRAK ...Suara yang berasal dari pintu kembali terdengar, aku kaget setengah mati. Apalagi tadinya aku sedang melamuni nasibku dan tengah berusaha menguatkan hati.Kukira arwah Mas Rudi kembali lagi. Tapi ternyata, yang datang adalah Bunda. Untung saja aku tak sampai berteriak.Bunda akhirnya sudah selesai membereskan segala urusan yang harus diselesaikan di sini. Syukurlah, setidaknya suasananya antara aku dengan Geraldy tidak akan menjadi lebih buruk lagi.“Den datang ke sini ternyata.” Sapa Bunda ramah.Geraldy hanya menatap ke arah Bunda, dan mengangguk cuek tanpa menjawab.“Lho ... Jaeryn kok pucat?” Bunda buru-buru menghampiriku.“Oh ... gapapa, kok, bund.” Aku tidak tahu harus menceritakan bagaimana perihal penampakan yang kulihat tadi kepada Bunda, dan juga perihal pengakuan Geraldy.“Mungkin lo masih butuh tambahan rawat inap beberapa hari lagi?” Celetuk Geraldy tiba-tiba
Read more
BAB 39 - TENTANG SI MICELLAR WATER DAN PERGULATAN BATIN
Micellar water, kusebut saja Geraldy begitu. Layaknya campuran minyak dan air yang tak akan menyatu, tetapi nyatanya bisa tersimpan dalam botol yang sama. Seperti Geraldy, campuran pembunuh dan penyelamat yang tak biasanya menyatu, tetapi faktanya tersimpan dalam satu jiwa yang sama.Sebagai seorang penata rias, aku memang hanya mengingat kata-kata tentang kecantikan. Jadi, sebut saja Geraldy ... Micellar water.Mas Rudi dan Geraldy, mereka berdua adalah Micellar water. Yang satu perpaduan pelaku dan korban, dan yang satu lagi perpaduan antara pembunuh dan penyelamat.Benar-benar sebuah perpaduan yang gila. Tetapi, di dunia ini memang sering saja terjadi hal-hal yang aneh.Karena telah mendapatkan sebuah sebutan yang bagus, aku terpikirkan untuk menggati nama kontak geraldy dengan sebutan micellar water saja. Sebutan itu jauh lebih baik daripada terus mengingatnya sebagai pembunuh. Juga aku tak bisa mengabaikan perilaku kriminalnya dan menganggap dia sema
Read more
BAB 40 - KEMBALI AKTIF DI SOSIAL MEDIA
Setelah memprotes banyak hal tentang ketidakadilan yang melanda, tiba-tiba aku mendadak ingin curhat di sosial media. Meskipun aku nggak punya teman dekat, sih.Lagipula orang-orang di dunia ini, kerap kali mencurahkan perasaannya baik senang maupun sedih ke sosial media mereka. Ya, meskipun kebanyakan dari mereka membagikan kebahagiaan yang palsu. Tapi, tak jarang pula orang yang membagikan kenyataan pahit mereka ke sosial media. Sebab, mereka akan segera mendapatkan perhatian dari sahabat ataupun orang-orang terdekat mereka.Sesungguhnya saat ini aku ingin membagikan kepedihanku ini ke Coronagramku dikarenakan memiliki harapan, akan ada seseorang yang entah dari mana ... memberikan perhatian dan simpatinya untukku. Tapi ... sepertinya tidak akan ada yang peduli. Karena lagi-lagi, aku, kan, nggak punya teman dekat. Yang aku miliki saat ini, ya, cuma Bunda.Bagaimana, sih, rasanya memiliki seorang teman dekat? Pasti menyenangkan memiliki seorang sahabat di saat-
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status