All Chapters of Terjebak Pernikahan Yang Salah: Chapter 101 - Chapter 110
126 Chapters
101. Prasangka
Happy reading...."Nyonya Elena bertemu dengan Nyonya Hera."Ucapan Roy sontak membuat Jayden yang sedang sibuk mengurus dokumennya mengalihkan fokusnya pada pria yang tengah berdiri di hadapannya."Elena bertemu Hera?" tanya Jayden lagi seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya."Iya, Tuan Jayden," jawab Roy."Ada urusan apa mereka sampai bertemu?""Maaf, Tuan. Tapi saya tidak mencaritahu sejauh itu. Apalagi jarak kami saat itu cukup jauh jadi saya tidak bisa mendengar pembicaraan mereka," jawab Roy menunduk karena pekerjaannya kurang sempurna kali ini. Untunglah Jayden memaklumi hal itu.Jayden menggerakkan jarinya menyuruh Roy untuk meninggalkan ruangan."Elena bertemu Hera? Ada apa?" gumam Jayden berpikir. Namun sekeras apapun Jayden memikirkannya tak ada alasan yang cukup kuat untuk membenarkan tebakannya. Hingga akhirnya Jayden bertanya sendiri pada istrinya, Elena."Katakan, Elena. Apa keperluanmu bertemu dengan Hera?"Elena tampak terkejut tapi wanita itu berhasil menut
Read more
102. Juan Anakku
Happy reading...."Jadi benar Juan adalah anakku?" Haidar masih belum percaya jika yang tertera dalam kertas itu sungguh benar.Juan adalah anaknya? Oh Ya Tuhan! Kenapa dia baru tahu sekarang?"Iya, Haidar. Aku juga tidak menyangka jika Juan adalah anakmu," kata Hera dengan mata yang juga berbinar.Sebelum melakukan tes Hera memang sudah memberitahu Haidar. Awalnya Haidar merasa ganjil dan bertanya kenapa Hera tiba-tiba ingin melakukan tes dan setelah Hera menjelaskan semuanya tentu saja dengan senang hati Haidar melakukan tes. Dan hasil yang didapat sungguh di luar dugaan Haidar."Pantas saja saat pertama kali bertemu dengan Juan aku merasa melihat diriku sendiri," kata Haidar mengusap lembut air matanya. Tanpa disangka-sangka pria itu menangis di sana. Terharu tepatnya. Hera sampai tak bisa menahan tawanya. Walau kasihan tapi raut wajah Haidar sungguh lucu."Ya ampun, Haidar! Kenapa kau sampai menangis seperti ini?" tanya Hera mengusap kepala Haidar bak anak kecil.Pria itu mendon
Read more
103. Katakan Semuanya
Happy reading....Taksi yang membawa Elena kini berhenti di depan rumah sakit. Wanita itu menghela napas pelan sebelum melangkah masuk. Tidak semudah yang dibayangkan. Elena datang di saat Sam harus melayani beberapa pasien. Dia sampai harus menunggu selama 20 menit hingga akhirnya dia bisa bertemu dengan Sam. "Hai, Elena!" sapa Sam ramah. Seperti biasanya.Elena hanya diam saja sampai dia kini duduk di depan meja kerja dokter muda itu. Sam sedikit mengerutkan keningnya melihat ekspresi Elena."Ada apa?" tanya Sam bersuara lagi."Sepertinya ada hal yang seharusnya kau katakan padaku. Namun hingga hari ini kau tidak mengatakannya," ujar Elena. "Kenapa, Sam? Kau takut aku akan marah atau ada alasan lain yang setidaknya bisa menjelaskan semuanya."Ah, sial! Apakah Elena sudah tahu? Jerit batin Sam bagai seorang pencuri yang tertangkap basah. Pria itu mencoba tenang dengan mengerjabkan matanya beberapa kali. Sam tahu jika cepat atau lambat Elena pasti akan tahu dan menuntut penjelasan d
Read more
104. Aku Sudah Gila
