Semua Bab As You Wish: Bab 41 - Bab 50
84 Bab
OPENED EYES
“Eoh, Ji Eun disini, bawa dokternya kesini saja.”Ia mengambil tisu dan menekan luka Ji Eun di tangan. Tampaknya luka ini bekas infus yang ia cabut.Hwan menatap Ji Eun.Wanita ini tampak begitu pucat dan tirus dengan mata yang cekung.“Bagaimana ini ?, bahkan sampai saat ini tak ada perasaan cinta yang muncul. Aku hanya bisa marah dan sedih saat melihatmu,” Ujar Hwan pelanBayangan tubuh Ji Eun yang berlumur darah dan jatuh diatas mobilnya masih terasa jelas. Napasnya serasa terhenti ketika melihat Ji Eun saat itu, dan tiba – tiba saja wanita ini berada di kantornya.Dalam keadaan yang sangat kacau.Hwan menyibak anak rambut Ji Eun yang menjuntai.“Kenapa kau masih bertahan di sisiku ?, kenapa kau percaya dengan semua ancamanku dan menuruti perintahku ?, kenapa kau diam saja meski kau kesakitan ?,” Tanya Hwan.Hwan meraih selimut tipis yang selalu ada di dekat meja kursinya dan
Baca selengkapnya
TRY MY BEST
Kondisi Ji Eun kian membaik, bicaranya sudah jelas dan obat – obatannya berkurang. Tinggal obat – obatan untuk membantu menyembuhkan depresinya.Selama beberapa hari, Hwan disibukkan oleh pekan raya ASEAN, dan ia akhirnya bisa pulang. Ia masuk ke dalam kamar Ji Eun dan wanita itu tak ada disana.Dimana Ji Eun ?.Hwan melangkah menuju balkon, ia disambut rambut kecoklatan Ji Eun yg berkibar, sementara wanita itu duduk di kursi roda, dengan infus menancap di tangannya.Hwan berdehem, tanpa mengucapkan sepatah katapun.Ji Eun pun menoleh.“Eoh, kau sudah datang, aku akan siapkan air hangat. Kau pasti Lelah sekali,” Ujar Ji Eun sambil berusaha memutar kursi rodanya.Hwan menahan kursi roda Ji Eun dan menariknya ke dekat tempat Hwan duduk.“Kau baik – baik saja  ?,” Tanya Hwan.Senyum Ji Eun mengembang dengan mata berkaca – kaca, sudah lama sekali ia tak melihat sorot mata
Baca selengkapnya
BATTLE
Ji Eun sudah mendapatkan list kegiatan dari Jae Hee semalam, ia lupa kalau ia memang punya kewajiban dobel, sebagai supervisor di kantornya dan juga sebagai istri presdir.Dan kebetulan sekali hari ini, ketujuh istri presdir dari tujuh perusahaan terbesar akan berkumpul. Ji Eun memutuskan untuk berkenalan dengan mereka semua. Ia sengaja tidak muncul pagi ini karena sibuk bersiap.Sementara Yuri dan Hwan keluar dari kamar sambil bergandengan.“Silahkan sarapannya, tuan,” Ujar Ahjumma.“Ji Eun masih tidur ?,” Tanya Hwan.“Anio, dia sedang memandikan Ji Hwan sepertinya,” Ujar Ahjumma.“Hmm, biasanya ia sudah turun,” Gumam Hwan.Ji Eun mencoba menghubungi Lee samunim, ia salah satu istri termuda dan mereka kerabat jauh.Wanita itu bernama Lee Jiah, dan dia mencoba menghubunginya untuk datang bersama, ini kali pertama dan dia masih sangat gugup.Ji Eun berputar – putar ent
Baca selengkapnya
HESITATE MAN
“Daepyonim, ada beberapa email terkait ajakan Kerjasama dari beberapa perusahaan,” Ujar pria berkacamata itu.“Ye ?, beberapa perusahaan ?,” Tanya Hwan heran sembari meraih kertas yg disodorkan.Pria berkacamata itu adalah Jeon Jaemin, sekretaris Hwan.Lalu apa jabatan Yuri ?.Yuri hanya sekretaris bayangan agar hubungannya dengan Hwan tertutupi, tapi ia juga melakukan beberapa pekerjaan seperti melakukan negosiasi dengan pihak – pihak yg kontra dengan perusahaan.“Kosmetik ?, cabang kosmetik kita mendapat banyak permintaan Kerjasama ?, omo, sedang ada acara apa belakangan ini ?,” Tanya Hwan.“Yang kutahu ada pertemuan para istri,” Jawab Jaemin.“Eoh, daebak. Baru kali ini Yuri berhasil sehebat ini.”“Tapi Daepyonim, aku tidak melihat Yuri-ssi di siaran pagi ini, Samunim yg datang,” Ujar Jaemin seraya menyerahkan ponselnya.“Sa..samunim ?
