Semua Bab Aksa!: Bab 141 - Bab 150
155 Bab
Fanny dan Brian
Hari sudah mulai kembali menunjukkan kegelapannya. Tanda kalau sudah mulai malam. Waktu untuk Fanny tidur di ranjang empuknya. Tetapi Fanny tidak melakukan itu. Sekarang Fanny sedang ada di teras. Menatap secara saksama seorang pria paruh baya yang tadi ia pergoki sedang berjalan mengitari penginapannya. Ia merasa aneh dengan pria tersebut. Bagaimana bisa pria itu bisa di penginapan ini? Sedangkan menurut kabar, organisasi Dragon sudah bubar, karena Bos mereka menjadi korban dalam kecelakaan pesawat. Tetapi kenapa sekarang Brian ada di penginapannya? Apa ada seseorang yang menugaskan orang itu? "Jadi, kenapa Anda ke sini?" tanya Fanny sambil menatap manik mata Brian dengan tajam. "Saya hanya ingin mengecek keadaan Tuan Aksa," ucap Brian berbohong. Brian sengaja berbohong. Karena ia yakin, sekarang belum saatnya Fanny tau bahwa Aksa lah yang sekarang berada di puncak organisasi Dragon menggantikan posisi Gino yang telah kosong. "Apa cum
Baca selengkapnya
Kebahagiaan Azkia
Aksa baru saja mencoba untuk memejamkan matanya. Tetapi tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya dengan keras.Membuatnya mau tidak mau membuka pintu kamarnya untuk melihat siapa orang yang sudah berani-beraninya mengganggu ketenangannya.Saat Aksa sudah membuka pintu tersebut, emosi Aksa sedikit mereda. Karena yang mengetuk pintunya ternyata adalah Fanny."Ada perlu apa?" tanya Aksa sambil menatap Fanny malas."Kesepakatan kita. Jangan bilang lo lupa sama itu," ucap Fanny lalu tersenyum kecil."Oh, kesepakatan itu. Saya masih ingat. Jadi apa yang akan Anda minta?" "Gua mau tidur bareng lo. Nggak masalah, 'kan?" Setelah mengucapkan itu, Fanny masuk ke dalam kamar Aksa begitu saja. Tanpa menunggu persetujuan dari sang pemilik kamar, ia duduk di kasur dengan santainya."Kalau itu sepertinya sedikit masalah. Satu perempuan dan satu laki-laki di kamar yang sama. Bukannya itu nggak normal?" tanya Aksa sambil
Baca selengkapnya
Malam terakhir
Malam terakhir Aksa dan Fanny ada di penginapan. Hari ini adalah hari terakhir liburan mereka. Jadi mereka gunakan kesempatan terkahir ini benar-benar untuk bersantai-santai.Supaya besok saat mereka ada di rumah, mereka tidak kecewa karena belum puas menikmati liburan.Aksa memakai hoodie berwarna birunya, lalu berjalan menghampiri Fanny yang sedang menonton TV di ruang tengah."Ikut saya," ucap Aksa saat sudah ada di dekat Fanny."Mau ke mana emang?" tanya Fanny sambil melihat Aksa."Nanti juga tau."Aksa melenggang pergi duluan. Membuat Fanny langsung berdiri dan mengikuti langkah Aksa dari belakang. Fanny sama sekali tidak tau ke mana Aksa akan pergi. Jadi ia putuskan untuk diam dan mengikuti langkah kaki laki-laki itu dari belakang.Tidak lama akhirnya Fanny tau ke mana Aksa membawanya. Laki-laki itu membawanya ke sebuah cafe yang terlihat sangat mewah. Dan di luar cafe itu ada dua orang pria menggunakan jas berwarna hitam sedang
Baca selengkapnya
Kudeta?
