All Chapters of Terjebak Pernikahan Yang Salah: Chapter 81 - Chapter 90
126 Chapters
81.Janda Beranak Satu
Happy reading...."Apakah dia anakmu?" tanya Shila dingin.Hera mengerjabkan matanya beberapa kali sebelum mendongak untuk menatap Ibunda dari kekasihnya itu. Wanita itu menarik dua sudut bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman yang begitu menawan."Ya, Bu Shila. Juan putra saya," jawab Hera dengan nada begitu bangga.Berbohong? Yang benar saja. Hera tidak mungkin berbohong apalagi hal itu menyangkut Juan. Hera sudah memikirkan konsekuensi terburuk dalam skenario ini. Di mana Shila mungkin tidak akan merestui hubungannya dengan Haidar setelah mengetahui statusnya.Mengingat hal itu membuat hati Hera berdenyut sakit hingga membuat senyum bangga yang sempat terpancar berubah getir.Keduanya membiarkan hening mendominasi untuk beberapa saat. Terkejut. Shila begitu terkejut akan pengakuan Hera. Sejak wanita itu datang dengan seorang bayi dalam gendongannya, Shila sudah menebak jika bayi itu adalah anak Hera. Namun dia menepisnya dan berpikir jika bayi itu adalah adik Hera. Walau hal i
Read more
82. Konsultasi dan Reuni
Happy reading..."Apakah Dokter Emi dipindahtugaskan kemari, Sayang?" tanya Elena menoleh ke arah Jayden setelah melihat bangunan rumah sakit dengan warna putih dan hijau yang mendominasi di depannya. "Kita tidak akan menemui Dokter Emi," ujar Jayden membantu Elena melepas sabuk pengamannya. Perlakuan kecil yang membuat semburat merah menjalar di pipi Elena. "Kenapa kita tidak menemui Dokter Emi? Bukankah kita ingin konsultasi tentang rencana kehamilanku?" Dahi Elena membentuk sebuah kerutan halus. Bingung. Karena selama ini yang dia tahu Dokter Emi adalah dokter kepercayaan keluarga Xavier. Lalu kenapa harus menemui dokter lain?Jayden tak langsung menjawab. Pria itu malah lebih dulu turun lalu membuka pintu untuk Elena. Senyum manis terpancar jelas di wajah Elena. Sungguh dia sangat bahagia dengan semua perlakuan manis Jayden. Inilah Jayden yang Elena kenal. Sosok pria yang sangat menyayangi dan menyanjungnya."Aku punya dokter kenalan yang kebetulan bekerja di sini. Dia salah sat
Read more
83. Apa Yang Terjadi?
Happy reading...Elena tersenyum bangga melihat jajaran piring berisi masakannya. Sambil bersenandung kecil, Elena menuangkan air putih ke dalam gelas lalu menatanya sedemikian rupa. Saking indahnya meja makan sederhana itu seakan disulap menjadi meja makan restoran mewah.Elena melirik ke arah jam. Jayden sebentar lagi akan pulang. Sekarang tinggal Elena merubah penampilannya untuk menyambut sang suami.Tidak perlu berlebihan. Cukup dengan pakaian seksi yang pasti akan membuat Jayden tergoda. Entah pria itu akan memakan makanannya atau justru 'memakan' Elena. Mengingat hal itu membuat Elena terkekeh sendiri. Jika bersama dirinya Jayden memang sangat sulit menolak.Elena sudah duduk dengan manis di kursi meja makan. Sesekali merilik jam dinding. Hingga tiga puluh menit berlalu, Jayden belum juga menampakkan batang hidungnya. Elena mulai merasa gelisah membuat dia memutuskan menghubungi pria itu."Halo, Sayang," kata Elena saat sambungan telponnya diterima."Oh, halo," balas Jayden."K
Read more
84. Luapan Rasa Rindu
