All Chapters of Money And The Power: Chapter 171 - Chapter 180
316 Chapters
171. Anak perusahaan ketiga (Satu)
Malam yang telah ditentukan sesuai jadwal rencana, akhirnya tiba. Tidak banyak yang datang. Hanya anggota inti tanpa bodyguard. Loid bersama Arta, Vanya dengan Jenny, Naura dan Eren, Zeki juga Gerald, lalu Rai seorang diri.        Meski mereka datang ditempat yang sudah ditentukan dengan membawa tawanan yang mereka dapatkan, keadaan mereka seperti tercekik.        Mereka tidak bertemu di dalam ruangan. Melainkan di lapangan tempat pelatihan khusus milik anak perusahaan ketiga HG Group.         Satu hal yang Zeki pahami. Pasar gelap anak perusahaan HG Group yang ketiga adalah senjata ilegal karena ditempat itu banyak darah yang sudah mengering, juga lapangan tembak."Biasanya Ayah bertarung dengan Ken. Sekarang denganmu. Arta, apa kau bisa Ayah andalkan?" ujar Loid."Ayah tenang saja. Aku tidak pecundang seperti itu. Tapi…" Arta melirik kanan dan kiri. "Aku bergidik ngeri dengan orang
Read more
172. Anak Perusahaan Ketiga (Dua)
[Kau tidak sedang mencoba untuk menusukku, bukan?]                Suara dari telpon yang tersambung, membuat pendengarnya menyeringai. Ia menanggapi pertanyaan yang sudah menjurus pada hilangnya kepercayaan terhadap hubungan penting antara mereka.“Tuan, bagaimana mungkin saya bisa mengkhianati Anda? Bukankah Anda terus mengawasi saya?”[Jordan, jangan sesekali mencoba untuk menjadi pengkhianat. Kau tahu apa akibatnya kalau sampai kau melakukan itu, bukan?]“Hahaha...” Jordan terkekeh. “Tuan, memangnya apa yang bisa saya lakukan dalam keadaan seperti sekarang?” balas Jordan.[Baguslah!]“Saya sedang sibuk sekarang. Saya akan menemui Anda nanti,” ujar Jordan                Jordan memutus telpon yang tersambung sembari menatap pria yang sud
Read more
172. Anak Perusahaan Ketiga (Tiga)
"Kau ingin aku hancurkan menggunakan tanganku yang mana? Pilih saja!"Ucapan pilihan atau ancaman yang terlontar dari mulut Rai, tidak bisa mengubah keadaan. Di mana Tuan Dexel sangat santai menanggapinya."Aku memberi kalian kesempatan untuk lari. Kalau kalian tidak pergi, aku akan menganggap ini sebagai peperangan," ujar Tuan Dexel."Kalau kami semua adalah pengecut, tentu saja kami tidak akan pernah datang," ujar Naura. "Atau mungkin, Anda takut kalau bisa dikalahkan?" sambungnya."Kau sungguh ingin melawanku saat keadaan putrimu sedang terancam?" sahut Tuan Dexel.Hahaha…       Suara tawa renyah terdengar. Ben dan Sien tertawa tanpa merasakan sakit. Seakan-akan mereka kalah karena memang mengalah untuk memancing kelompok Naura untuk datang."Kau menggunakan putriku? Apa kau tidak akan menyesal?" Suara Naura terdengar begitu menggelegar sebagai perwakilan."Apa hanya ini yang bisa kau lakukan? Menggunakan anak ya
Read more
174. Anak Perusahaan Ketiga (Empat)
Pembicaraan yang tidak ada titik temu, tentu saja akan berakhir sia-sia. Mereka yang dihadapi adalah Yakuza bersenjata. Untuk menghindari luka fatal, harus memiliki tubuh lentur dan lihai.          Naura fokus pada Tuan Dexel, sedangkan Serchan menghalangi Yakuza yang ingin mencegah Naura. Loid dan Arta bekerjasama untuk membantu Naura."Kau pikir hanya aku yang memiliki seorang putri?" ujar Naura. "Dan hanya kau yang memiliki rencana?" sambungnya.            Naura berhadapan dengan Tuan Dexel. Mereka beradu pandangan mata. Beradu kecerdasan dan juga licinnya sebuah rencana."Putriku memang tidak sejalan denganku. Kalau kau membuatnya berpihak padamu, aku sama sekali tidak terkejut," jawab Tuan Dexel."Kalau aku membuatnya berpihak pada musuhmu dan itu bukan aku, bagaimana?" kata Naura sembari menyeringai.              Suara pukulan dan juga suara diri
Read more
175. Anak Perusahaan Ketiga (Lima)
Leon mendapatkan tusukan dipunggungnya. Tusukan itu cukup dalam, tapi ia sama sekali tidak goyah untuk menghancurkan musuh yang ada di depannya.          Setiap kali Leon mampu mengenai orang yang Jordan lepaskan dengan liar untuk menghajar Leon, Jordan selalu memberikan tepuk tangan."Teo, pilihanku tidak salah, bukan?" tanya Jordan."Apa kau yakin mau menempatkan Leon di perusahaan? Bagaimana kalau dia mengacau?" ucap Teo sembari menunjukkan kepeduliannya. "Apa kau sungguh mempercayainya?" imbuhnya."Aku tidak mempercayainya." Jordan menjawab tanpa mengedipkan matanya. Ia masih terus fokus pada Leon yang sudah terlihat sangat lelah."Kalau begitu, untuk apa kau ingin memasukkan dia ke dalam HG Group dengan paksa?" tanya Teo sembari mengerutkan keningnya."Untuk mengasahnya," jawab Jordan. "Dan dia akan sangat berguna," sambungnya."Bukankah itu membuat posisimu menjadi terancam? Kau tidak percaya padanya dan kau ingin