Baca selengkapnya
CRUELTY
Suasana menegangkan itu juga terasa bagi bayi yg akan segera berusia setahun itu Ji Hwan yg sedang asyik bermain tiba – tiba terdiam. Ia memandang sekitar dan berusaha keluar dari tempat bermainnya.Seolah tahu kalau ibunya sedang terancam.“Eomma !.”“Ahjumma, tolong bawa Ji Hwan, kalian kembalilah ke rumah belakang,” Ujar Ji Eun pelan kepada Ahjumma.“Ji Eun-ah..”“Pergilah ahjumma.”“Wae, ada apa Yuri ?, kenapa kau berantakan sekali ?,” Tanya Hwan lagi.“Chagiya,” Yuri berjalan dengan mata berkaca – kaca mendekati Hwan.“Dia mempermalukanku di hadapan para istri presdir, aku tadi datang kesana dan Ji Eun sudah ada disana. Ketika aku datang, mereka menatapku sinis dan bilang aku jalang, chagiyaa..”“Lalu ?.”“Mereka menjelek – jelekkanku dan melempariku dengan barang – barang, mereka bila
Baca selengkapnya
LEE HWAN
Hwan menutup pintu kamarnya dengan kasar lalu menguncinya, napasnya meburu dan ia merasa begitu bimbang. Ia kini begitu kalut dan dikuasai amarah.“Choi Ji Eun, Shin Yuri...,” Gumamnya sambil menggeram.Ia mendekati meja kerjanya dan menjatuhkan semua barang di meja, mengacak – acak semua hal yg ada di hadapannya dan menendang kursi.Lalu terduduk di sudut ruangan.“Lee Hwan sadarlah !, apa yg terjadi !, ada apa dengan kedua wanita itu !?,” Pekiknya.Ia kembali tertunduk sambil mengingat apa saja yg baru saja terjadi.“Dia mempermalukanku di hadapan para istri presdir, aku tadi datang kesana dan Ji Eun sudah ada disana. Ketika aku datang, mereka menatapku sinis dan bilang aku jalang, chagiyaa..”“Lalu ?.”“Mereka menjelek – jelekkanku dan melempariku dengan barang – barang, mereka bilang kau wanita yg sangat buruk. Saat aku bertanya ap
Baca selengkapnya
HER HEART
Cukup lama Hwan terdiam namun rasa kantuk belum menguasainya. Nampaknya si kantuk terkalahkan dengan kegelisahan.Pernikahannya dengan Ji Eun beranjak ke tahun kedua. Tidak ada anniversary atau hal spesia apapun yang mereka lakukan berdua. Ia bahkan mungkin akan melewatkan ulang tahun Ji Eun juga.Hanya ulang tahun Ji Hwan, putranya, yang ia ingat.“Tok..Tok.. daepyonim.”“Masuk.”Hwan mendapati seorang wanita paruh baya berdiri tak jauh darinya ketika ia membuka mata.“Ada apa ?, Ahjumma ?,” Tanya Hwan.“Ada surat untuk Daepyonim,” Ujar Ahjumma sambil menyerahkan kertas kecil berwarna kuning.“Dari siapa ?.”“Baca saja, aku turun dulu,” Pamit Ahjumma.“Eoh, ahjumma !,” Hwan mengerutkan dahinya. Meski ahjumma lebih tua, bagaimanapun dia tuannya. Kenapa buru – buru sekali pergi ?.Hwan membuka kertas kecil itu.&
