All Chapters of Ksatria Pengembara Season 2: Chapter 161 - Chapter 170
2578 Chapters
Buronan Pulau Ular - 2
Kali ini Raden Gumiwang terlihat ragu untuk menaikkan tawarannya. Karena penawaran lebih dari 100 kepeng emas itu sudah terlalu banyak untuk seorang sinden. Cukup lama Raden Gumiwang terdiam memikirkan hal itu, sementara itu kasak kusuk mulai terdengar disana sini. Kasak kasuk itu mengatakan kalau kali ini Raden Gumiwang takkan menang dalam acara lelang ini dan ini sempat terdengar oleh Raden Gumiwang, hingga Raden Gumiwang merasakan harga dirinya bagaikan diuji.“125 kepeng emas !!!” ucap Raden Gumiwang keras dengan senyum angkuhnya. Raden Gumiwang yakin kali ini dia akan menang. Dan rasa kebanggaan dihati Raden Gumiwang bila bisa menang lelang kali ini.“200 kepeng emas !!!” kembali secara tiba-tiba pendekar bercaping menaikkan tawarannya tanpa tanggung-tanggung.Kali ini bukan saja wajah Raden Gumiwang yang memerah, tapi semua wajah orang yang ada ditempat itu terkejut mendengarnya. Semua kini menatap kearah Raden Gumiwang, seakan mena
Read more
Buronan Pulau Ular - 3
Wika bingung melihat kuda tersebut, karena Wika tak pernah tahu kalau Bintang memiliki seekor kuda, padahal mereka sudah berjalan beberapa hari. Wika lebih terkejut lagi saat tiba-tiba saja Bintang mengangkat tubuhnya dan mendudukkan Wika diatas pelana emas kuda putih tersebut. Bintang sendiri melompat naik kebelakangnya.Hiekk !!!Kembali kuda putih itu meringkik pelan seraya mulai berjalan meninggalkan desa. Wika yang masih bingung dan heran tidak ingin banyak bertanya, tapi malah menjatuhkan sandaran kepalanya ke dada Bintang yang tengah duduk dibelakang memacu kuda.Tak lama, keduanya sudah tiba didepan sebuah gubuk. Bintang turun terlebih dulu, lalu membantu Wika untuk turun. Saat Bintang ingin melangkah kedalam gubuk, Wika terlihat menahan tangan Bintang dengan memegangnya. Bintang menahan langkahnya dan berbalik.Hupp !!!Tiba-tiba saja Wika melompat kearah Bintang, dengan spontan Bintang langsung menangkapnya kedalam pondongannya. Bintang h
Read more
Buronan Pulau Ular - 4
“Kakang nakal ih... Hampir saja Wika mati ketakutan” ucap Wika kearah Bintang yang masih menatapnya tersenyum. “Maaf, abis kakang tak tahan tadi untuk menggoda Wika” ucap Bintang tak henti-hentinya tersenyum. “Jangan lakukan itu kang. Jangan lagi lakukan itu, Wika benar-benar takut kehilangan kakang” ucap Wika lagi langsung memeluk kembali dada Bintang. Bintang sendiri tersenyum lalu membelai rambut Wika dengan mesra. “Maafkan kakang” terdengar suara lembut Bintang lagi. Wika tersenyum dipelukan Bintang, air matanya yang tadi keluar berubah menjadi air mata kebahagiaan, tapi tiba-tiba saja wajah Wika berubah dan langsung mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang dengan tatapan penuh arti. “Bagaimana kakang bisa tau kalau lidah Wika beracun ?” tanya Wika seakan baru menyadari tindakan pura-pura Bintang tadi, itu berarti Bintang mengetahuinya. “Bukan itu saja yang kakang tau, kakang juga tau Wika selalu mengintip apa yang Vania dan kakang lakukan setiap malam” ucap Bintang tersenyu
Read more
Buronan Pulau Ular - 5
