All Chapters of Terjebak Pernikahan Yang Salah: Chapter 71 - Chapter 80
126 Chapters
71. Tahu Lebih Banyak
Happy reading...Jayden dan Elena kini telah resmi menjadi pasangan suami istri. Di mata Tuhan dan hukum. Pasangan pengantin baru itu terlihat sangat bahagia. Senyum dan tawa menghiasi wajah keduanya saat menerima selamat serta bersua foto bersama para tamu.Sekarang giliran Hera dan Haidar yang akan naik ke atas pelaminan untuk memberi mereka selamat. Entah kenapa saat mereka saling melempar tatapan, suasana tiba-tiba terasa berat."Selamat atas pernikahan kalian berdua," kata Hera tersenyum manis seraya mengulurkan tangannya pada Elena. Tak pernah menyangka jika kata-kata seperti itu akan keluar dari mulutnya.Wanita berbalut gaun pengantin yang sangat mewah itu menyambut uluran tangan Hera. "Terimakasih sudah datang, Hera," ujar Elena tersenyum. Namun bukan senyum tulus seperti yang ia tampilkan pada para tamu sebelumnya, namun senyuman bangga terkesan sedikit sombong."Kalian terlihat sangat bahagia. Kuharap 'pengkhianat' ini tidak akan mengulang kesalahan yang sama dalam pernikah
Read more
72. Orangtua Haidar
Happy reading....Seharusnya Haidar segera mengantar Hera pulang setelah menghadiri acara pernikahan. Tapi, mereka malah harus mengikuti mobil Ayah Haidar. Pria paruh baya itu menawarkan untuk satu mobil saja karena masih ingin mengobrol panjang lebar dengan Hera, namun Haidar menolak karena dia juga tadi datang dengan mobilnya. Jadilah mereka naik mobil masing-masing."Baik, Bu. Aku titip Juan ya," ujar Hera yang sedang menelpon ibunya. Dia sangat khawatir dengan keadaan Juan karena baru kali ini Hera meninggalkan Juan selama ini sejak putra kecilnya itu sakit."Pasti, Nak. Kau tenang saja," ujar Jane di seberang telpon."Iya. Aku tutup ya?""Iya."Panggilan itu pun berakhir dengan Hera yang menghela napas berat sambil menyandarkan tubuhnya di kursi mobil."Bagaimana keadaan Juan?" tanya Haidar melirik sebentar ke arah Hera sebelum kembali fokus ke jalanan."Keadaannya sudah makin membaik tapi Dokter Emi belum membiarkan kami membawanya pulang. Fisik Juan masih terlalu lemah,," jawab
Read more
73. Kado Pernikahan
Happy reading..Mobil hitam itu melaju dengan kecepatan sedang di atas jalan aspal yang dingin. Malam mulai menjelang dan Hera baru bisa lepas dari orangtua Haidar. Wajahnya terlihat lelah namun senyum yang terpatri tak bisa menampik jika Hera juga bahagia."Sepertinya orangtuaku membuatmu sangat kelelahan," goda Haidar yang sedang sibuk di balik kemudi mobil."Ya. Tapi tidak apa-apa karena mereka terlihat senang," kata Hera."Tentu saja mereka senang. Kau adalah wanita pertama yang aku kenalkan pada mereka sebagai kekasihku."Hera yang semula menghadap ke depan kini beralih memandang Haidar."Benarkah?" tanyanya penasaran.Haidar mengangguk sebagai jawaban tanpa mengalihkan pandangannya dari arah jalanan yang lumayan ramai tapi tak sampai membuat macet."Lalu bagaimana dengan Viona?" tanya Hera lagi."Viona?" Kening Haidar mengernyit. "Kenapa tiba-tiba bertanya tentang Viona?""Tidak apa-apa." Hera menyandarkan punggungnya di kursi mobil. Menghadap ke depan lalu mengangkat bahunya sa