Happy reading...."Tolong bantu aku, Sam. Selama aku bisa hamil ... denganmu pun aku tidak keberatan."Sam membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang baru saja Elena katakan. Apalagi saat Elena kembali menyumpal bibirnya dengan ciuman yang semakin membuat gairahnya sebagai seorang pria bangkit. Namun Sam segera menyadarkan dirinya. Tidak. Ini salah.Sam mendorong tubuh Elena cukup kuat kali ini namun tak sampai menyakiti wanita itu hingga membuat tautan mereka terlepas."A-apa kau sudah gila, Elena?! Sadarlah ini perbuatan yang salah!" pekik Sam mengguncang tubuh Elena."Lalu apa yang harus aku lakukan?!" Elena ikut memekik dengan air mata yang kembali jatuh. "Jika aku tidak segera hamil maka aku akan kehilangan segalanya ... hiks. Aku akan kehilangan Jayden, Sam," ujar Elena tak sanggup lagi menahan sesak dalam dadanya.Sam yang awalnya marah, kini malah merasa iba melihat wanita itu menangis. Pria itu menarik Elena ke dalam pelukannya."Aku tahu. Ini pasti sangat sulit untukmu
Read more
105. Akhirnya Aku Menang
Happy reading...."B-bu Shila, apa yang Anda lakukan?" tanya Hera dengan suara bergetar."Kau dari mana saja? Lihat! Juan sampai menangis seperti ini," kata Shila menggendong Juan yang sedang menangis keras."Saya ba---""Cepat berikan ASI padanya. Saya tidak mau cucu saya sampai sakit karena terus menangis," potong Shila dengan cepat menyerahkan Juan dalam gendongan Hera.Tunggu!Apa?Hera tidak salah dengarkan? Shila memanggil Juan dengan sebutan 'cucu'? Saking terkejutnya Hera sampai bergeming di sana menatap Shila."Kenapa kau malah melamun, Hera?" Pertanyaan Shila akhirnya membuat Hera sadar dari keterkejutannya."I-iya. Aku akan menyusuinya sekarang," jawab Hera kemudian duduk di tepi tempat tidur. Shila juga ikut di sana. Memperhatikan Juan yang sedang meminum susu dari ibunya.Wanita paruh baya itu tersenyum gemas saat Juan menggenggam tangannya."Jangan menangis lagi, ya, Nak," gumam Shila menghibur Juan. Bayi lelaki itu tersenyum ditengah-tengah acara minum susunya. "Dia men
Read more
106. Sifat Asli Jayden
Happy reading....Jayden tertawa hambar melihat berita yang tengah disiarkan di televisi itu. Dia lengah membuat lawannya menyerang dengan mudah. Dia menoleh ke arah Elena. Wanita itu kaget dengan wajah yang sudah memucat."Lihat! Bukankah sudah kukatakan jika Hera berniat untuk balas dendam padaku," kata Jayden begitu kentara jika dirinya tengah marah besar sekarang. Elena melirik Jayden dengan tatapan tak percaya. Apakah benar ini ulah Hera? Tapi dari mana wanita itu tahu hal ini?Elena yang larut dalam pikirannya tak sadar jika Jayden kini menghampirinya dengan mata yang mulai menggelap. Tanpa bisa wanita itu hindari Jayden menghimpit tubuhnya. Tungkai Elena refleks melangkah mundur dan terhenti saat punggungnya menabrak ujung meja dengan keras."Akh!" Elena meringis kesakitan. Belum sempat dia 'menikmati' rasa sakit dipunggungnya, Jayden sudah memberi rasa sakit lain pada rahang wanita itu."Ja-Jayden ... akh! A--apa yang ka--kau lakukan?" tanya Elena dengan susah payah."Katakan
Read more
107. Dendam
Happy reading...Ruangan itu bak kapal pecah yang baru saja diterjang badai yang dahsyat. Kaca pecah dan kertas yang berserakan di mana-mana. Namun sosok yang saat ini sedang menelpon seseorang tidak begitu peduli karena dialah yang membuat ruangan itu berantakan."Ah, sial! Sebenarnya ke mana Roy," umpat Jayden melempar kasar ponselnya hingga layar ponsel itu pecah namun masih menyala. Pria itu mengerang frustasi sambil menatap layar televisi yang sejak tadi menyala. Berita tentang dirinya masih menjadi topik utama. Hanya ditambah dengan dirinya yang kini jadi buronan polisi.Tak pernah terbesik sedikitpun dalam benak Jayden jika semua usahanya selama ini akan hancur begitu saja hanya karena sebuah video sialan yang menunjukkan kejahatannya. Padahal dia sudah merasa begitu baik menyimpan rahasia. Ya. Tentu saja Jayden menjaga rahasia dengan baik. "Ini semua karena Elena. Sialan!" Pria itu masih beranggapan jika ini semua terjadi karena ulah Elena yang bekerja sama dengan Hera sebab