Pagi itu. Bintang datang untuk membangunkan Wika yang masih tertidur diatas ranjang dan mengajaknya makan yang sudah disiapkannya.“Wah... banyak sekali makanan kita hari ini kang ?” tanya Wika takjub melihat begitu banyak makanan yang tersedia dihadapannya.Sejenak Bintang menoleh kearah luar, Wika pun ikut memandang keluar.“Sepertinya hari ini akan turun hujan kang” ucap Wika lagi.“Sepertinya begitu” ucap Bintang lagi.“Hari ini kita lanjutkan perjalanan atau bermalam satu malam lagi kang ?” tanya Wika tiba-tiba.“Sebenarnya kakang ingin cepat-cepat bertemu dengan Nenek Ular ?”“Ya, Wika bisa mengerti itu kang, kakang pasti ingin cepat-cepat bertemu Nenek Ular untuk meminta penawar racun itukan” ucap Wika lagi dengan wajah sedih.“Tidak! Bukan karena itu...” ucap Bintang lagi hingga mengejutkan Wika yang salah dugaan.“Terus unt
Read more
Buronan Pulau Ular - 6
“Sekali lagi saya minta maaf, saya tidak bisa memenuhi keinginan raden” ucap Wika lagi dengan lembut.“Kenapa ?”“Raden terlambat, kang Bintang sudah melamar Wika untuk menjadi istrinya. Dan Wika menerimanya” ucap Wika tersenyum seraya memeluk lengan Bintang dengan mesra.Kemesraan yang diperlihatkan oleh Wika, membuat Raden Gumiwang menjadi panas.“Memangnya apa kelebihan dia dibanding aku nona Wika. Aku lebih kaya, aku lebih terpandang dan aku juga lebih gagah darinya” ucap Raden Gumiwang dengan marah.“Itu semua benar sayang” bisik Bintang ditelinga Wika sehingga membuat Wika tersenyum mendengarnya, lalu dicubitnya lembut pinggang Bintang hingga membuat Bintang tertawa.Sikap mesra dan acuh Wika dan Bintang membuat hati Raden Gumiwang semakin panas melihatnya. Tindakan Wika dan Bintang seolah-olah didunia ini milik mereka berdua saja. Tidak perduli siapa yang ada diantara mereka
Read more
Buronan Pulau Ular - 7
Tubuh Raden Gumiwang terlihat langsung gemetaran saat melihat sosok bercaping Bintang kini tengah menatapnya tajam.“Raden. Anggap hal ini tidak pernah terjadi. Kalau raden ingin memperpanjang urusan ini. Aku akan datang mencari raden. Percayalah, raden akan menyesal kalau aku sampai mendatangi raden” ucap Bintang dari balik caping yang dikenakannya.Raden Gumiwang sendiri yang memang pada dasarnya tidak memiliki dasar kanuragan terlihat sangat ketakutan mendengar hal itu, begitu takutnya, sampai-sampai Raden Gumiwang terlihat basah celananya karena terkencing dicelananya, selanjutnya sosok Raden Gumiwang tampak langsung jatuh terduduk lemas.Sementara Bintang sendiri tampak tidak memperdulikan hal itu, lalu berbalik dan berjalan kembali kearah Wika yang masih berdiri dengan memegangi tali kekang kudanya.“Kakang benar-benar hebat sekali” ucap Wika tersenyum kepada Bintang yang sudah berdiri dihadapannya. “Pantas saja kakang
Read more
Buronan Pulau Ular - 8
Settt !! Settt !! Settt !! Settt !! Settt !!Tiba-tiba saja lelaki itu melepaskan senjata rahasianya kearah Wika, kilatan benda-benda hitam melesat cepat kearah Wika yang tak menyadari serangan gelap tersebut, sipelempar senjata rahasia tampak tersenyum melihat sebentar lagi lawannya akan terkena serangan rahasianya, tapi ;Seerrrr !!!!Trangg !! Trangg !! Trangg !!Satu sosok bayangan melesat disebelah Wika, selanjutnya dengan gerakan yang sangat cepat sekali, sosok yang baru saja muncul itu menangkis serangan senjata rahasia itu dengan senjata ditangannya, sipelempar senjata rahasia tampak berubah wajahnya melihat serangan rahasianya berhasil dimentahkan.Di dekat Wika sudah berdiri sosok Bintang yang telah menolong Wika dari serangan gelap, Wika sempat terkejut tapi saat melihat Bintang yang telah menolongnya, bibir indahnya tersenyum. Ditanah terlihat beberapa paku hitam terlihat, rupanya senjata rahasia yang tadi dilepaskan adalah paku-paku hi
