All Chapters of Jade : The Mighty Amethys: Chapter 81 - Chapter 90
126 Chapters
Bagian 81 : Gwlad Enaid
Segalanya terasa terlalu cepat untuk bisa di terima dan di cerna oleh siapapun. Seluruh kejadian aneh yang tiba-tiba muncul lalu juga dalam sekejab menghilang tanpa jejak. Bencana yang terjadi tanpa sebab, kekuatan yang tiba-tiba muncul dalam diri mereka, dinding magis yang hampir tak mampu bertahan. Lalu kini, segalanya hilang. Seperti tidak terjadi apapun sebelumnya, selain fakta bahwa kedua pemuda itu masih berada di tempat mereka berdiri. Di tempat terakhir mereka mlihat sosok Cornus, sang Unicorn.“Kau melihatnya?” tanya Nerwin dengan suara yang setara dengan bisikan di telinga Kenneth yang tiba-tiba menjadi lebih sensitive.“Ya, tadi aku melihatnya,” jawab Kenneth sengaja mempertegas bahwa kini tidak ada apapun selain mereka berdua di tempat itu.Cornus menghilang, dinding magis mereka telah sirna, bahkan samudera di depan mereka juga telah tenang seperti sebelumnya.“Apa yang baru saja terjadi? Apakah gelombang tadi ny
Read more
Bagian 82 : The Exchange Secret
Tempat itu dipenuhi kabut tebal dan pekat. Sejauh mata memandang hanya ada asap putih yang mengelilinginya. Tanah di atasnya terasa terjal di telapak kaki telanjangnya, namun indera penciumannya bisa mencium aroma tanah basah dan harus segar daun yang di selimuti embun. Mengingatkan Rachel pada aroma hutan di pagi buta.Sebuah angina berhembus dan mendorong kabut di sekeliling Rachel. Rachel sedikit menutup matanya saat merasakan debu beterbangan di sekitarnya. Di sana, Rachel melihat tempat itu. Sungai besar dan air terjun tak jauh dari tempatnya berdiri, juga dua sosok yang telah Rachel kenal. Kailani Shore dan Rachel kecil. Di depan Rachel kini telah tersaji kejadian terakhir yang ada dalam ingatan Rachel. Hari dimana dia bertemu untuk pertama kali dengan Kailani.Tiba-tiba angina mendung terlihat di atas Rachel. Angin kembali berhembus, dan entang bagaimana arus sungai tiba-tiba semaki deras. Rachel melihat gadis kecil di depan Kailani meronta saat tubuh Kailani ti
Read more
Bagian 83 : The Last Descendant of Chevalier
Setelah berhari-hari terkunci, pagi ini gerbang Araceli di buka. Kelambu-kelambu yang menutupi jendela yang di ruangan itu mulai di s***k dan di lepaskan dari pengaitnya. Cahaya lilin yang telah menyala selama beberapa hari itu mulai di tiup satu per satu. Sedangkan sosok yang semeblumnya mengunci diri di dalam ruangan itu akhirnya kembali ke istananya. “Lord Nethras—“ “Tidak sekarang Vereena,” potong sang Lord saat pelayan istananya memanggilnya. Pria itu hanya berjalan lurus ke kamarnya dan mengabaikan panggilan dan sapaan setiap orang yang berpapasan dengannya. “Ada apa dengannya?” Lord Zathriel muncul di pintu istana kediaman Lord Nethras dan berjalan ke arah Vereena yang termenung menatap punggung Lord Nethras. Wanita itu menoleh dan tersenyum sambil menyapa sang Lord dan juga seorang bocah laki-laki di sampingnya, Aryan. “Saya juga tidak yakin, My Lord. Tapi sepertinya sesuatu telah terjadi,” jawab Vereena menanggapi pertanyaan Lord Zath
Read more
Bagian 84 : The Old Wounds
Rachel menatap gugusan pulau di depannya dengan mata nyalang. Perbukitan yang dikenalnya dan juga dermaga yang pernah dia lalui. Dari tempat Rachel berdiri, Rachel seakan bisa melihat seluruh pulau dalam satu frame luas yang tak pernah Rahel bayangkan keindahannya.“Kau yakin tidak ingin menemui mereka?” Adish, gadis itu berdiri di sisi Rachel dengan wajah khawatir.Rachel tak langsung menjawab. Gadis itu masih memandang hamparan surga yang terjaga di depannya. Tanah yang mungkin harusnya menjadi kampung halamannya yang lain, East Land. Rachel menoleh pada Adish dan menatap mata gadis itu sambil memberikan sebuah senyuman ringan.“Tidak perlu, aku hanya perlu memastikan sesuatu. Tidak usah mengganggu mereka,” balas Rachel.Rachel segera menaiki pu
Read more
Bagian 85 : Neith, The Goddes of Hunt
Rachel mengeluarkan snowdrop dari sarung penutupnya dan menggunakan ujung belati itu untuk melukai jemarinya. Tiga tetes darahnya jatuh di atas meja batu bulan sabit di depannya dan sekali lagi, darah Rachel jatuh di atas titik yang sama seperti yang dulu Lord Zathriel tunjukkan. Meskipun Rachel telah menjauhkan tangannya dari tempat itu, namun entah bagaimana darahnya tetap jatuh di sana.Rachel mengabaikan hal itu dan kembali melanjutkan tujuannya. Sejujurnya Rachel tidak tahu cara menggunakan benda di depannya, tapi Cornus mengatakan bahwa jika jiwa Rachel benar terikat dengan darah keturunan Moon Elf maka Rachel akan mengetahuinya. Rachel menatap langit senja di depannya yang telah menggelap. Perlahan satu per satu kerlip bintang mulai muncul menghiasi langit East Land juga hal yang paling ditunggu oleh Rachel, sang bulan.Rachel melihat snowdrop bercahaya