Read more
108. Masa Lalu Yang Kembali
Happy reading....Elena tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Terlebih sekarang dia hanya tinggal berdua saja dengan Michael. Sosok yang tak pernah dikenalnya namun datang membawa masa lalu yang coba Elena kubur dalam-dalam."Sudah hampir satu tahun aku mencari keberadaanmu," ujar Michael memecah keheningan antara mereka berdua."Untuk apa kau mencariku? Kita tidak punya hubungan apapun." Elena sudah mencoba untuk ramah namun mengingat jika pria di sampingnya itu adalah salah satu bagian dari ayah tirinya, Elena tidak bisa melakukannya."Bagimu. Namun bagi kami, kau tetap keluarga kami," tutur Michael membuat Elena terkekeh. Mengejek perkataan pria itu. Sungguh menggelikan sekali."Keluarga? Jika memang kalian menganggapku keluarga, Ibumu tidak akan datang dan menyiksaku." Suara Elena sedikit bergetar di akhir kalimatnya. Tiba-tiba saja ingatan saat istri pertama ayah tirinya datang setiap hari untuk memukuli serta menghinanya terlintas. Elena masih tidak bisa melupakan bagaimana wan
Read more
109. Sebuah Keluarga
Happy reading....Hera tersenyum manis saat masuk ke dalam ruangan itu. "Bagaimana keadaanmu?" tanya Hera setelah duduk di kursi."Sudah lebih baik," jawab Elena ikut tersenyum manis. "Kemana Haidar?" tanyanya balik. Merasa aneh saja karena kemanapun Hera pergi pasti akan akan Haidar bersamanya. Namun kali ini pria itu tak bersama Hera."Ada urusan mendadak," jawab Hera yang dijawab anggukan kepala oleh Elena."Lalu, bagaimana dengan keadaan Ibumu?" tanya Hera lagi membuat senyum yang semula terpatri di wajah Elena berangsur pudar.Setelah menemui sang Ibu, Elena memang langsung memberitahu Hera dengan tangis yang tak henti. Wanita meluangkan semua yang ia rasakan pada Hera. Seperti seorang adik yang mengadu pada kakaknya. Hubungan mereka semakin baik seiring berjalannya waktu. Keduanya seakan melupakan masa lalu dan memulai lembaran baru. Walau sekarang Elena masih terjebak dalam masa lalunya karena kehadiran sang ibu yang benar-benar mendadak."Aku tidak tahu," jawab Elena dengan wa
Read more
110. Lamaran
Happy reading....Beberapa hari kemudian....Haidar terlihat begitu tegang di balik kemudi mobil. Namun sebisa mungkin dia tetap terlihat tenang dan fokus menyetir. Sesekali matanya melirik ke arah ponsel yang ia letakkan di sampingnya. Seakan menunggu seseorang menghubunginya."Haidar, kau baik-baik saja?" tanya Hera yang memang sudah sejak tadi memperhatikan tingkah Haidar yang menurutnya cukup aneh. Pria itu terlihat gelisah entah karena apa.Haidar menoleh sebentar ke arah Hera lalu tersenyum simpul. "Ya. Aku baik-baik saja," jawabnya."Benarkah? Tapi, wajahmu terlihat begitu tegang," kata Hera malah makin mendekat untuk melihat Haidar.Ah, sial! Jika sudah ditatap seperti itu Haidar tidak akan bisa berkutik."Su-sungguh, Sayang. Aku baik-baik saja," kata Haidar hanya melirik Hera lewat ujung matanya. Ingat, dia sedang menyetir.Sebenarnya Hera belum terlalu puas dengan jawaban Haidar apalagi saat menjawab pria itu juga sedikit terbata-bata. Namun mengingat mereka sedang dalam per
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status