Read more
Buronan Pulau Ular - 9
PULAU ULAR, adalah sebuah pulau yang menjadi tempat tinggalnya semua jenis ular yang ada diatas muka bumi ini, hal ini dikatakan oleh orang-orang karena melihat begitu banyaknya jumlah ular yang menghuni Pulau Ular, jumlahnya ribuan bahkan mungkin jutaan tak terhitung, itulah kenapa para penduduk sekitar mengatakan Pulau Ular merupakan tempat kediaman semua jenis ular yang ada diatas muka bumi ini.Beberapa kilometer dari Pulau Ular, tampak sebuah kapal besar tengah berlayar kearah Pulau Ular, di anjungan kapal, tampak berdiri sosok seorang kakek berpakaian layaknya seorang pertapa, hanya saja kakek pakaian yang dikenakan oleh kakek ini tidak berwarna putih, melainkan berwarna hitam. Wajahnyapun tampak sangat tidak bersahabat seperti seorang pertapa pada umumnya, tapi yang paling mengejutkan dari sosok kakek pertapa hitam ini adalah kondisi mulutnya, terlihat mulut sikakek pertapa hitam ini merapat, seperti dijahit karena tidak tampak belahan bibirnya, alias mulut kakek perta
Read more
Buronan Pulau Ular - 10
Pertapa Hinip sendiri tampak berjongkok, matanya terpejam dan telapak tangan kanannya menyentuh tanah.Tuk !Terdengar Pertapa Hinip mengetukkan jari tengahnya yang tertekuk ketanah.Tuk !Kembali Pertapa Hinip melakukannya. Sesaat kemudian Pertapa Hinip membuka kembali kedua matanya. Lalu bangkit berdiri.“Sepertinya Nenek Ular masih berada di pertapaannya” ucap Pertapa Hinip lagi. “Ayo kita kesana” ucap Pertapa Hinip lagi melangkah terlebih dulu menuju kearah belakang pondok. Bondo dan Woso segera mengikutinya dari belakang.Langkah ketiganya sampai juga disebuah goa yang sangat besar sekali lubangnya masuknya. Didepan goa besar tersebut, Pertapa Hinip dan kedua muridnya berhenti. Didepan pintu goa, dua ular anaconda berukuran raksasa tampak tengah berbaring malas-malasan.Yang satu berwarna belang dan yang satu berwarna hitam, ukuran keduanya cukup besar untuk menelan sapi / kerbau hidup-hidup.Sssstt
Read more
Buronan Pulau Ular - 11
“Apa kesalahan muridku sehingga gusti pangeran ingin menangkapnya ?” tanya Nenek Ular lagi“Dia telah membunuh Adipati Wetan dan Adipati Kemangi juga lurah bayan” ucap Pertapa Hinip lagi, wajah Nenek Ular tampak berubah terkejut, tapi kemudian tersenyum.“Ternyata Wika berhasil membalaskan dendamnya” batin Nenek Ular lagi.“Muridku belum kembali. Sebaiknya kau kembali lagi kemari purnama mendatang” ucap Nenek Ular dengan tenangnya. Kali ini wajah Pertapa Hinip yang berubah.“Aku tak bisa kembali dengan tangan kosong. Nyawamu saja sebagai ganti nyawa muridmu” ucap Pertapa Hinip lagi. Nenek Ular terlihat tersenyum sinis, tapi sesaat kemudian wajah Nenek Ular beruba.“Ana, cepat kau pergi keluar bantu belang dan hitam, sepertinya mereka sedang kesulitan menghadapi lawannya” ucap Nenek Ular tiba-tiba.Sssttttt !!!Anaconda raksasa yang dipanggil ana itu langsung mende
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
258
DMCA.com Protection Status