Happy reading..."Kau masih punya aku, Vio."Perkataan Haidar tadi terus bergema dalam kepala Hera. 'Kau masih punya aku', apa maksudnya? Dalam artian apa? Saudara? Atau yang lainnya?Hera tahu bagaimana perasaan Viona terhadap Haidar. Dan Hera juga tahu bagaimana perasaan Haidar terhadap Viona. Namun rasa cemburu itu selalu saja timbul. Bahkan dia berada di sini juga karena rasa cemburunya.Hera menghela napas pelan lalu memejamkan matanya. Berharap perasaannya yang kacau bisa kembali normal. Dia mencoba untuk membatasi diri agar jangan sampai jatuh lebih dalam lagi. Hera sudah pernah merasakan bagaimana rasanya sakit hati karena orang yang ia cintai dan Hera tidak ingin hal seperti itu terulang lagi. Hera sudah kapok, sungguh. Hera bukannya tidak percaya pada Haidar, tapi tidak ada salahnya tetap waspada bukan?Di tengah kegelisahan dan rasa kacaunya, pintu kamar itu diketuk. Dengan langkah sedikit malas, Hera beranjak untuk membuka pintu."Hera!" Kata pertama yang sosok itu ucapkan
Read more
85. Alatha Center
Happy reading....Alatha Center.Tempat yang dulunya dipandang sebelah mata. Tempat yang dulunya disebut orang-orang sebagai tempat kumuh di mana para orang-orang kurang beruntung berkumpul menjadikannya pemukiman. Walau berada dekat dengan pusat kota, entah kenapa tidak ada yang memandangnya istimewa. Tempat itu seakan tidak punya potensi atau pada dasarnya orang-orang tidak ada yang peduli.Namun siapa sangka Alatha Center kini disulap oleh Jayden menjadi tempat dengan harga saham tertinggi. Sekarang orang-orang berlomba agar bisa menanam saham di sana. Alatha Center kini setara atau bahkan lebih tinggi derajatnya dari pada tempat di sekitarnya.Apartemen mewah yang digadang-gadang akan menjadi salah satu bangunan termewah dan termegah di kota Alatha mencuri perhatian semua orang."Kurasa kini nama Alatha Center sangat cocok dengan tempat ini," komentar Jayden menatap bangga ke arah pembangunan apartemen mewahnya yang masih berlangsung. Dia pun tidak mengerti kenapa nama Alatha Cent
Read more
86. Menantu Idaman 1
Happy reading...Tak pernah terlintas sedikitpun dalam pikiran Hera jika dirinya akan menghadapi suasana dengan atmosfer begitu berat bersama keluarga Haidar. Salahnya sendiri karena dengan mudah menerima ajakan Haidar untuk menemui orangtuanya.Tapi Hera tidak mungkin menghindar juga. Memangnya mau sampai kapan? Selama dia masih ingin bersama Haidar, dia harus siap menghadapi suasana seperti ini. Cepat atau lambat. Tak peduli bagaimana Shila tak ingin menatapnya lagi. Sungguh sikap wanita itu berubah seratus delapan puluh derajat. Tak ada lagi tatapan hangat, senyum ramah serta belaian kasih sayang. Namun Hera berusaha untuk tetap tenang. Tak ingin terusik sama sekali."Anakmu sudah tidur?" tanya Thomas setelah Hera dan Haidar duduk bersama mereka di ruang keluarga selama beberapa menit. Pertanyaan itu ditujukan untuk Hera."Sudah," jawab Hera singkat dengan perasaan yang mulai campur aduk. Ternyata ayah Haidar itu juga sudah tahu statusnya."Ah, syukurlah," tutur Thomas tersenyum si
Read more
87. Aku Akan Memperjuangkanmu
Happy reading...Cukup lama Haidar hanya terdiam di dalam kamarnya. Menatap ubin berwarna putih itu tanpa berpaling. Pikirannya kacau, dipenuhi oleh perjanjian konyol yang Hera dan ibunya lakukan.Kenapa mereka melakukan hal itu? Tidakkah mereka memikirkan perasaan Haidar? Semakin memikirkannya, pikiran Haidar malah semakin tak karuan. Pria itu bangkit lalu mengusak-usak rambutnya yang sedikit panjang hingga berantakan.Setelah mendengar ucapan Hera tadi, tanpa pikir panjang Haidar segera beranjak masuk ke dalam kamar. Bahkan dia sempat membanting pintu sebagai bentuk protesnya. Sungguh dia sangat kecewa namun sulit meluangkannya. Apalagi pada kedua sosok wanita yang sangat ia cintai dan hargai. Membuat pria itu memilih melarikan diri.Dan di sinilah Haidar sekarang. Terkurung di dalam kamar dengan emosi yang terpendam. Segelas wine kini bertengger di tangannya. Haidar meneguk minumannya hingga menyisakan sedikit di dasar gelas tinggi itu.Tok ... Tok ... Tok ...Haidar hanya menoleh