Read more
176. Anak Perusahaan Ketiga (Enam)
Kata percaya yang Naura katakan pada Rai, membuka sedikit hatinya yang sudah membatu. Ia semakin liar dalam mengayunkan senjatanya. Senjata milik Delice yang bahkan bisa melukai dirinya sendiri.          Rai bertarung melawan Yakuza, membantu semua yang berada dipihaknya meski mereka bukan rekan. Mereka hanya memiliki misi yang sama. Kesepakatan yang sudah deal dibuat boleh Tuan Exjen dan Delice."Semakin banyak darah, aku semakin ingin membunuh," gumam Rai.          Senjata milik Delice yang sudah menghilangkan ribuan nyawa, bahkan orangtuanya sendiri. Senjata yang sangat tajam dan berbahaya. Membuat sifat liar Rai menjadi semakin brutal."Mati kau!" Seorang Yakuza berteriak sembari mengayunkan tangannya untuk memberikan tinju dengan teknik terlarang.Srash!          Rai mengayunkan senjatanya. Memotong tangan itu seperti sedang memotong buah. Tangan Yakuza yang menyerangnya,
Read more
177. Anak Perusahaan Ketiga (Tujuh)
Kiana membuka bungkus permen dan mulai menikmati manis dari permen itu. Ia pergi bersama Oscar dan Orva untuk mengurus meeting di luar kantor. Malam sudah sangat larut. Akan tetapi, Kiana memutuskan untuk menikmati angin malam sejenak. Kebetulan, ia berhenti di salah satu supermarket dan di depan supermarket ada danau buatan yang bisa Kiana nikmati.“Kalian pergilah untuk membeli apa yang kalian butuhkan. Aku menunggu kalian di bawah pohon itu,” ucap Kiana.“Siap, Nona.”                Ada perasaan bahagia dan juga gelisah menjadi satu. Kiana membayangkan bagaimana ekspresi Zeki ketika mendengar bahwa hubungan mereka tidak lagi terhalang oleh restu. Kiana ingin memberikan kejutan yang tidak bisa Zeki lupakan. Namun, gelisah menyelimuti seolah-olah kabut hitam menutupi rencana itu.             
Read more
178. Anak Perusahaan Ketiga (Delapan)
Tuan Dexel tidak bergerak. Tangannya bahkan terlihat gemetaran. Matanya berkaca-kaca meski ia sudah berusaha untuk menyembunyikannya. Keangkuhan dan kekejam yang dikalahkan oleh cinta darah daging yang selama ini ia nantikan kepulangannya.“Bagaimana mungkin Ayah bisa melukaimu?” ujar Tuan Dexel.                Tuan Dexel ragu untuk mengusap pipi atau ujung kepala putrinya. Namun, putrinya sangat peka. Ia meraih tangan Tuan Dexel dan meletakkan tangan itu dipipinya.“Silahkan sentuh sebelum kita harus berada dalam tempat yang saling bertolak,” ujarnya.“Kalau Ayah kembali menjadi tukang sayur, apa kau akan kembali bersama Ayah lagi?”“Aku lebih bangga memiliki Ayah penjual sayur keliling dibandingkan Ayah legenda yang hidup kembali.”              &nb
Read more
179. Anak Perusahaan Ketiga (Sembilan)
                 Eren baru memahami setelah ada empat orang yang terlihat berbeda dari para Yakuza sebelumnya. Mereka seperti sudah menunggu kedatangan Rai dan Eren untuk memeriksa ruang rahasia tersebut.“Kak, jangan termakan emosi,” pinta Eren.“Eren, mereka membawa pistol. Apa kau bisa menggunakan pisau dengan baik?” tanya Rai.                Eren mengangguk. “Aku bisa menggunakan senjata apapun,” jawab Eren.                Eren mengerutkan keningnya. Rai menarik Eren untuk berlindung di belakang tubuhnya. Tidak hanya itu, entah dari mana Rai mendapatkan beberapa besi runcing yang sudah berkarat. Ukurannya tidak terlalu panjang tapi bisa digunakan sebagai senjata.“Kau
Read more
180. Anak Perusahaan Ketiga (Selesai)
                  Tuan muda tidak percaya begitu saja dengan apa yang Lukas katakan. Tatapan mata Tuan muda, membuat Lukas merasa merinding. Tatapan itu selalu kosong dan tidak terisi.“Eh, di mana Eren?” pekik Naura.“Rai juga di mana?” sahut Loid. “Anak perjakaku juga menghilang,” sambungnya.“Dia tidak pengecut sepertimu. Tentu saja mengejar gadisnya,” kata Serchan.“Sialan!”                Ocehan-ocehan itu menjadi hiburan disaat suasana hening tanpa pergerakan. Semua terasa membosankan. Namun, terdengar kegaduhan dari dalam ruangan. Suara pertarungan yang pasti cukup keras karena suaranya sampai terdengar hingga ke luar.“Suara apa itu?” ucap Vanya.“Apa Eren di sana?” Jenn
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
32
DMCA.com Protection Status