Baca selengkapnya
MEDUSA
Ruang tamu bernuansa marmer dan berlian itu tampak sangat berantakan, beberapa botol whiskey dan wine berserakan.Sudah bisa ditebak siapa yg sedang dalam kondisi seperti ini, bukan ?.“Kau tidak mengawasinya saat di RS,” Ujar Jin Goo.“Itu sudah lewat !, aku sedang melakukan hal lain Ketika Ji Eun koma karena jatuh !,” Jawab Yuri kesal.“Masih banyak cara membunuhnya, sebelum Hwan menyadari perasaannya,” Ujar Jin Goo.“Yeobo, kau punya tugas juga, bagaimana bisa keparat itu mendapatkan informasi tentang kita, BAGAIMANA ?!.”“PRANNG !,” sebuah gelas pecah lagi.“Berhenti memecahkan gelas, kau bisa terluka,” Ujar Jin Goo.“Kau tidak marah, hah ?!.”“SHIN YURI !. Tidak ada yg bisa kau lakukan dalam keadaan marah seperti ini !, kau hanya akan merusak barang – barang dan tidak bisa berpikir jernih, kita harus pikirkan rencana beri
Baca selengkapnya
GOT WORSE
Jae Hee dan ahjumma menyusul ketika Hwan sudah terduduk di lantai.“Daepyonim, duduklah di atas, dingin,” Ujar Ahjumma.Hwan beranjak setelah Jae Hee membantunya berdiri.“Apa yg terjadi, dokternya belum keluar ?,” Tanya Ahjumma.Belum juga dijawab pertanyaan Ahjumma, seorang dokter keluar dengan pakaian bedah.“Keluarga ?.”“Ne, ada apa dok ?.”“kondisi pasien saat ini adalah,”“Terdapat genangan darah sebanyak 1,5 L di perut samunim, kami harus mengoperasinya, tolong tanda tangani berkas,” Ujar Dokter.“Ge..genangan darah ?.”Dengan tangan bergetar Hwan meraih kertas itu dan menandatanganinya.“Dokter..,” Panggil Hwan.“Ne ?.”“Tolong selamatkan istriku..,” Pinta Hwan lirih.“Ne, kami akan berusaha sebisa kami,” Ujar Dokter.Hwan kembali terduduk d
Baca selengkapnya
NEXT DAY
Hwan memustuskan untuk merawat Ji Eun, karena hampir semua pekerjaannya bisa diwakilkan. Ia hanya akan pergi ke kantor untuk urusan yg tidak bisa diwakilkan.Jae Hee sudah mengganti supir Hwan dengan seorang bodyguard bernama Park Taehoon.Sudah hampir seminggu Ji Eun dirawat, belum ada tanda – tanda kesadarannya, tapi kata dokter konsisinya semakin membaik meski perkembangannya lambat.“Daepyonim..”“Omo, ketuk dulu pintunya,” Ujar Hwan yang terkejut ketika pintu ruangan terbuka.“Maaf , aku membawa handuk dan baju ganti untuk samunim, ada titipan dari Yuri biseonim,” Ujar So Dam.“Apa itu ?.”“Kimbap,” Ujar So Dam.“Ah, biseonim bilang telpon dia kalau kau sudah makan kimbapnya,” Ujar So Dam.“Ne, gomawo.”Hwan sangat menyukai Kimbap meski ia terbiasa dengan makanan yg lebih mewah, kimbap selalu mengingatkannya pada suasana
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status