Aksa sudah ada di rumahnya. Sedang mencoba untuk tidur. Karena perjalanannya tadi sangat melelahkan. Sekarang ia mencoba untuk tidur dengan tenang, supaya badannya bisa istirahat penuh setelah tiga hari kemarin liburan bersama Fanny.Baru saja ia memejamkan matanya, ada seseorang yang mengetuk kacanya. Tanpa pikir panjang, Aksa langsung bangkit dari tempat tidurnya, lalu berjalan mendekat ke arah jendela.Sangat aneh. Padahal kamarnya ada di lantai dua. Jadi siapa yang mengetuk jendela kamarnya.Mata Aksa menatap secara saksama seorang laki-laki menggunakan jas hitam yang ada di halaman rumahnya. Brian? Ia sangat penasaran kenapa laki-laki itu menemuinya malam-malam seperti ini.Dengan cepat ia melompat dari jendela. Memang jarak antara lantai dua dan tanah jauh. Tetapi di dekat jendela Aksa ada sebuah pohon yang rantingnya sangat kuat. Jadi Aksa gunakan ranting-ranting itu untuk bergelantungan. Memperlambat kecepatan jatuhnya.Dan berhasil. Ia ber
Baca selengkapnya
Dragon
Elvano tersenyum tipis saat melihat ada pasukan musuh baru yang datang. Padahal pasukan musuh yang sedang ia lawan saja belum sepenuhnya tumbang. Tetapi sekarang sudah ada lagi aja yang datang.Cakra menendang keras wajah musuh yang ada di hadapannya. Setelah itu, ia memandang wajah-wajah musuh yang baru saja. Ia tersenyum kecil karena menyadari kalau staminanya sekarang tinggal sedikit. Dan kalau pun pertempuran ini dilanjutkan lagi, ia tidak yakin bisa bertahan sampai akhir.Nova tertawa keras. Mengetahui kalau musuhnya sekarang bertambah banyak. Ia memang tidak yakin kalau ia bisa memenangkan pertarungan ini. Tetapi setidaknya ia bisa puas karena sudah memukul orang banyak. Alka mengelap sebuah darah yang ada di sudut bibirnya. Lalu menatap semua musuh yang baru saja datang menggunakan tatapan tajam. Heaven sekarang dalam keadaan yang sangat tidak menguntungkan. Karena banyak personil mereka yang sudah kelelahan. Dan kalau pun mereka tetap
Baca selengkapnya
Kedatangan Aqilla
Aksa sedang membaca bukunya dengan saksama. Kali ini ia membaca buku sendirian di kamar. Karena sekarang Azkia sedang ada acara bersama Fanny. Jadi ini adalah waktu Aksa untuk menikmati waktunya dengan penuh ketenangan. Pasalnya setiap Azkia datang, ia sama sekali tidak bisa merasa tenang. Ada saja yang dilakukan Azkia, sampai-sampai Aksa tidak punya waktu untuk bersantai seorang diri.Aksa menghirup nafas panjang. Menahannya beberapa detik. Lalu menghembuskannya kembali. Tidak lama setelah itu, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Aksa berbalik badan untuk melihat siapa orang yang telah berani-beraninya mengganggu ketenangannya.Mata Aksa membulat sempurna saat melihat Aqilla lah yang membuka pintunya. Ia sangat terkejut. Karena pasalnya ini adalah pertama kalinya perempuan itu datang ke rumahnya dan masuk ke dalam kamarnya."Jus wortel," ucap Aqilla sambil menaruh sebuah kantong plastik berisikan minuman jus wortel di atas meja
Baca selengkapnya
Kesalahan Fanny
Fanny menatap secara saksama Aqilla yang duduk di seberangnya. Ia sedikit kaget, saat tiba-tiba perempuan itu datang ke rumahnya lalu meminta waktunya sedikit untuk hanya sekedar berbicara tentang Aksa.Dari raut wajah perempuan itu, sepertinya perempuan itu sedang dalam mood yang buruk. Tetapi apa yang membuat sahabatnya itu terlihat seperti itu?"Jujur sama gua. Apa lo pernah bilang sesuatu ke Aksa? Sampai-sampai dia nggak percaya kalau lo cinta sama dia?" tanya Aqilla secara tiba-tiba.Fanny tertegun saat mendengar hal itu. Secara frontal Aqilla menanyakan hal seperti kepadanya. Seakan perempuan itu sangat yakin kalau dirinya pernah melakukan hal itu dengan sengaja."Setahu gua sih nggak pernah," jawab Fanny dengan ragu."Jangan bohong. Karena ini menyangkut masa depan lo sama Aksa," ucap Aqilla sambil menatap tajam Fanny."Enggak, Qilla. Emang kenapa, sih?" "Aksa merasa kalau lo nggak cinta sama dia. Makanya sampai sekarang