Read more
74. Kenapa Tidak Memberitahuku?
Happy reading..Elena menghela napas pelan sebelum melanjutkan langkah masuk ke dalam ruang kerja suaminya. Nampan yang berisi dua gelas teh hangat serta cemilan kecil dia letakkan di atas meja bulat yang berada tak jauh dari meja kerja Jayden."Katanya kau sedang cuti pernikahan kita, lalu kenapa kau tetap bekerja?" tanya Elena melipat kakinya sambil menyadarkan tubuhnya di kursi sofa."Ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa ditunda, Sayang. Maafkan aku," kata Jayden dengan wajah memancarkan rasa bersalah. Elena benar. Seharusnya sekarang mereka menghabiskan waktu bersama, namun urusan Alatha Center juga tidak bisa Jayden abaikan. Elena tersenyum simpul lalu bangkit untuk menghampiri Jayden. Wanita itu bergelayut manja memeluk Jayden dari belakang."Tidak apa-apa. Tapi, aku tetap menantikan bulan madu romantis, Jay," kata Elena dengan nada bicara yang dibuat semanja mungkin."Tentu. Kita akan melakukannya tapi tidak sekarang. Aku masih terlalu banyak pekerjaan yang tidak bisa diting
Read more
75. Tak Seperti Dirimu
Happy reading..Untuk pertama kalinya Elena merasa benar-benar bosan hanya berada di rumah saja. Ingin sekali rasanya dia keluar jalan-jalan, namun tidak ada teman yang bisa menemaninya. Elena sudah menghubungi beberapa temannya. Tak satupun dari mereka yang bisa menemani Elena dengan alasan sibuk bekerja.Elena jadi berpikir, apakah sebaiknya dia juga kembali bekerja saja agar saat Jayden tidak berada di rumah seperti ini ia tidak merasa bosan."Mungkin aku harus menanyakan hal ini langsung pada Jayden," kata Elena tersenyum lebar.Sebenarnya dia bisa saja menunggu hingga Jayden kembali ke rumah, namun karena ingin jalan-jalan juga membuat Elena memutuskan untuk datang ke kantor Jayden."Selamat siang, Nona. Apakah ada yang bisa kami bantu?" tanya resepsionis kantor Jayden menyambut Elena dengan ramah."Apakah Bapak Jayden ada di kantor sekarang?" tanya Elena."Apakah Nona sudah ada janji dengan Bapak Jayden?"Tidak heran wanita cantik itu bertanya demikian karena hanya sebagian keci
Read more
76. Seperti Apa Aku Di Matamu?
Happy reading..Selama hidupnya yang Elena inginkan hanyalah menikah dengan Jayden. Hampir setiap hari Elena membayangkan betapa ia akan sangat bahagia jika sudah menikah dengan Jayden, pria yang sangat dia cintai. Jayden sendiri pun sudah menjanjikan kehidupan bahagia itu pada Elena hingga tak terhinggap sedikitpun keraguan. Tapi, siapa sangka pernikahan yang bahkan baru berjalan beberapa minggu justru membuat Elena berakhir menangis pilu di sebuah ujung jembatan kecil menuju danau. Kesunyian tempat itu begitu sempurna membuat jiwa Elena yang terbelenggu rasa sakit bisa terluahkan.Kaki panjangnya menjuntai menyentuh permukaan air hingga menimbulkan riuk gelombang di sana."Memangnya aku wanita seperti apa di matamu, Jayden?" lirih Elena memegangi dadanya hingga baju yang ia kenakan kusut. Sakit sekali rasanya saat orang yang begitu kau percaya melontarkan kata-kata kasar. Lebih baik Elena lenyap saja dari dunia ini. Toh, dirinya pun sudah tidak punya siapa-siapa lagi kecuali Jayden
Read more
77. Aku Membencinya
Happy reading.Tidak pernah terbesik dalam benak Elena sedikitpun jika keluarganya yang bahagia akan hancur begitu saja. Hampir setiap orang yang melihat mereka akan berdecak kagum, merasa iri dan penasaran. Bagaimana bisa membina sebuah keluarga sebahagia itu tanpa masalah.Hingga tiba suatu masa dimana kokohnya keluarga Elena diguncang badai. Malam itu Elena baru saja tiba di rumah setelah selesai belajar bersama dengan teman-temannya. Jika biasanya orangtuanya akan menyambut dengan gembira, malam itu begitu berbeda. Bukan senyuman manis yang Elena terima namun justru makian serta umpatan yang ia dengar.Papa dan Mamanya bertengkar untuk yang pertama kalinya. Ya, setidaknya itu yang Elena lihat selama ini. "Papa ... Mama .... " panggilan Elena membuat keduanya terdiam. Melihat ke arah Elena sebentar lalu membuang muka ke segala arah seakan sedang menyembunyikan apa yang sedang terjadi."Kalian---""Elena, masuk ke dalam kamarmu!" titah Melia penuh penekanan memotong ucapan Elena.