Read more
88. Kepercayaan Yang Memudar
Happy reading..."Kau baru pulang?" Jayden sedikit kaget mendengar sambutan yang kurang ramah mengalun cepat masuk ke rungunya."Mama?" lirihnya pelan melihat eksistensi Jane dengan Elena yang berdiri di belakangnya. "Apa yang Mama lakukan di sini?" tanya Jayden kemudian melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah. Pria itu menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan sambil memijat lembut tengkuknya yang terasa sangat kaku. "Tentu saja menemui kalian. Memangnya apa lagi. Mama hanya punya kau dan Elena sekarang," jawab Jane mengikuti langkah Jayden hingga sekarang mereka bertiga duduk di ruang tamu. "Seandainya Mama tidak malu pada Hera, mungkin Mama akan ke sana saja untuk bertemu Juan. Mama sudah sangat merindukan cucu kesayangan Mama itu," lanjutnya membuat ekspresi rindu yang berlebihan.Jayden memutar bola matanya malas mendengar segala ocehan wanita yang ia panggil Mama itu. Sedikit bingung juga dengan tingkah Elena. Baru kali ini dia melihat wanita itu hanya diam saja. Bahkan
Read more
89. Menantu Idaman pt 2
Happy reading....Hari ini Hera dan Haidar berencana untuk pulang bersama ke Alatha. Saat berada di dapur untuk menyiapkan susu untuk Juan, Hera bertemu dengan Viona yang sepertinya baru saja bangun. Hera baru ingat jika sejak datang ke rumah Haidar dia belum sempat menyapa Viona karena keadaan wanita itu yang kurang memungkinkan. Lagi, Hera disibukkan dengan urusan pribadi juga. Bahkan Hera belum menyampaikan belasungkawanya."Selamat pagi, Viona," sapa Hera ramah. Hera bisa melihat jelas perubahan Viona sejak terakhir kali mereka bertemu. Sungguh, Hera merasa sangat kasihan pada gadis itu. Pasti sangat sulit baginya menghadapi kepergian sang Ayah. Apalagi Hera dengar Viona hanya punya Ayah tak ada lagi sanak keluarga dekat. Hanya keluarga Haidar satu-satunya tempat untuk ia lari.Viona mencoba untuk membalas senyuman Hera. "Selamat pagi. Kau akan membuat susu untuk anakmu?""Iya," jawab Hera singkat sambil mengangguk pelan.Tidak ada respon lagi. Viona sibuk membuat minuman hangat
Read more
90. Menantu Idaman Pt 3
Happy reading..."Bagiku apa yang Ibu lakukan bukanlah sebuah keegoisan namun sebuah bentuk perjuangan di mana Ibu sedang mempertahankan keluarga Ibu agar tidak sampai hancur."Anne begitu tersentuh mendengar kata-kata Hera. Entah sejak kapan putrinya jadi begitu dewasa. Anne merasa melewatkan momen penting itu. Tak hentinya Hera terus membuatnya bangga."Terimakasih, Hera," ujar Anne tulus."Terimakasih kembali, Ibu. Sudah menjadi orangtua terbaik," balas Hera. Tidak ada alasan untuknya menyalahkan sang ibu atas apa yang terjadi. Siapa yang mempercayainya saat dia difitnah oleh Jayden. Hanya Anne seorang. Jika bukan karena dukungan dari wanita itu, Hera ragu bisa sampai di titik di mana dia berdiri sekarang."Dan terimakasih juga sudah membiarkan saya berada dalam keluarga harmonis ini!" Ara ikut berceletuk mengundang tawa antara mereka bertiga."Jadi kriteria calon menantu idaman menurut Ibu yang seperti apa?" tanya Hera kembali ke topik utama pembicaraan."Jika kau mencintai pria i
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status