Baca selengkapnya
Putra menyerah
Sekarang Aksa dan Putra sedang ada di markas besar Heaven. Putra sengaja mengajak Aksa bertemu di sini, agar tidak ada yang menganggu perbicangan mereka. Karena saat ini Putra ingin membicarakan hal yang sangat penting. Dan hal itu sangat bersangkutan dengan kebahagiaan dua orang yang ia sayang.Aksa dan Putra berdiri saling berhadapan. Putra tersenyum lebar, lalu melayangkan sebuah pukulan cepat. Putra sengaja fokus kecepatan bukan kekuatan, karena ia tau kalau ia fokus pada kekuatan, maka kecepatan tangannya akan berkurang dan Aksa akan menangkis pukulannya dengan sempurna.Aksa menyentuh pipinya yang baru saja terkenal pukulan Putra. Ia merasa sedikit nyeri, karena sudah lama tidak merasakan pukulan. Terlebih lagi, pukulan sahabatnya itu memang tidak bisa diremehkan. "Lo cinta sama Fanny?" tanya Putra sambil menatap tajam Aksa."Kenapa lo tiba-tiba tanya begitu?" tanya Aksa sambil menatap sinis Putra."Karena gua cinta sama dia.""K
Baca selengkapnya
Warung ramen
Aksa menatap perempuan yang ada di hadapannya secara saksama. Ini sama sekali tidak ada di dalam rencananya. Sebelumnya ia hanya berencana makan ramen bersama Putra sambil membahas beberapa hal. Tetapi siapa sangka Azkia dan Fanny berada di sana juga.Dengan paksaan Putra, akhirnya Aksa mau berbagi meja dengan Azkia dan Fanny. Sebenarnya ini adalah rencana Putra dan Azkia. Mereka memang sengaja mengajak Aksa dan Fanny ke warung ini, supaya hubungan mereka bisa menjadi lebih dekat.Dan rencana mereka untuk mempertemukan Aksa dan Fanny berhasil. Aksa menatap wajah Azkia. Mempertanyakan kenapa perempuan itu bisa berada di warung tersebut bersama Fanny. Tetapi hanya dibalas dengan senyuman oleh Azkia."Mau pesan apa, Vin?" ucap seorang perempuan yang bertugas untuk mencatat pesanan Aksa dan teman-temannya.Sontak Fanny, Azkia, dan Putra langsung merasa terheran-heran. Pasalnya perempuan itu memanggil Aksa dengan nama Alvin. Yang artinya perempuan
Baca selengkapnya
Bertemu Atlanta
Fitri tersenyum lebar saat melihat Aksa sekarang sedang berada di depan rumahnya bersama dengan Fanny. Sudah lama sekali, laki-laki itu tidak kembali ke rumahnya. Sekalinya laki-laki itu kembali hanya sekedar untuk mengantarkan Fanny.Rasanya miris sekali, saat mengingat bahwa dulu Aksa adalah bagian dari keluarganya. Tetapi sekarang Aksa sudah terlihat seperti orang asing. Yang bahkan sama sekali tidak terlihat merindukannya."Nggak masuk dulu?" tanya Fitri saat Aksa mau berbalik.Gerakan Aksa langsung terhenti saat mendengar suara Fitri. Rasa rindu yang selama ini ia telah lupakan, sekarang kembali muncul. Membuatnya ingin memeluk tubuh Fitri dengan erat. Lalu melepaskan semua rasa rindu yang telah ia simpan rapih-rapih selama ini."Saya harus kembali ke rumah sakit untuk membantu Bunda. Jadi mungkin lain waktu," ucap Aksa lalu tersenyum kecil."Atlanta juga butuh sosok kakak laki-laki. Jadi bisa temui dia? Biar dia tau kalau dia punya kakak laki
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status