Read more
78. Bersikap Naif.
Happy reading..Lalu sekarang apa yang harus Elena lakukan? Dia justru terjebak dalam hubungan yang sama dengan masa lalunya. Di mana ia menjadi sosok wanita ketiga dalam rumah tangga Hera dan Jayden. Sosok yang sangat ia benci.Tidak. Elena bukan orang ketiga. Justru Heralah yang menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka. Dia yang lebih dulu bersama Jayden bukan Hera."Ya, aku bukan wanita perebut suami orang. Sejak awal Jayden itu milikku bukan milik Hera." Elena begitu yakin dengan kepercayaannya itu. Dan takkan ada satu pun hal yang akan membuat kepercayaan itu hilang. Sekarang tinggal bagaimana caranya agar Jayden tetap berada di sisinya. Elena akan melakukan apapun tak peduli itu akan menyakiti orang lain atau justru dirinya sendiri.Elena melangkahkan kakinya yang terasa begitu berat masuk ke dalam rumah. Wajahnya sembab dan lusuh. Kepalanya juga terasa pusing membuatnya harus bersandar sebentar di dinding rumah lalu memijit lembut pelipisnya."Sial! Sepertinya aku terlalu b
Read more
79. Gelisah
79. GelisahHappy reading..."Aku ingin kau segera hamil."Pelukan Elena terlepas saat mendengar penuturan Jayden. Dia menatap bingung suaminya itu."Kau ingin aku segera hamil?" tanya Elena memastikan apa yang dia dengar tidak salah.Jayden mengangguk dengan pasti. "Ya. Kau tidak keberatan bukan?" tanyanya.Elena mengerjabkan matanya beberapa kali. Berpikir. Mungkin ini memang yang terbaik. Jika nanti mereka memiliki anak sendiri Jayden tak lagi punya alasan untuk mengunjungi Juan. Itu berarti Jayden tidak akan bertemu Hera juga bukan? Hal yang sangat diinginkan Elena."Tentu saja aku tidak keberatan, Sayang. Aku juga sangat ingin punya anak darimu," kata Elena tersenyum lebar."Baiklah. Kita akan memulai program kehamilan. Semoga kita bisa secepatnya punya anak," ujar Jayden penuh harap.Tak hanya Elena yang berpikir demikian. Jayden juga sama. Dia menyuruh Elena segera hamil agar tidak terjadi lagi kejadian seperti hari ini. Walau dia akan tetap memberi Juan nafkah sebagai seorang
Read more
80. Mencari Haidar
Happy reading..."Silakan duduk!"Hera mengikuti saja apa yang dikatakan pria itu. Dia melihat sekeliling apartemen seakan mencari keberadaan Haidar. Namun tidak ada tanda-tanda pria itu ada di sana. Sebenarnya ke mana Haidar?Hera menghela napas berat lalu menyandarkan tubuhnya yang entah kenapa terasa begitu lelah."Silakan minum, Bu Hera," kata pria tadi menyodorkan segelas jus ke arah Hera, dia lalu duduk di depan wanita itu sambil tersenyum manis."Tidak perlu seformal itu. Aku jadi merasa canggung," kata Hera tersenyum kikuk.Pria itu lantas terkekeh. "Justru saya yang akan merasa canggung dan kurang ajar jika memperlakukan calon nyonya Pratama dengan tidak sopan."Kata-kata pria itu membuat pipi Hera merona. Ridwan memang sangat pandai membuat orang tersipu malu dan salah tingkah dengan kata-katanya."Oh iya, Anda ke sini pasti mencari Pak Haidar, bukan?" tanya Ridwan setelah hening beberapa saat.Hera hanya mengangguk perlahan seraya menaruh kembali gelas jus yang telah ia mi
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status