Read more
Bagian 86 : The General's Doubt
Kenneth membawa Nerwin menuju gua tempat para penduduk Abendbrise berlindung. Saat mereka tiba, Ervin telah menunggu mereka di mulut gua dengan wajah gusar.“Ada apa?” tanya Nerwin mendekati pemuda itu.“Ada masalah!”Kenneth dan Nerwin saling bertatapan lalu segera mengikuti Ervin masuk ke dalam gua.Di dalam gua, ratusan penduduk Abendbrise tengah berkumpul melingkari sebuah api unggun besar. Namun ada sebuah kerumunan di satu sudut gua, Ervin menuntun mereka ke sana. Lalu, di situlah Kenneth melihat tiga orang anak terbaring dengan mata terpejam.“Kami menemukan mereka di satu lorong gua dalam keadaan begini,” lirih Ervin.Nerwin berlutut dan
Read more
Bagian 87 : The New Path
Kenneth masih ingat, dulu di tempat ini Sang Putri menunjuknya sebagai pemimpin pasukan Vinetree di usia yang masih cukup muda, 14 tahun. Sosok yang dulunya diremehkan karena usia mudanya hingga akhirnya disegani karena kemampuannya. Di tempat ini, Kenneth dulu mendapatkan gelar kehormatannya. Mulai dari Komandan Muda klan Vinetree hingga Jenderal Utama Vinetree.Namun, hari ini Kenneth berdiri di ruangan itu untuk memeriksa sesuatu. Dia mencurigai sosok itu. Kenneth enggan, tapi otaknya terus berkata ada yang salah di sana. Kenneth tengah berdiri dan memeriksa beberapa dokumen di meja Putri Florian saat Samantah muncul di depannya dengan wajah datar khasnya.“Ada apa?” tanya Kenneth.Samantha mengeluarkan sebuah kotak perunggu kecil dan membukanya. Di dalamnya ada sebuah gungan coklat yang terbuat dari
Read more
Bagian 88 : The Figure Behind The Mist
Untuk kesekian kalinya Kenneth kembali ke tempat itu, lembah elf pegunungan Mithre. Kenneth akui, dia mengenal tempat itu dari Putri Florian, tapi kini selain Lady Reagen dia tidak memiliki pilihan lain selain bertanya pada sang Elf. Kenneth kembali ke tempat itu dan melihat air terjun di tempat itu masih mengalir namun aliran airnya terlihat lebih sedikit dibanding sebelumnya.“Lebih banyak orang mengunjungi ku kali ini, sepertinya hari itu hampir tiba.”Sosok Lady Reagen muncul dari balik rimbunan tanaman gantung yang tumbuh di dekat dinding tebing. Masih dengan jubah putih panjangnya wanita itu mendekati Kenneth dan teman-temannya sembari tersenyum.“Apakah itu juga terjadi karena ramalan?” tanya Kenneth sambil menunjuk ke arah air terjun yang hampir mengering.
Read more
Bagian 89 : The New Lady of Chevalier Clan
Rachel membuka matanya saat merasakan cahaya sentuhan hangat cahaya matahari di permukaan kulitnya. Gadis itu mengerjapkan mata dan memandang kelambu putih yang beterbangan di terpa angina pagi di sekitarnya. Aroma lavender dan mawar liar tercium oleh indera penciumannya saat dia menarik nafas dalam memenuhi dadanya yang terasa sesak.Sedikit rasa pening masih terasa di kepalanya tapi Rachel mampu mengabaikannya. Rachel meraih sebuah jubah putih yang disampirkan di kaki ranjang tempatnya tidur dan turun menuju balkon di ruangan tersebut. Di depannya, matahari terbit tengah menyambutnya dengan sinar hangat yang rasanya telah lama tidak ia temui.“Apakah ini yang dirasakan setiap orang yang bangun di East Land, bukankah ini akan memberikan candu bagi siapapun,” gumam Rachel pada dirinya sendiri.Rachel tid
Read more
Bagian 90 : New Responsibility
Rachel memandang pedang di tangannya dan mengingat percakapannya dengan Lord Nethras. Pria itu mengatakan bahwa sebentar lagi ramalan sang Emerald akan terjadi dan Amethyst yang Agung akan bangkit. Lord Nethras mengatakan bahwa Amethyst hanyalah sebuah bentuk kekuatan yang dipilih oleh sosok itu, namun wujud asli dari pemilik kekuatan tersebut adalah sosok yang di lihat Rachel di aula Guardians, Neith the Goddess of Hunt. ‘Aku tidak memiliki apapun untuk melindungimu dari masa depan yang penuh teka-teki. Akan tetapi, jika kau bersedia maka kau bisa menggunakan seluruh kekuatan Lord of Moon Elf sebagai pelindungmu.’ Dengan satu kalimat itu, Lord Nethras menyerahkan pedang Moonstone-nya dan juga mengangkat Rachel sebagai Lady of Chevalier. Bahkan Lord Nethras tidak menunggu Rachel untuk menerima atau menolak tawaran tersebut.
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status